Penulis: admin berimbang

Jabodetabek

Aturan Masuk Sekolah Pukul 06.30 Dicabut di Bekasi, Warga Lega, Sebagian Tetap Dukung

Berimbang.com – Kota Bekasi | Pemerintah Kota Bekasi resmi menghentikan penerapan aturan masuk sekolah pukul 06.30 WIB untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah. Keputusan ini diambil setelah evaluasi yang dilakukan Pemkot menunjukkan kebijakan tersebut tidak cocok diterapkan di wilayah urban seperti Bekasi.

Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, mengatakan uji coba aturan yang sempat diberlakukan selama seminggu sejak 14 Juli 2025 ternyata menimbulkan sejumlah masalah, mulai dari kemacetan hingga tekanan psikologis bagi siswa dan orangtua.

“Berdasarkan hasil evaluasi, uji coba yang kami lakukan selama seminggu itu ternyata tidak pas. Kami sudah modifikasi kebijakan ini,” ujar Tri, Senin (21/7/2025).

Kini, jadwal masuk sekolah kembali dibagi menjadi dua: jenjang SMA tetap pukul 06.30 WIB, sementara SD dan SMP kembali ke pukul 07.00 WIB.

Keluhan dari Orangtua: “Terlalu Berat”

Yeni (45), warga Bekasi Selatan, salah satu orangtua murid SD, mengaku sangat terbebani dengan aturan lama. Ia harus mengatur waktu antar jemput dua anak SD dan mengurus bayi berusia satu tahun.

“Saya harus bangun sebelum subuh untuk nyiapin sarapan. Anak bontot juga harus dimandiin jam 6 pagi, kasihan kalau terus-terusan kayak gitu,” keluhnya.

Menurutnya, selain mengganggu pola tidur dan makan anak, kebijakan tersebut memaksa orangtua untuk mencari penitipan dadakan pagi-pagi buta.

Pendukung Kebijakan: “Anak Jadi Rajin dan Tidak Malas”

Namun, tak semua orangtua keberatan. Fitria (32), warga Bekasi Barat, justru mendukung aturan masuk pukul 06.30 WIB karena merasa anaknya menjadi lebih disiplin.

“Anak saya lebih semangat, salat subuhnya rajin, dan tidak malas-malasan,” kata Fitria.

Sekolah Swasta Tetap Gunakan Pukul 06.30 WIB

Beberapa sekolah swasta bahkan menyatakan tetap akan mempertahankan jam masuk pukul 06.30 WIB. Kepala Sekolah Swasta berinisial WP dari kawasan Bekasi Utara menyebut mayoritas orangtua mendukung kebijakan itu karena dianggap mendidik kedisiplinan.

“Kami sudah terapkan sejak lama, sebelum SE Gubernur keluar. Jadi tidak masalah, kami tetap lanjutkan,” ujarnya.

DPRD Minta Evaluasi Komprehensif

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Bekasi, Wildan Fathurrahman, meminta Dinas Pendidikan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk melibatkan pakar kesehatan, psikologi anak, hingga pihak lalu lintas.

“Bekasi kota padat aktivitas. Jangan sampai anak-anak jadi korban kelelahan fisik dan mental karena aturan yang tidak cocok,” tegas Wildan.

Kesimpulan

Kebijakan masuk sekolah pukul 06.30 WIB memang mengundang pro dan kontra. Namun, keputusan Wali Kota Tri Adhianto untuk memodifikasi aturan berdasarkan evaluasi langsung di lapangan menunjukkan sikap responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Meski demikian, diskusi seputar waktu ideal masuk sekolah masih jauh dari selesai, terlebih dengan adanya sekolah swasta yang tetap bertahan dengan aturan lama.***

Bogor

Mau Buka Usaha Kuliner Tanpa Ribet? Franchise Qais Chicken Jawabannya!

BERIMBANG.COM, Bogor – Bisnis kuliner masih menjadi primadona bagi banyak pelaku usaha. Tapi tidak semua orang tahu harus mulai dari mana. Modal besar? Sistem rumit? Banyak biaya tersembunyi? Belum lagi urusan legalitas dan pemasaran yang menyita waktu.

Untungnya, kini ada Qais Chicken franchise fried chicken berbasis syariah yang menawarkan solusi lengkap bagi siapa saja yang ingin punya usaha sendiri tanpa harus pusing urusan teknis.

100% Untung Milik Mitra, Tanpa Royalti

Berbeda dari franchise lain, Qais Chicken **tidak menarik biaya royalti** sepeser pun. Semua hasil penjualan 100% milik mitra. Modal awal pun tergolong sangat terjangkau, mulai dari **Rp 5,5 juta saja**, sudah bisa jualan ayam crispy dengan berbagai varian rasa yang menggoda.

“Banyak yang ingin usaha, tapi takut karena belum berpengalaman. Di Qais Chicken, semua kami bantu — dari pelatihan, branding, sampai support operasional,” jelas Arif dari tim kemitraan Qais Chicken.

### Paket Kemitraan Lengkap: Siap Jualan Sejak Hari Pertama

Qais Chicken menyediakan beberapa pilihan paket seperti **Al Falah**, **Al Ihsan**, dan **Al Barokah**. Setiap paket sudah mencakup:

* Gerobak & peralatan masak
* Bahan baku awal (ayam, tepung, saus, dll.)
* Media promosi & banner
* Pelatihan langsung dari tim pusat
* Pendampingan Grand Opening
* Gratis survei lokasi & ongkir (Jabodetabek)

Dengan paket ini, mitra tinggal jualan. Tidak perlu repot mikirin logo, desain, atau bahkan resep. Semua sudah disiapkan oleh tim profesional.

### Cita Rasa Juara, Konsep Syariah

Dari **Qais Chicken Original** yang krispi banget, hingga varian favorit seperti **Mozarella**, **Saos Keju**, dan **Saos Kilat Pedas**, semua produk Qais Chicken dijamin lezat dan sudah melalui standar kualitas dapur pusat.

Tak hanya itu, sistem kemitraan Qais Chicken mengusung konsep **syariah** — bebas riba, tanpa gharar (ketidakjelasan), dan transparan. Sangat cocok bagi pelaku usaha Muslim yang ingin berkah dalam setiap langkah bisnisnya.

### Sudah Punya 15+ Mitra, Tumbuh Cepat di Indonesia

Sejak berdiri tahun 2024, Qais Chicken sudah membuka lebih dari 15 gerai di berbagai wilayah. Bahkan banyak mitra yang merekomendasikan ke saudara dan teman karena puas dengan sistem dan hasilnya.

“Awalnya ragu, tapi ternyata sistem Qais Chicken sangat membantu. Bahkan kami dibantu juga dari sisi digital marketing,” ujar salah satu mitra di Bogor.

### 💡 Tertarik Gabung? Ini Waktunya!

Buat kamu yang ingin punya usaha sendiri tanpa perlu ribet urusan operasional, legalitas, dan branding — **Qais Chicken** adalah jawabannya. Dengan sistem yang terbukti berhasil, dukungan penuh dari pusat, dan konsep syariah yang menenangkan hati, ini saatnya kamu ambil langkah pertama menuju bisnis kuliner yang sukses.

📞 **Hubungi Sekarang:**
WA: 0853-9898-8191
🌐 Website: [qaischicken.com](https://qaischicken.com)
📍 Kantor Pusat: Cigombong, Bogor – Jawa Barat

Daerah

Dedi Mulyadi Murka: Kepala Daerah Jabar Abaikan Larangan Study Tour, Pendidikan Jadi Komoditas?

JAWA BARAT — Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melontarkan kritik pedas terhadap sejumlah kepala daerah di provinsinya yang tetap mengizinkan sekolah menggelar study tour, meski larangan sudah ditegaskan dalam surat edaran resmi.

Dalam pernyataan tegas yang disampaikan lewat rekaman video pada Sabtu (26/7), Dedi menyebut kebijakan kepala daerah yang membiarkan kegiatan itu berlangsung sebagai langkah yang tak berdasar secara akademis maupun moral.

“Menjadikan anak sekolah sebagai objek kunjungan wisata itu tidak punya dasar akademik dan moral,” tegas Dedi.

Larangan kegiatan study tour sendiri sudah diteken melalui Surat Edaran Nomor 43/PK.03.04/Kesra, satu paket dengan pelarangan penjualan LKS dan seragam oleh pihak sekolah. Kebijakan ini disebut bertujuan untuk melindungi siswa dari eksploitasi ekonomi berkedok pendidikan.


⚖️ Kepala Daerah “Bandel”: Bandung, Cirebon, dan Bandung Kabupaten Tetap Izinkan

Namun di lapangan, sejumlah kepala daerah mengambil langkah berbeda. Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, justru mengizinkan kegiatan tersebut dengan catatan tidak berkaitan dengan nilai akademik.

“Mangga weh, saya tidak bisa melarang. Masa saya larang,” ujar Farhan santai.

Hal serupa dikemukakan Wali Kota Cirebon Effendi Edo yang menilai study tour sah-sah saja selama mengikuti rambu-rambu jelas, dan Bupati Bandung Dadang Supriatna yang menyebut kegiatan itu tetap bermanfaat asal disepakati orangtua.

“Kalau ada manfaatnya dan orangtua sepakat, tidak masalah. Yang penting jangan hanya dilarang tanpa solusi,” kata Dadang.


✅ Beberapa Daerah Tunduk: Karawang dan Sumedang Pilih Taat

Tak semua daerah “membelot”. Kabupaten Karawang dan Sumedang memilih mengikuti arahan gubernur. Bupati Dony Ahmad Munir menyatakan mendukung larangan ke luar provinsi, tapi memperbolehkan kegiatan di dalam Jabar.

“Tidak mungkin pemerintah bikin kebijakan tanpa perhitungan matang,” ujar Dony.


🏞️ Dedi: Jangan Paksa Anak Sekolah Jadi Target Wisata

Dedi juga menyoroti motif ekonomi di balik kebijakan kepala daerah yang tetap membuka ruang bagi study tour. Menurutnya, mengandalkan siswa sebagai wisatawan dadakan bukan strategi cerdas membangun pariwisata daerah.

“Kalau ingin sektor wisata hidup, bangun infrastruktur, bersihkan sungai, jujur berdagang, dan tata kota dengan baik. Tanpa siswa pun orang akan datang,” tandasnya.

Dedi juga mengingatkan pentingnya peningkatan kualitas pemandu wisata, pemberantasan pungli, dan pembenahan estetika tempat wisata demi menciptakan pengalaman aman dan menyenangkan bagi pelancong.


🎯 Redaksi Berimbang

Kebijakan larangan study tour ini memang menuai pro-kontra. Di satu sisi, ada upaya melindungi siswa dari beban biaya dan eksploitasi; di sisi lain, ada pemda yang berdalih demi edukasi dan pengalaman belajar siswa di luar kelas.

Namun yang pasti, ketika pendidikan mulai bersinggungan dengan kepentingan ekonomi, maka keseimbangan antara kebijakan dan integritas jadi taruhan utama.***

Nasional

Eks Ketua KPK Abraham Samad Diperiksa Terkait Ijazah Palsu, Jokowi: Saya Hanya Laporkan Dugaan Fitnah

BERIMBANGCOM — SOLO | Polemik dugaan ijazah palsu yang selama ini menyeret nama Joko Widodo memasuki babak baru. Kali ini, eks Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad, ikut diperiksa oleh pihak kepolisian, seiring laporan yang dilayangkan Jokowi ke Polda Metro Jaya.

Jokowi pun akhirnya buka suara. Dalam keterangannya di kediamannya di kawasan Sumber, Banjarsari, Solo, Jumat (25/7/2025), mantan Presiden RI itu menegaskan bahwa dirinya tidak melaporkan individu tertentu.

“Yang saya laporkan itu peristiwa, dugaan pencemaran nama baik dan fitnah. Bukan orangnya,” ujar Jokowi menjawab pertanyaan wartawan.

Pernyataan ini muncul di tengah gelombang pemeriksaan terhadap sejumlah tokoh publik yang pernah vokal mengkritisi Jokowi, termasuk Abraham Samad.

Dari Peristiwa ke Nama-Nama

Meski tidak menyebut nama secara langsung, penyelidikan polisi kemudian mengarah ke tokoh-tokoh tertentu. Salah satunya adalah Abraham Samad, yang dikenal luas sebagai sosok antikorupsi.

“Nama-nama itu muncul karena hasil penyelidikan. Saya tidak ikut campur. Itu ranah Polri,” tambah Jokowi.

Ia menepis keras tudingan bahwa proses hukum ini dipicu intervensi politik.

Dimensi Politik dan Kecermatan Publik

Munculnya nama Abraham Samad dalam kasus ini langsung menuai reaksi publik. Banyak yang menilai proses hukum ini sarat dimensi politis, mengingat Samad pernah mengkritisi langsung keabsahan ijazah Jokowi.

Namun, di sisi lain, Jokowi seolah ingin mengembalikan fokus pada prosedur hukum yang menurutnya berjalan secara mandiri tanpa tekanan.

“Saya hanya pelapor peristiwa, bukan penentu siapa yang dipanggil atau tidak,” tandasnya.

Relawan Projo Ikut Terseret

Tak hanya tokoh oposisi, relawan Jokowi sendiri turut dimintai keterangan. Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Damanik, disebut ikut diperiksa. Hal ini menunjukkan bahwa proses hukum tidak tebang pilih dan semakin menambah kompleksitas kasus ini.

Kesimpulan: Hukum atau Politik?

Meski Jokowi berupaya menjaga jarak dari proses penyidikan, publik terus menyoroti apakah laporan ini akan membuka ruang keadilan atau justru memperuncing konflik politik.

Dengan semakin banyak tokoh yang terlibat, kasus dugaan ijazah palsu kini tak sekadar soal keabsahan dokumen, melainkan telah berubah menjadi medan tarik-ulur antara hukum, persepsi publik, dan kekuasaan.***

Nasional

Nasib IKN di Ujung Tanduk? Gibran dan ASN Disebut Jadi Penentu Hidup-Matinya Proyek Jokowi

Berimbang.com | Jakarta – Proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) kembali menjadi sorotan setelah muncul desakan agar pemerintah segera memulai aktivitas operasional di kawasan yang digadang-gadang akan menjadi pusat pemerintahan baru Indonesia. Sorotan ini semakin tajam setelah batalnya rencana upacara 17 Agustus di IKN, memunculkan kembali spekulasi bahwa megaproyek warisan Presiden Jokowi tersebut bisa saja mangkrak.

Partai NasDem menjadi salah satu pihak yang mendorong agar Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka segera berkantor di IKN. Langkah ini dinilai akan menjadi sinyal kuat bahwa pemindahan ibu kota benar-benar terjadi, bukan sekadar proyek politis.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, menilai kehadiran Gibran dan aktivitas Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi indikator utama keseriusan pemerintah.

“Kalau sudah mulai ada aktivitas, terutama dari Wapres dan ASN, saya kira spekulasi tentang nasib IKN akan hilang dengan sendirinya,” ujar Adi dalam kanal YouTube resminya, Jumat (25/7/2025).

Menurut Adi, pembangunan yang sudah berjalan perlu diiringi dengan ekosistem pemerintahan aktif agar semangat pemerataan pembangunan bisa benar-benar terwujud, seperti yang menjadi misi utama pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

Senada dengan Adi, Wakil Ketua Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP, Aria Bima, mendorong agar seluruh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mulai berkantor di Otorita IKN (OIKN) untuk menghidupkan roda ekonomi dan mencegah kekosongan aktivitas.

“Kalau pemerintah pusat belum sepenuhnya pindah, minimal BUMN bisa jadi pionir agar IKN tidak hanya jadi kota hantu yang dibangun dengan APBN,” tegas Aria.

Dorongan ini juga beriringan dengan desakan agar Presiden Prabowo Subianto segera mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) resmi pemindahan ibu kota sebagai landasan hukum yang kuat dan tidak multitafsir.

Kini, sorotan tertuju pada Gibran Rakabuming dan langkah pemerintah berikutnya. Apakah IKN benar-benar akan menjadi babak baru dalam sejarah Indonesia? Atau justru menjadi proyek ambisius yang kehilangan arah pasca Jokowi?***

Nasional

Gila! 5 Kasus Korupsi Pejabat Ini Bikin Warga Mengelus Dada, Ada yang Pakai Dana Desa Buat Karaoke & Nikah Empat!

📅 Berimbang.com | 26 Juli 2025 | Redaksi Nasional

Berimbang.com, