Penulis: admin berimbang

Jelajah Desa

Barang Wisatawan Raib di Parkiran Puncak Darma, Keamanan Geopark Ciletuh Dipertanyakan

BERIMBANG com, Sukabumi – Seorang wisatawan asal Bogor, Deny Negara Irawan, mengalami kejadian tak menyenangkan saat berwisata ke kawasan Puncak Darma, Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Satu tas ransel dan tenda miliknya hilang saat ia tinggalkan di atas sepeda motor yang diparkir.

Deny mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Geopark Ciletuh untuk “healing” menikmati keindahan alam. Namun kejadian kali ini membuatnya kecewa.

“Saya sering ke sini, tempatnya indah banget. Tapi baru kali ini saya jadi korban. Motor saya parkir di atas,tenda di atas jok. Pas balik, semuanya sudah raib,” ungkap Deny kepada Minggu (23/6).

Menurut Deny,Tenda untuk camping pinggir pantai hilang,jadi saya tidur di penginapan agak kurang seru.

Ia menyayangkan tidak adanya sistem keamanan yang memadai di lokasi wisata populer tersebut.

“Sayang banget. Geopark sebagus ini tapi nggak ada petugas parkir, nggak ada CCTV. Harusnya pihak pengelola atau desa lebih serius soal keamanan,” katanya.

Lokasi Populer, Pengawasan Minim

Puncak Darma merupakan salah satu titik tertinggi di Geopark Ciletuh, yang dikenal dengan lanskap Teluk Ciletuh berbentuk tapal kuda. Lokasinya yang berada di ketinggian 230 mdpl sering jadi tujuan utama wisatawan untuk berswafoto dan menikmati matahari terbenam.

Namun minimnya pengawasan kini menjadi sorotan. Banyak warganet yang ikut menyesalkan kejadian tersebut dan meminta aparat setempat bertindak.

Imbauan bagi Pengunjung

Kasus ini menjadi peringatan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Geopark Ciletuh:

Jangan meninggalkan barang berharga di atas kendaraan.

Gunakan kunci tambahan dan pengaman untuk barang bawaan.

Waspadai lingkungan sekitar dan jangan ragu melapor jika melihat gelagat mencurigakan.

Awak media masih menunggu pernyataan resmi dari aparat desa Girimukti maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi terkait kejadian ini.

(Deny)

BogorDepok

Sambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah Pemerintah Kecamatan Cijeruk Gelar Pawai Obor Yang Di Ikuti Ribuan Warga

BERIMBANG.COM, BOGOR – Semarak menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriyah terasa hangat di Wilayah Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Ketika warga dari masing – masing Desa se-Kecamatan Cijeruk mengikuti Pawai Obor yang digelar malam ini, Kamis (26/6/2025).

Acara ini menjadi bagian dari tradisi tahunan Pemerintah Kecamatan Cijeruk dan masyarakat dalam menyambut datangnya 1 Muharram dengan penuh suka cita dan nuansa religius.

Acara 1 Muharram yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kecamatan Cijeruk itu, sangat di apresiasi oleh Ketua Paguyuban Cipelang Herang, sehingga ikut serta dalam memeriahkannya dengan mengerahkan semua Anggotanya dan menugaskan Satuan Tugas (Satgas) untuk membantu pengamanan serta mengatur lalulintas demi kelancaran acara tersebut.

“Paguyuban Cipelang Herang selalu mengutamakan pada setiap kegiatan keagamaan demi meningkatkan keimanan dan ketakwaan sebagai umat Muslim. Tahun Baru Islam atau 1 Muharram adalah momen penting bagi umat Muslim untuk merenungkan makna hijrah dan memperbarui niat dalam menjalani kehidupan sesuai ajaran Islam. Selain itu, 1 Muharram juga menjadi waktu untuk berintrospeksi diri, memperbanyak amal ibadah, dan mempererat tali silaturahmi,” ungkapnya Ketua Paguyuban Cipelang Herang H. Deni Saputra, Sh. Saat berlangsungnya acara.

