Penulis: admin berimbang

Depok

Sinergi Kota Depok dan DPRD Jabar, Pradi Supriatna : Setu Jadi Sorotan, Air Tanah Dibahas Serius

BERIMBANG.com,Depok – Optimisme terhadap pemanfaatan potensi air di Kota Depok mencuat dalam kunjungan kerja Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat ke Balai Kota Depok, Senin (21/04/25). Bertempat di Ruang Edelweis, Wali Kota Depok Supian Suri menyambut langsung rombongan yang dipimpin oleh Pradi Supriatna, didampingi Pj. Sekda Kota Depok serta sejumlah OPD terkait.

Dalam sambutannya, Supian Suri menyoroti pentingnya pemanfaatan setu sebagai aset strategis kota. Bukan hanya sebagai kawasan resapan air, tetapi juga potensi ekonomi, wisata, hingga olahraga.

Baca juga: PT. Tirta Asasta Depok Sosialikan Dampak Penggunaan Air Tanah Berlebihan Bagi Lingkungan

> “Depok punya banyak setu besar. Jangan hanya jadi tempat tampung air, tapi juga bisa mendongkrak ekonomi warga,” ujarnya penuh harap.

Tak hanya soal setu, kunjungan ini juga membahas isu serius: perizinan air bawah tanah dan pengelolaan air bersih oleh PDAM Tirta Asasta. Salah satu perhatian utama adalah potensi besar Kali Pesanggrahan yang melintasi Sawangan, Limo, dan Cinere. Sayangnya, sampai saat ini, Depok belum mengantongi izin resmi untuk pemanfaatan air dari kali tersebut.

> “Kami ingin sinergi ini membuka jalan agar Depok bisa kelola airnya secara mandiri dan maksimal,” tambah Supian.

Sementara itu, Pradi Supriatna dari DPRD Jabar menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas pemerintah. Ia mendorong agar seluruh isu strategis, terutama soal pengelolaan air, digarap serius dengan asas keadilan dan manfaat langsung bagi masyarakat.

> “Kita ingin bantu secara tepat sasaran. Tapi semua dimulai dari data, perizinan, dan komitmen bersama. Air adalah kebutuhan pokok, harus dikelola bijak,” tegas Pradi.

Pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak awal penguatan sinergitas antara Pemkot Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Harapannya, berbagai potensi sumber daya air di Kota Depok bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan dan optimal untuk kepentingan warga.

iik

Bogor

Viral! Korban Dugaan Asusila oleh Kades Pabuaran Bongkar Fakta Mengejutkan: “Kami Dijebak”

BERIMBANG.com, Bogor – Kasus dugaan asusila yang menyeret nama Kepala Desa (Kades) Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, kembali mencuat setelah seorang wanita bernama Elli mengungkapkan kronologi kejadian yang dialaminya bersama rekannya, Fani. Dalam sebuah keterangan di rumah tokoh agama, KH Zainal Abidin dan didampingi dengan tokoh lainnya, Elli membeberkan fakta-fakta mengejutkan yang mengarah pada praktik manipulatif dan dugaan pelanggaran etik oleh sang kades dan perantaranya, Aden Deden.

Baca juga: Mencoreng Nama Baik Desa, Warga Minta Bupati Bogor Copot Kades Pabuaran

Menurut pengakuan Elli, kejadian bermula saat ia dan Fani bertemu dengan Aden di kawasan Sentul. Dari pertemuan tersebut, mereka diajak ke sebuah hotel dan diberi minuman oleh teman Aden. Elli menyebut dirinya sempat meminta kejelasan soal bayaran yang dijanjikan, namun tak kunjung terealisasi.

Baca juga: Miris, Aksi Protes Copot Kades Pabuaran Berbuntut Laporan Polisi

Saya dicokokin minuman sama temen saya. Saya minta bayaran ke teman Aden, jawabannya katanya ini semua yang bayar si lurah,” ujar Elli dalam video klarifikasi.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Elli mengaku dirinya dan Fani malah ditinggalkan begitu saja oleh Aden setelah diajak ke sebuah Indomaret, lalu kabur lewat tol.

