BogorJabodetabek

SD Negeri Campedak Cijeruk Minim Ruang Kelas dan Sarana Air Bersih

Spread the love

IMG-20160301-WA0005

BERIMBANG.COM, Bogor – Selama puluhan tahun, peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Campedak di Kampung Babakan RT 1 RW 7, Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dengan menggabungkan dua Rombongan Belajar (Rombel) dalam satu ruang kelas.

Menurut Kepala Sekolah, hal itu terpaksa dilakukan karena terbatasnya ruang kelas yang dimilikinya. Selain itu, Sekolah ini juga tidak memiliki sarana air bersih. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan air, setiap hari para siswa dan guru disekolah ini terpaksa membawa air dari rumah masing – masing.

Kepala Sekolah Dasar Negeri Campedak, Yati Maryati S.Pd, mengatakan, bahwa pihaknya terpaksa menggabungkan dua Rombel dalam satu ruangan, dengan memberi dinding penyekat dari kayu diantaranya. Hal itu terpaksa dilakukan, karena sekolahnya hanya memiliki tiga ruang kelas bagi enam Rombel.

“Ya, sebenarnya kondisi ini membuat tidak kondusif kegiatan belajar mengajar. Tapi apa boleh buat terpaksa kami lakukan agar hak didik para peserta didik di sekolah kami terlayani”, Ujar Yati Maryati, kepada Berimbang.com.

Lebih lanjut Kepala Sekolah itu menjelaskan, sebenarnya lahan SD Negeri Campedak masih cukup luas untuk membangun ruang kelas baru. Namun, entah kenapa hingga kini bantuan yang diharapkan belum juga kunjung datang ke sekolah ini.

“Luas tanah yang dimiliki sekolah kami mencapai dua ribu meter lebih dengan tiga ruang kelas, satu kantor guru dan wc. Dalam menyelenggarakan KBM, Kami memiliki enam orang guru,tiga orang PNS termasuk saya dan empat guru honorer. Sementara jumlah peserta didik kami sebanyak delapan puluh delapan orang”, jelas Kepala Sekolah.

Sementara itu, Apit Dahniar S.Pd, salah satu guru senior di SD Negeri Campedak menambahkan, sejak berdiri pada tahun 1983, sekolah ini tidak memiliki sarana air bersih. “Setiap hari kami bersama para siswa membawa air bersih dari rumah masing – masing. Kalo anak – anak bawa di botol kecil, kalo kami kadang bawa di dalam jerigen air. Selain itu, selama musim penghujan ini kami juga terpaksa menampung air hujan, untuk memenuhi kebutuhan cuci kakus”, tambah Apit.

Pihak sekolah berharap, ada perhatian dari pemerintah daerah untuk dua point kesulitan yang dihadapinya selama ini. (Raden Supriyadi)

Tinggalkan Balasan