Acara 1 Muharram 1447 Hijriyah ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Camat (Sekcam) Cijeruk, Muhammad Fachrulah, S.Sos, M.Si, yang hadir mewakili Camat Cijeruk Moch Sobar Mansoer, S.IP, M.Si. Dalam sambutannya, Sekcam menekankan pentingnya menjadikan momentum Muharam sebagai pendorong perubahan positif bagi masyarakat.

“Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari semangat kebersamaan masyarakat Kecamatan Cijeruk dalam menumbuhkan nilai-nilai religius. Mari jadikan tahun baru Islam ini sebagai momentum memperkuat akhlak, solidaritas sosial, serta menjadikan Cijeruk lebih mandiri dan berdaya,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Wakapolsek Cijeruk AKP Sutopo Pranolo, SH, Para Kepala Desa, Bhabinkamtibmas, Babinsa, Ketua MUI Kecamatan Cijeruk, Ketua KUA Kecamatan Cijeruk beserta jajaran, serta perwakilan organisasi kepemudaan seperti KNPI dan Karang Taruna.

Pantauan Berimbang.com dilokasi, suasana kemeriahan dengan pawai obor yang diikuti oleh seluruh Kepala Desa se-Kecamatan Cijeruk bersama ribuan warganya, sehingga sepanjang jalan Kantor Kecamatan Cijeruk dan halaman Kantor Kecamatan seketika menjadi lautan cahaya obor, disertai lantunan sholawat. Puncak acara ditandai dengan Cijeruk Bersholawat yang dipimpin para Tokoh Agama dan Ustadz kondang asal Kabupaten Bogor.

(Na)

Jabodetabek

Kyai NU Depok Ajak Wartawan Jaga Akhlak dan Etika Informasi di Era Digital

BERIMBANG.com, Balaikota Depok – Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, KH. Achmad Solechan, atau yang akrab disapa Kyai Alech, hadir memberikan tausyiah dalam Pengajian Bulanan Majelis Taklim Balai Wartawan (MT. Balwan) Kota Depok yang digelar pada Kamis (26/6/2025) di Sekretariat Balai Wartawan Kota Depok.

Dalam tausyiahnya, Kyai Alech menekankan pentingnya akhlakul karimah (akhlak mulia) sebagai landasan dalam setiap aktivitas, khususnya di bidang jurnalistik. Menurutnya, wartawan memiliki peran strategis sebagai penjaga nilai-nilai kebenaran di tengah derasnya arus informasi digital yang kian sulit dibendung.

“Tembok-tembok tebal itu tidak akan mampu membendung kekuatan para jurnalis jika mereka bersatu dengan kekuatan ilmu, pena, dan akhlak,” tegas Kyai Alech di hadapan jamaah yang mayoritas merupakan insan pers Kota Depok.

Ia mengingatkan, transformasi digital telah memungkinkan siapa saja menjadi penyebar informasi. Namun, kemudahan itu justru menuntut tanggung jawab moral yang lebih besar agar informasi yang tersebar tidak merusak nilai kemanusiaan dan kebangsaan.

Lebih lanjut, Kyai Alech menyinggung keteladanan Rasulullah SAW saat menaklukkan Kota Mekkah. Meski pernah dihina dan diperangi, Nabi Muhammad justru menunjukkan akhlak luhur dengan memberikan maaf, bahkan kepada musuh besarnya seperti Abu Sufyan.

“Ini bukan sekadar kisah sejarah, tapi pelajaran moral. Di tengah era media yang penuh ujaran kebencian, wartawan justru harus menjadi penyejuk dan penjaga etika informasi,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa profesi wartawan bukan hanya menyampaikan fakta, tapi juga membawa misi moral dalam membangun peradaban berakhlak.

“Semoga melalui pengajian seperti ini, kita saling menguatkan dan menjaga keutuhan bangsa dengan tulisan dan sikap yang mencerminkan akhlakul karimah,” tutupnya.