Ternyata dia kabur, masuk ke tol. Kita gak bawa e-tol, sampai minta tolong ke mobil belakang. Emang bener dia ninggalin kita,” katanya. Kemarin dihadapan warga dan tokoh masyarakat.

Tak hanya itu, Elli juga mengungkap bahwa pihak keluarga Aden sempat mendatangi rumahnya melalui seorang teman, namun pertemuan itu pun tak membuahkan penyelesaian. Bahkan setelah Elli diminta datang ke Polres untuk memberikan keterangan, pihak terduga pelaku tidak menunjukkan itikad baik.

Saya pernah menerima bayaran sebesar 5 juta. Teman saya dijanjiin uang 100 juta untuk klarifikasi/bantahan bahwa berita itu hoax, tapi gak ada realisasinya,” tambah Elli.

Lebih lanjut, Elli menyebut bahwa rekannya, Fani, pernah dijebak oleh pihak Aden untuk membuat klarifikasi palsu yang menyatakan bahwa sang Kades tidak pernah melakukan tindakan asusila terhadapnya. Dalam klarifikasi itu, Fani diminta menyebut bahwa pemberitaan media adalah hoaks dan tidak sesuai kenyataan.

Pernyataan Elli ini langsung menjadi sorotan publik, khususnya warga Kabupaten Bogor, yang mendesak agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi para korban.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepala Desa Pabuaran maupun aparat terkait. Kasus ini pun masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Iik

Bogor

Masjid UIII: Simbol Modernitas dan Spiritualitas Ramah Lingkungan di Tengah Kampus Peradaban

BERIMBANG.com, Depok — Di tengah hamparan hijau kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), berdiri megah sebuah masjid yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga simbol arsitektur masa depan: modern, inklusif, dan berwawasan lingkungan.

Masjid Kampus UIII yang berada di kawasan Cimanggis, Depok, ini mencuri perhatian sejak pertama kali berdiri. Tanpa kubah. Tanpa ornamen mewah. Tapi justru di situlah letak pesonanya—kesederhanaan yang berkelas, mencerminkan Islam yang membumi dan merangkul zaman.

Dengan luas total 4.217 meter persegi, masjid dua lantai ini mampu menampung hingga 1.880 jemaah. Interiornya lapang berkat konsep ruang terbuka. Lantai satu diperuntukkan bagi jamaah pria, sementara lantai dua menjadi ruang nyaman untuk jamaah wanita. Karpet biru keemasan yang lembut membentang, menciptakan suasana damai dan teduh bagi siapa pun yang beribadah.

Yang paling mencolok? Deretan tulisan Rahmatan Lil Alamin yang menghiasi hampir seluruh dinding luar masjid. Sebuah pesan kuat bahwa masjid ini hadir bukan hanya untuk satu golongan, tapi untuk seluruh alam.

Material bangunannya menggunakan marmer abu-abu dengan corak alami, menghadirkan kesan hangat dan tenang. Tanpa menggunakan AC, masjid ini tetap sejuk berkat sirkulasi udara yang dirancang cerdas dan pencahayaan alami dari sinar matahari. Saat malam tiba, lampu hemat energi mengambil alih peran, menjadikan masjid ini benar-benar ramah lingkungan.

Tak heran jika bangunan ini berhasil mengantongi Sertifikasi Final EDGE Advanced dari Green Building Council Indonesia. Sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmen UIII dalam mewujudkan kampus berkelanjutan.

Masjid ini berdiri dalam zona inti kampus UIII, berdampingan langsung dengan gedung rektorat. Kampus yang didirikan berdasarkan Perpres No. 57 Tahun 2016 ini memang sejak awal digagas sebagai pusat kajian peradaban Islam global. Pembangunannya mengusung tujuh prinsip, termasuk ikon masa depan, harmoni dengan alam, dan komunitas ilmiah.

