Kepengurusan Tagana Depok Tidak Jelas, Pelatihan Kampung Siaga Bencana Penuh Rekayasa
BERIMBANG.COM, Depok – Struktur Kepengurusan Tagana Dinas Sosial Kota Depok tidak jelas alias ngambang, hal ini terjadi sejak Tahun 2013 hingga saat ini.
Hal ini terungkap ketika Ahmad Bukhori Aktifis Pengurus Pemuda Tani Kota Depok yang juga pernah menjadi anggota Tagana mempertanyakan kaitan dengan keberadaan anggota Tagana Dinas sosial kota depok Kepada O Sudarya sebagai Pembina Tagana DinSos yang menjabat sebagai Kasie Bina Sosial.
Menurut O Sudarya kepada Wartawan Berimbang.com melalui Ahmad Bukhori menjelaskan, Tagana Dinas Sosial Kota Depok Saat ini anggota yang aktif berjumlah 60 Orang , yang aktif dalm kegiatan sebanyak 25 orang. Jumlah 60 orang termasuk anggota Tagana. Belum lama ini.
Masih menurut O Sudarya, struktur kepengurusan Tagana saat ini tidak berjalan sejak tahun 2013, hingga saat ini belum ada pembentukan kepengurusan. Hal ini terjadi disebab kan masih bingung menentukan Tagana ikut ke Forum Tagana atau Kementerian Sosial.
” Untuk pelaksana tugas dalam penanganan saat ini bila terjadi bencana banjir dan lain- lain di tunjuk berdasarkan Kepercayaan,” Ungkap O Sudarya.
Berkaitan dengann Anggaran Tagana Dinsos , O Sudarya Menjelaskan Anggaran diberikan oleh Pemerintah Kota Depok sebesar 100 juta rupiah dan bisa di gunakan jika ada kegiatan bencana.
Peralatan Seperti Perahu Karet, Mobil khusus dapur umum dan peralatan yang lain milik Dinas Sosial,Tagana hanya di pinjamkan.
Ketika O Sudarya di konfirmasi berkaitan uang Tali Asih dari Gubernur Jawa Barat Tahun 2015, menurutnya, sejumlah 25 orang Tagana Kota Depok yang Aktif pada tahun lalu sudah menerimanya.
” Uang Tali Asih dari Gubernur Jawa Barat Sebesar 1Juta rupiah di berikan ke anggota Tagana sebesar 800 ribu rupiah,” tuturnya.
Terpisah menurut Ahmad Bukhori, kepengurusan Tagana sangat janggal. Hal ini dimungkinkan terjadi KKN. Pasalnya dalam pelaksanaan tugas berkaitan dengan Pelatihan Kampung Siaga Bencana tahun 2015 di Sawangan Golf tahun lalu di duga di rekayasa.
” Pada saat Pelatihan KSB di Sawangan Golf tahun 2015 lalu di tunjuklah Panitia Pelaksana yang status kepengurusannya belum jelas. Hal ini di nilai di paksakan, seharusnya dibentuk dan di syahkan dulu kepengurusannya.
” Legalitas pengurus dan keanggotaannya aja belum kenapa mengadakan kegiatan Pelatihan pemantapan shellter, Sedangkan Pelatihan KSB yang di laksanakan sudah pasti menghabiskan anggaran,Pungkasnya.(Rahmat Budianto)