Ketua MT. Balwan Kota Depok, Adie Rakasiwi, mengungkapkan rasa syukurnya atas terlaksananya pengajian yang bertepatan dengan momen pergantian Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Ia berharap pengajian ini menjadi momentum mempererat silaturahmi di kalangan wartawan.

“Alhamdulillah, pengajian bulanan MT. Balwan Kota Depok dipenuhi jamaah. Semoga semangat Tahun Baru Islam membuat kita semua lebih rajin mengaji dan menjaga ukhuwah,” katanya.

Sementara itu, Ustadz Syahruddin El-Fikri, selaku guru tetap Majelis Taklim Balwan, mengajak jamaah untuk bermuhasabah dan memohon ampunan di awal tahun hijriah.

“Mari kita sambut tahun baru ini dengan hati bersih, semangat baru, dan tekad memperkuat nilai-nilai keislaman serta semangat kebangsaan di kalangan insan pers,” pungkasnya.***

Jelajah Desa

Truk Dinas Buang Sampah Sembarangan di Lahan Warga Ciadeg

BERIMBANG.com, Cigombong– Tumpukan sampah plastik, sisa makanan, dan limbah hotel menggunung di sebidang lahan kosong milik warga di Kampung Lengis, RT 01 RW 09, Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Pemandangan ini bukan ulah oknum tak dikenal, melainkan truk pengangkut milik UPT Pengelolaan Sampah Wilayah III Ciawi, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pengelolaan lingkungan.

Insiden pembuangan sampah itu terjadi pada Rabu dini hari, 25 Juni 2025, sekitar pukul 03.00. Truk bernomor polisi F 8169 H itu disebut membawa limbah dari Hotel 5G Resort di Desa Warung Menteng. Alih-alih membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) resmi, sopir truk justru membuangnya di lahan terbuka tanpa izin.

“Ketika kami bangun pagi, tumpukan sampah sudah ada di sana. Bau menyengat dan lalat langsung menyerbu,” ujar salah satu warga sekitar

Warga pun bergerak cepat. Ketua RT setempat melayangkan protes dan meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait. Malam harinya, sekitar pukul 19.30, truk yang sama datang kembali dan mengangkut tumpukan sampah tersebut.

Namun insiden ini menyisakan tanda tanya. Mengapa truk pengangkut sampah milik pemerintah bisa dengan mudah membuang limbah sembarangan?

Pemerhati lingkungan di kawasan Cigombong menilai kasus ini sebagai ironi dalam tata kelola sampah. “Ini bukan soal teknis semata, ini soal tanggung jawab. Jika pihak UPT sendiri yang membuang sembarangan, bagaimana masyarakat bisa percaya dan mau disiplin dalam urusan sampah?” ujar aktivis komunitas Lingkungan Hidup.

Data dari anggaran daerah Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa pengelolaan sampah sudah dialokasikan dana rutin setiap tahun, termasuk untuk transportasi dan pembuangan akhir. Warga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja UPT Ciawi dan menuntut sanksi tegas bagi pelaku.

“Kalau tidak ditindak, besok-besok bisa terulang lagi. Jangan sampai lahan warga dijadikan TPA dadakan hanya karena malas atau ingin cepat,” kata seorang ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar lokasi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor terkait kejadian tersebut.

(Deny Negara Irawan)

Daerah

Wakil Wali Kota Depok Siap Mundur Jika Terbukti Ada Praktik Titip Siswa, Komunitas Arema: Jangan Hanya Gertak Sambal!

Depok, Berimbang.com — Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah, menyatakan komitmennya untuk mundur dari jabatannya jika terbukti masih ada praktik jual-beli bangku sekolah di wilayah Kota Depok. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sebuah video yang kini beredar luas di media sosial.

“Pegang ini janji saya, omongan saya. Kalau nanti setelah kami dilantik, masih ada praktik jual beli bangku sekolah di Kota Depok, maka saya orang pertama yang akan mengundurkan diri sebagai wakil wali kota Depok,” ujar Chandra dalam rekaman video yang diunggah di laman Facebook salah satu warga.

Pernyataan tegas itu sontak menuai perhatian publik, terutama para pemerhati pendidikan. Pasalnya, di tengah musim Sistem Penerimaan Murid Baru ( SPMB), keluhan mengenai praktik “titipan siswa” kembali mencuat. Bahkan, diketahui seorang oknum guru di salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Depok telah dikenakan sanksi administratif oleh Pemerintah Kota Depok karena terbukti terlibat dalam praktik titip-menitip siswa.

Menanggapi polemik tersebut, Anton Sujarwo, Pembina Komunitas Arek Malang (Arema), turut angkat suara. Ia menilai janji pengunduran diri Chandra Rahmansyah harus dikawal oleh publik dan tidak hanya dijadikan retorika politik semata.

> “Saya mengapresiasi keberanian Chandra Rahmansyah dalam menyatakan sikap. Tapi jangan sampai itu hanya jadi gertak sambal. Kalau memang terbukti ada praktik titip siswa dan jual-beli bangku, ia harus menepati ucapannya,” ujar Anton saat dihubungi Berimbang.com, Rabu (26/6).

Anton menambahkan, praktik titip siswa dan jual-beli bangku adalah bentuk kejahatan pendidikan yang mencederai keadilan bagi siswa lain yang berjuang lewat jalur resmi.

> “Ini bukan hanya soal moral pejabat, tapi soal keadilan sosial. Rakyat kecil yang tidak punya koneksi, jadi korban sistem yang semrawut,” tegasnya.

Pemerintah Kota Depok melalui Dinas Pendidikan menyatakan tengah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan SPMB, serta memperkuat pengawasan di tingkat sekolah agar kejadian serupa tidak terulang.

Chandra Rahmansyah belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait pernyataan mundur yang ia lontarkan, terutama pasca mencuatnya sanksi terhadap oknum guru yang terlibat praktik titipan siswa. Publik kini menanti, apakah janji itu akan ditepati atau hanya menjadi catatan di dunia maya.

iik

Jelajah Desa

Akibat Perkelahian Antar Pemain Bola, Pemain Laporkan Ke Polisi,Turnamen Tugujaya DiBatalkan.

BERIMBANG.com,Cigombong – Turnamen sepak bola antar kampung bertajuk Tugujaya Cup Di Desa Tugujaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor berakhir ricuh beberapa minggu lalu. Pertandingan antara tim Kampung Citugu dan Cibogo berubah menjadi perkelahian antar pemain. Salah satu korban dari tim Citugu mengaku dipukul dan memilih melapor ke polisi.kamis( 26/25)

Insiden terjadi saat pertandingan babak kedua berjalan beberapa menit. Adu mulut antar pemain merembet ke aksi saling dorong hingga pemukulan. Suasana pun makin tak terkendali.

Panitia pertandingan dinilai gagal mengendalikan situasi. Tidak ada pengamanan, tidak ada mediasi cepat. Bahkan, saat kondisi makin memanas, panitia memilih menghentikan turnamen.

“Pertandingannya diliburkan dulu,” ujar salah satu panitia kepada wartawan.

Keputusan ini menuai kritik. Warga menilai panitia tidak siap menggelar kompetisi skala desa yang melibatkan dua kampung besar.

“Kalau hanya bisa bilang diliburkan, itu namanya lari dari tanggung jawab,” kata salah satu tokoh pemuda Citugu.

Yang lebih disorot adalah sikap Kepala Desa Tugu Jaya. Saat konflik terjadi, warga menilai kades tidak bisa menyelesaikan masalah tampil sebagai penengah.

“Padahal ini konflik warga sendiri. Tapi kepala desa terkesan diam. Harusnya hadir dan jadi jembatan perdamaian, bukan hanya menonton,” lanjut sumber tersebut.

Salah satu korban, yang merupakan pemain dari Kampung Citugu, telah membuat laporan ke pihak kepolisian. Ia merasa tidak mendapat perlindungan dan keadilan jika masalah ini hanya diselesaikan secara adat.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kepala Desa maupun panitia terkait kelanjutan Tugujaya Cup dan penanganan kasus ini.

(Abah Salawasna)

Jabodetabek

Pejabat Tidak Transparan, WhatsApp Wartawan Diblokir Kasat Pol PP Depok

Oleh: Juli Efendi

BERIMBANG.com, Depok – Di tengah semangat reformasi birokrasi dan tuntutan keterbukaan informasi publik, sikap Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasat Pol PP) Kota Depok, Dede Hidayat, menjadi ironi yang menyakitkan. Bukannya menjadi garda terdepan dalam menegakkan aturan dan menertibkan pelanggaran, Dede justru menunjukkan perilaku yang bertolak belakang dengan semangat pelayanan publik: menutup komunikasi dengan media, bahkan sampai memblokir WhatsApp wartawan.

Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini adalah persoalan integritas jabatan dan tanggung jawab moral seorang pejabat publik. Ketika bangunan liar menjamur di depan mata—yang seharusnya menjadi prioritas penindakan Satpol PP—justru dibiarkan tanpa tindakan tegas. Bahkan, saat para jurnalis mencoba mengonfirmasi dan menanyakan tindak lanjut dari bangunan-bangunan liar tersebut, tidak ada respons. Bukan hanya diam, tapi akses komunikasi pun diputus. WhatsApp wartawan diblokir, seolah kritik dan pertanyaan adalah ancaman.

Perilaku seperti ini mencerminkan ketertutupan dan ketidakprofesionalan. Bukankah pejabat publik dibayar oleh rakyat dan berkewajiban melayani kepentingan publik, bukan malah bersembunyi di balik tembok kekuasaan? Jika keberadaan media sebagai pilar keempat demokrasi saja diabaikan, bagaimana mungkin publik bisa berharap adanya transparansi dan akuntabilitas?

Bangunan liar bukan sekadar persoalan fisik. Ia simbol dari pembiaran, ketidaktegasan, dan dugaan praktik tak sehat yang mengendap di balik meja birokrasi. Ketika lembaga penegak Perda pun bersikap lunak atau bahkan tidak bersuara, masyarakat patut curiga: apakah ada kompromi di balik pembiaran tersebut?

Kasat Pol PP Depok semestinya memberikan klarifikasi terbuka, bukan justru memblokir komunikasi. Jika wartawan pun dibungkam, maka suara rakyat telah dibunuh dalam diam. Kita butuh pejabat yang hadir, bukan yang bersembunyi. Kita butuh aparat yang menegakkan aturan, bukan yang memilih bungkam dan lari dari tanggung jawab.

Kota Depok pantas mendapatkan pemimpin yang transparan, responsif, dan berani menghadapi kritik. Bukan pejabat yang alergi pada pertanyaan dan memilih memblokir kebenaran.

Depok

Penertiban Bangunan Liar di Juanda Mandek, Ada Apa dengan Pemkot Depok?

Depok | Berimbangcom — Penertiban bangunan liar (bangli) di Jalan Juanda Depok kembali molor tanpa kejelasan, meski sebelumnya dijadwalkan sudah dibongkar dua hari lalu. Ketidaktegasan Pemerintah Kota Depok dalam menegakkan Peraturan Daerah kembali menuai kritik warga.

Anton Sujarwo, tokoh masyarakat Depok sekaligus pembina Komunitas Arek Malang (Arema), mempertanyakan sikap Pemkot yang dinilai pilih kasih dalam menjalankan aturan.

> “Informasinya dua hari lalu harusnya dibongkar, tapi sampai hari ini tidak ada tindakan. Jangan tembang pilih dong,” tegas Anton kepada wartawan, Rabu (25/6/2025).

Lebih dari sekadar molor, Anton juga menuding adanya praktik tidak sehat di balik mandeknya penertiban. Ia menyebut ada dugaan “bagi-bagi hasil” dari praktik sewa lahan ilegal yang mencapai ratusan juta rupiah di atas jalur pipa gas milik Pertamina.

“Itu lahan berbahaya, tapi dipakai usaha atas dasar bayar sewa ke oknum tertentu. Ini jelas mengandung unsur pidana dan bisa melibatkan pejabat tinggi di Depok,” ujarnya lagi.

Rapat koordinasi terakhir yang digelar Pemkot Depok, dipimpin langsung oleh Pj Sekda Nina Suzana, disebut telah menyepakati penertiban. Namun, keputusan pelaksanaan masih menggantung di tangan Satpol PP Kota Depok.

Hingga berita ini diturunkan, Kepala Satpol PP Dede Hidayat belum memberikan keterangan resmi.

Sementara itu, pihak Pertamina Gas menyatakan siap menertibkan bangunan liar tersebut lantaran berada di atas jalur pipa aktif yang berpotensi membahayakan publik. Bahkan sosialisasi penggusuran telah dilakukan dengan dukungan Kodim Depok.

Yang mengejutkan, sejumlah pemilik bangunan menunjukkan bukti kwitansi sewa lahan ilegal yang ditandatangani Ketua K3D berinisial HF. Nilai sewa bervariasi antara Rp 10 juta hingga Rp 100 juta.

“Saya bayar Rp 10 juta ke HF dan J, tapi ditagih lagi. Saya tolak, apalagi katanya dijamin setahun tidak akan digusur,” ungkap seorang pemilik rumah makan yang enggan disebut namanya.

Kasus ini bukan sekadar soal bangunan liar, melainkan mengarah pada dugaan mafia lahan dan pemalakan publik secara terstruktur. Ketegasan Pemkot Depok kini diuji.

iik

Bogor

Kapolres Bogor Resmi Berganti, AKBP Wikha Ardilestanto Gantikan Rio Wahyu

BERIMBANG com, Bogor – Mabes Polri melakukan rotasi jabatan strategis, salah satunya di Polres Bogor. AKBP Wikha Ardilestanto resmi menggantikan AKBP Rio Wahyu Anggoro sebagai Kapolres Bogor. Mutasi ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1422/VI/KEP./2025 yang diteken pada 24 Juni 2025.

Wikha Ardilestanto merupakan lulusan Akpol 2007 dengan rekam jejak prestasi di sejumlah penugasan elit. Sebelum diangkat sebagai Kapolres Bogor, ia menjabat Kasubbag Bungkol Kapolri di Spripim Polri.

Sementara itu, AKBP Rio Wahyu Anggoro dipromosikan menjadi Kabagdalpers Biro SDM Polda Metro Jaya. Promosi ini menjadi bagian dari penyegaran organisasi di internal Polri.

( Yosef)

Daerah

33 SMP Swasta di Depok Kini Gratis! Solusi Gagal Masuk Negeri atau Sekadar Tambal Sulam?

BERIMBANG.COM – Depok | Pemerintah Kota Depok akhirnya merilis program Rintisan Sekolah Swasta Gratis (RSSG) sebagai solusi atas problem klasik: daya tampung SMP negeri yang tak kunjung cukup menampung lulusan SD tiap tahunnya.

Sebanyak 33 sekolah swasta resmi bergabung dalam program ini, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Pemkot Depok dan yayasan sekolah masing-masing.

“Ini bentuk komitmen kami agar tak ada anak Depok yang putus sekolah karena tidak lolos negeri atau tidak sanggup bayar sekolah swasta,” ujar Wali Kota Depok, Supian Suri, dalam konferensi pers, Selasa 24 Juni 2025.

Tambal Sulam atau Solusi Sistemik?

Meski tampak menjanjikan, program ini memunculkan pertanyaan: apakah ini solusi jangka panjang atau hanya penambal kebocoran sistem pendidikan di tingkat dasar?

Faktanya, masalah daya tampung sekolah negeri di Depok sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Setiap tahun, ribuan siswa gagal masuk sekolah negeri akibat kuota terbatas dan sistem zonasi yang menyisakan banyak polemik.

Kini, Pemkot berharap 2.500 siswa kelas VII bisa tertampung di sekolah swasta lewat skema gratis ini. Biaya operasionalnya ditanggung pemerintah, namun kualitas tetap menjadi tanggung jawab sekolah dan yayasan pengelola.

“Monitoring dan evaluasi berkala akan kami lakukan untuk memastikan mutu dan pemerataan,” kata Supian lagi.

Daftar 33 SMP Swasta Gratis di Depok

Berikut daftar lengkap sekolah swasta yang tergabung dalam program RSSG:

1. SMPIT Darul Barokah (Jatimulya)

2. SMP Gelora Depok (Grogol)

3. SMP Pelita Dua Depok (Pancoran Mas)

4. SMPIT Al-Yusufiyah (Pengasinan)

5. SMP Islam Al Hasanah (Pancoran Mas)

6. SMP Tarbiyah Islamiyah (Beji)

7. SMP Tirta Jaya (Tirta Jaya)

8. SMP Islam Nusantara (Pancoran Mas)

9. SMP Bina Adzkia (Serua)

10. SMP Islam Cakra Nusantara (Limo)

11. SMPIT As Shof (Kalimulya)

12. SMP Sholihin (Cilangkap)

13. SMP Islam Nurul Hayat (Bojong Pondok Terong)

14. SMP Islam Darul Quran (Bedahan)

15. SMPIT Al Muawwanah (Cimpaeun)

16. SMP La Royba Islamic School (Grogol)

17. SMPIT Misbaahussuduur (Jatimulya)

18. MTs Yayasan Ponpes Depok

19. SMP Cahaya Bangsa Nurul Huda (Tapos)

20. SMP Permata (Pancoran Mas)

21. SMP Islam Hidayatul Islam (Pasir Putih)

22. SMP 20 Mei Raudlatussaadah (Tugu)

23. SMPIT Maulana Abbasyiah (Bojong Pondok Terong)

24. SMP Fajar Plus (Cipayung)

25. SMP PGRI Depok Jaya

26. SMP Islam Arrihlah (Duren Seribu)

27. SMPIT Darus Sholihin (Bedahan)

28. SMP Tunas Bangsa (Kalibaru)

29. MTs Al Hidayah Arco (Duren Seribu)

30. SMP Musa Bhakti (Pengasinan)

31. SMP Karya Putra Bangsa (Cimpaeun)

32. SMP Said Yusuf (Rangkapan Jaya Baru)

33. SMP Hidayatul Athfal (Cinere)

 

Menjawab Kesenjangan atau Mengandalkan Swasta Lagi?

Program ini disebut sebagai langkah awal pemerataan pendidikan berkualitas, namun tak sedikit yang menilai bahwa pemerintah masih terlalu bergantung pada pihak swasta ketimbang memperluas sekolah negeri.

“Kalau terus-menerus swasta yang disuruh menyerap siswa, kapan sekolah negeri dibangun lagi? Jangan sampai negara lepas tangan hanya karena swasta mau diajak kerja sama,” kata seorang pengamat pendidikan lokal yang enggan disebutkan namanya.

Meski demikian, kehadiran sekolah gratis tetap membawa harapan bagi banyak keluarga yang tak mampu membayar biaya pendidikan.

“Yang penting anak saya sekolah, gratis, dan kualitasnya bagus,” ujar Dian, orang tua siswa asal Cimpaeun.

Harapan pun kini bertumpu pada pelaksanaan dan pengawasan program ini agar tak sekadar jadi proyek populis jelang tahun politik.

iik