Masjid Kampus UIII bukan sekadar tempat sujud—ia adalah wajah Islam Indonesia yang progresif, sejuk, dan siap menyapa dunia.

Jabodetabek

“Sampah Menumpuk, Warga Frustrasi: Mantan DPRD Depok Kritik Keras Ketidakpedulian Pemkot”

BERIMBANG.com, Depok – Masalah sampah di Kota Depok semakin mengkhawatirkan dan tak kunjung mendapat solusi nyata. Mantan anggota DPRD Depok, Mansuria, melontarkan kritik tajam terhadap Pemerintah Kota Depok yang dinilai abai dalam menangani krisis sampah yang semakin membludak.

Baca juga: Darurat Sampah di Depok: TPA Cipayung Disegel, Truk Antri Panjang Tak Bisa Buang Muatan

“Inilah potret nyata warga yang setiap hari membuang sampah di Jalan Raya Pondok Duta ujung, dekat Jalan Raya Bogor. Mereka sudah kehabisan akal. Sampah di rumah menumpuk, tempat pembuangan penuh. Mau dibuang ke mana lagi?” ujar Mansuria melalui telepon selulernya. Minggu (20/4/2025).

Baca juga: Depok Darurat Sampah: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Ia menyoroti lemahnya ketegasan Pemkot Depok dalam menindak pembuang sampah sembarangan dan kurangnya edukasi yang tepat sasaran kepada masyarakat.

“Pemkot Depok perlu diberi masukan. Harusnya mereka belajar dari daerah lain yang berhasil mengelola sampah, bahkan bisa dijadikan gas, kompos, hingga pembangkit energi. Tapi ini, jangankan inovasi, peduli saja tidak,” tegasnya.

Mansuria juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika krisis ini terus dibiarkan, warga bisa saja melakukan aksi ekstrem seperti yang sempat viral di media sosial—membuang sampah langsung ke halaman kantor pemerintah.

“Saya sudah bahas ini sejak masih menjabat. Jangan sampai masalah sampah ini jadi bom waktu. Kalau tak ada langkah nyata, bisa saja warga sewa truk dan buang sampah ke kantor Pemda,” kata dia.

Sebagai solusi, ia mengajak masyarakat dan LSM untuk menggelar forum diskusi yang dapat menjadi wadah masukan positif bagi pemerintah kota. Ia juga mendorong penyuluhan intensif kepada RT dan RW agar kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap pengelolaan sampah bisa meningkat.

Efendi

Depok

Darurat Sampah di Depok: TPA Cipayung Disegel, Truk Antri Panjang Tak Bisa Buang Muatan

BERIMBANG.com, Depok – Depok – Permasalahan sampah di Kota Depok semakin memprihatinkan. Berdasarkan informasi yang diterima Berimbang.com, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung mengalami kondisi sangat krodit dan tidak lagi mampu menampung limbah rumah tangga dari warga. Parahnya lagi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyegel lokasi tersebut untuk jangka waktu enam bulan ke depan.

Baca juga : Sampah Bukan Sekadar Kotoran, Tapi Cermin Kepemimpinan di Depok

Akibat penyegelan dan kelebihan kapasitas ini, antrean panjang truk-truk sampah dengan plat merah maupun hitam mengular di sekitar lokasi TPA. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa kembali tanpa sempat membuang muatan karena TPA sudah tidak mampu menerima sampah lagi.

“Kondisinya memang sudah penuh. Armada pengangkut tidak bisa masuk, apalagi dengan jumlah sampah yang terus bertambah tiap harinya,” ungkap salah satu petugas lapangan yang enggan disebutkan namanya. Belum lama ini.

Krisis ini diperparah dengan minimnya armada pengangkut. Jumlah truk dan mobil tronton yang tersedia tidak sebanding dengan volume sampah harian warga Depok. Banyak sampah akhirnya menumpuk di lingkungan permukiman dan pinggir jalan karena keterlambatan pengangkutan.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pemerintah Kota Depok diharapkan segera mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengatasi darurat sampah ini, termasuk mencari lokasi alternatif TPA atau menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Efendi

Jabodetabek

Punya Kucing Jantan di Rumah? Pemkot Depok Sterilisasi Gratis

BERIMBNG.com, Depok – Warga Depok, ada kabar baik nih! Dalam rangka HUT ke-26 Kota Depok, Pemkot kasih hadiah spesial buat kamu dan si empus tercinta: STERILISASI GRATIS untuk kucing jantan!

Stop berantem, stop keluyuran cari pacar, dan hidup jadi lebih tenang.
Program ini diadakan oleh DKP3 Kota Depok dan berlangsung dari 23–25 April 2025 di Gedung Perpustakaan Balai Kota Depok.

Buruan daftar online!
Buka di: https://puskeswan.depok.go.id
Mulai: Senin, 21 April 2025 jam 11.00 WIB
Cuma 150 kuota! (50 kucing per hari)

Syaratnya?

  • Kucing jantan, minimal usia 9 bulan
  • Kondisi sehat
  • Bawa KTP & KK Kota Depok
  • Kucing harus datang pakai pet cargo + alas
  • Siap tanda tangan persetujuan medis
  • 1 orang = 1 kucing

Catatan penting: Kalau daftar tapi gak datang tanpa kabar selama 2 hari, bakal di-blacklist dari program selanjutnya. Jadi jangan PHP, ya!

Baca juga: Posyandu Kasih Ibu Satu RW 01 Kelurahan Jatijajar Laksanakan Bulan Imunisasi Anak Nasional 2022

Ayo, sterilkan si kucing kesayangan sekarang!
Biar makin sehat, anteng, dan nggak keluyuran lagi. Demi dia, dan kenyamanan kita semua!

Red

Jabodetabek

Wakil Wali Kota Depok Ultimatum Restoran SBI: “Kalau Satpol PP Nggak Bisa Bongkar, Saya yang Turun Tangan!”

BERIMBANG.com,Depok – Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, menegaskan komitmennya dalam menegakkan aturan perizinan terhadap seluruh pelaku usaha di wilayahnya. Hal ini menyusul adanya temuan pelanggaran oleh Restoran Sambal Bakar Indonesia (SBI) yang diduga menutupi papan nama (plang) menggunakan material gipsum.

Baca juga:Heboh! Plang Peringatan Bangunan Tak Berizin Restoran SBI Diduga Dihilangkan, Forkabi Depok Angkat Suara

Dalam pernyataannya yang disampaikan melalui sambungan telepon seluler pada Jumat (18/4/2025), Chandra meminta agar Satpol PP Depok segera bertindak untuk membongkar penutup papan nama tersebut yang dianggap melanggar ketentuan.

“Saya minta Satpol PP segera buka penutup plangnya. Kalau belum juga dibuka, saya perintahkan untuk bongkar. Kalau Satpol PP nggak bisa buka plang, biar saya yang bongkar sekalian sama bangunannya,” tegas Chandra.

Menurutnya, tindakan penutupan plang tersebut merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap regulasi yang berlaku, khususnya terkait perizinan usaha dan transparansi informasi kepada publik.

Tidak berselang lama dari pernyataan Chandra, pantauan di lapangan menunjukkan bahwa Satpol PP Depok langsung merespons instruksi tersebut. Sekitar pukul 13.00 WIB, Jumat (18/4/2025), petugas terlihat mulai melakukan pembongkaran penutup papan nama yang menutupi plang resmi milik Restoran SBI.

Langkah cepat ini diapresiasi sebagai bukti nyata keseriusan pemerintah kota dalam menjaga ketertiban dan supremasi hukum, terutama dalam dunia usaha.

Chandra pun menambahkan bahwa pihaknya tidak akan segan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang mencoba menghindari aturan.

“Kita ingin menciptakan iklim usaha yang sehat. Tidak bisa dibiarkan jika ada yang mencoba-coba menyiasati aturan,” ujarnya.

Hingga saat ini, Pemerintah Kota Depok masih menunggu klarifikasi dan tindak lanjut dari manajemen Sambal Bakar Indonesia terkait pelanggaran perizinan yang dimaksud.

Efendi

 

Jabodetabek

Heboh! Plang Peringatan Bangunan Tak Berizin Restoran SBI Diduga Dihilangkan, Forkabi Depok Angkat Suara

BERIMBANG.xom, Depok – DPD Forkabi Kota Depok melalui Bidang Hukum dan Politik menyoroti dugaan pelanggaran hukum serius oleh Restoran Sambal Bakar Indonesia (SBI). Masalahnya? Plang peringatan bangunan tak berizin yang dipasang Pemkot Depok ditutup kain.

Baca juga : Puluhan Alfamart Tidak Berijin, Komisi A Minta  Pemkot Depok Beri SP

Menurut Guntur Saputra, SH, Ketua II Bidang Hukum dan Politik Forkabi, tindakan itu bukan cuma melanggar aturan, tapi juga dianggap sebagai pelecehan terhadap marwah hukum Pemerintah Kota Depok.

“Ini bentuk pembangkangan hukum,” tegas Guntur, Jumat (18/04/2025).

Plang tersebut sebelumnya dipasang karena restoran itu diduga belum memiliki sejumlah izin penting seperti IMB, IPR, Izin Lingkungan, dan HO. Forkabi juga mengklaim akan melaporkan oknum dinas perizinan dan pihak-pihak yang terlibat dalam dugaan pembongkaran plang tersebut.

Forkabi mendesak agar:

  • Plang peringatan segera dipulihkan,
  • Proses perizinan diselesaikan sesuai aturan,
  • Oknum yang terlibat diusut tuntas.

Guntur juga mengingatkan bahwa ini bukan sekadar pelanggaran administratif, tapi potensi kejahatan hukum yang bisa menciptakan preseden buruk jika dibiarkan.

“Hukum harus ditegakkan, tidak boleh ada yang kebal aturan,” tegasnya.

Efendi

 

Jabodetabek

Depok Darurat Sampah: Siapa yang Bertanggung Jawab?

BERIMBANG.com, Depok – Kota Depok sedang tidak baik-baik saja. Persoalan sampah kini menjadi krisis yang nyata. Data dari Dinas Lingkungan Hidup (DLHK) Kota Depok menunjukkan bahwa produksi sampah harian kota ini mencapai 1.200 ton per hari. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 800 ton yang dapat diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung—yang kini sudah dalam kondisi kritis dan nyaris melebihi kapasitas maksimalnya.

Baca juga : UPT Pengelolaan Sampah Wilayah 3 Ciawi Mendapatkan Tiga Unit Penggantian Kendaraan Baru

Lantas, ke mana perginya sisa 400 ton sampah setiap hari? Jawabannya ada di mana-mana: menumpuk di TPS yang tak terangkut, berserakan di pinggir jalan, atau tercecer di sungai dan saluran air. Situasi ini bukan hanya soal estetika kota, tapi juga ancaman serius bagi kesehatan dan lingkungan. Kasus penyakit berbasis lingkungan, seperti diare dan ISPA, berisiko meningkat drastis bila kondisi ini terus dibiarkan.

Baca juga : Sampah Menumpuk, Wajah Depok yang Kian Kusam

Tentu publik bertanya-tanya: siapa yang harus bertanggung jawab?

Secara struktural, tanggung jawab utama memang ada pada Pemerintah Kota Depok, terutama DLHK. Mereka bertugas memastikan sistem pengelolaan sampah berjalan efektif—mulai dari pengangkutan, pemilahan, hingga pengolahan akhir. Namun, minimnya armada dan kurangnya fasilitas pengolahan membuat sistem ini tak mampu mengimbangi laju produksi sampah warga yang terus meningkat.

Namun, di sisi lain, perilaku masyarakat juga tak bisa diabaikan. Studi oleh Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat pada 2023 mencatat bahwa lebih dari 70% warga Depok tidak memilah sampah rumah tangga. Rendahnya kesadaran lingkungan ini memperparah beban sistem pengelolaan sampah yang sudah rapuh. Banyak program seperti bank sampah atau kompos rumah tangga tidak berjalan karena minimnya partisipasi.

Solusi jangka pendek mungkin bisa dilakukan—misalnya, kerja sama dengan daerah sekitar untuk penampungan sementara atau penambahan armada pengangkut. Tapi tanpa reformasi sistemik dan perubahan perilaku masyarakat, krisis ini akan menjadi siklus tahunan yang tak kunjung selesai.

Maka, pertanyaan “Siapa yang bertanggung jawab?” seharusnya tidak hanya diarahkan ke satu pihak. Pemerintah harus lebih serius dan transparan dalam mengelola sampah, menyediakan fasilitas yang memadai, serta mengedukasi warga secara konsisten. Warga pun harus mulai mengubah kebiasaan konsumsi dan mulai memilah sampah dari rumah.

Krisis ini adalah tanggung jawab kolektif. Jika kita masih saling menyalahkan, maka tidak lama lagi kita akan hidup dalam kota yang tidak hanya kotor, tapi juga sakit.

Penulis: [ Juli Efendi]

Jabodetabek

Bentrok Kelompok di Jalan Raya Bogor, Polisi Amankan Tujuh Orang

BERIMBANG.com, Depok – Sore yang semula tenang di kawasan Jalan Raya Bogor, Depok, mendadak ricuh. Kamis (17/4/2025), sekitar pukul 18.00 WIB, bentrok antar kelompok pecah dan nyaris melumpuhkan lalu lintas di jalur Cibinong–Depok.

Dari video yang beredar, sejumlah pria terlihat membawa balok kayu. Mereka tersebar di badan jalan, bahkan memblokade jalur utama. Kendaraan yang datang dari arah Bogor ke Depok terpaksa berhenti atau melaju pelan karena takut terjebak dalam kericuhan. Pengendara motor terlihat ragu-ragu, banyak yang memperlambat laju sambil memantau situasi.

Baca juga:Kapolda Jatim Mengecek Posko DVI dan Cold Storage di RSUD Haryoto Lumajang

Kapolsek Sukmajaya, AKP Rizki Firmansyah, mengatakan bahwa bentrokan bermula di dekat lahan ruko, namun kemudian meluas hingga ke tengah jalan. “Sempat menutup sebagian jalan, karena warga dan pengendara memilih untuk berhenti atau menghindar,” ujarnya di lokasi kejadian.

Situasi kini telah dinyatakan kondusif. Polisi masih berjaga di sekitar Simpangan Depok untuk memastikan tak ada kericuhan susulan. Arus lalu lintas dari kedua arah—Cibinong ke Depok dan sebaliknya—sudah kembali normal, meski masih menyisakan kekhawatiran dari warga yang melintas.

Polisi berhasil mengamankan tujuh orang yang diduga terlibat dalam insiden tersebut. Meski belum diketahui pasti pemicu bentrok, pihak berwenang telah memulai penyelidikan lebih lanjut. Sejauh ini, tidak ada laporan korban jiwa maupun luka serius.

“Untuk sekarang, jumlah yang kami amankan tujuh orang. Korban sementara tidak ada, tapi tetap kami dalami lebih lanjut,” tutup Rizki.

iik