Bogor

Pelecehan Seksual Di SMPN 1 Cigombong Bogor Diselesaikan Kekeluargaan, Dengan Tuntutan Oknum Guru Diberhentikan

Spread the love

BERIMBANG.COM, Bogor – Dugaan pelecehan seksual yang terjadi di SMP Negeri I Cigombong, Desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor yang di lakukan oleh oknum Guru Agama terhadap Siswinya sudah diselesaikan secara kekeluargaan, antara pihak sekolah dan keluarga korban dengan di dampingi aparat Pemerintah Desa Wates Jaya, Rt, Rw, dan Perwakilan Warga

Dengan adanya persoalan tersebut  pihak sekolah langsung menanggapi, dengan langsung mengunjungi pihak keluarga korban. Adapun tuntutan dari pihak keluarga korban dan warga,  oknum Guru Agama tersebut tidak lagi mengajar di SMP Negeri 1 Cigombong

“Tanpa ada paksaan dari pihak sekolah, keluarga korban menginginkan permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan, dengan tuntutan guru tersebut di keluarkan dari sekolah. Penyelesaian secara kekeluargaan yang di dasari demi untuk menjaga mental anak, hawatir kalau dilanjut mental anak akan terganggu,” ujar Rojai, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Cigombong, selasa (27/2/2024)

Siswi yang menjadi korban pelecehan seksual saat ini masih di istirahatkan di rumah, tetapi pelayanan pihak sekolah tetap diberikan serta pengawasan melalui instansi dan guru yang bersangkutan.

“Korban masih kita istirahatkan di rumah, untuk menjaga agar korban tetap tenang, meskipun belum aktif sekolah, tapi tetap pelayanan di sekolah kita berikan melalui pembelajaran jarak jauh dan pendampingan , baik dari KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia), guru BK, wali kelas mendampingi setiap hari,” ucapnya.

Sementara itu, untuk oknum Guru tersebut karena sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementrian Agama (Kemenag) yang di tugaskan di SMP Negeri 1 Cigombong semenjak tanggal 22 sudah di non-aktifkan

“Saya mengambil sikap sebagai pimpinan sekolah memberikan surat non-aktif kepada Oknum Guru tersebut, kemudin saya serahkan kembali ke Kemenag Kabupaten Bogor, yang kemudian akan di proses, masalah nanti kelanjutannya seperti apa itu sudah menjadi urusan mereka, kami tidak punya hak untuk ikut campur dalam mengambil keputusan itu karena sudah menjadi kewenangan mereka,” paparnya.

Walaupun sebelumnya kami selalu memberikan pembinaan kepada guru – guru yang ada di sekolah SMP Negeri 1 Cigombong, dengan adanya kejadian ini pihak sekolah pastinya  akan lebih ketat lagi dalam melakukan pembinaan

“Saya selaku pimpinan sekolah akan lebih ketat lagi dalam melakukan pembinaan untuk selalu menjaga etika dalam memberikan segi pembelajaran agar bersikap layaknya sebagai guru, dan kami sangat berharap kejadian ini tidak terulang kembali di lingkungan sekolah, kususnya di SMP Negeri 1 Cigombong,” pungkasnya.

(Na)

Tinggalkan Balasan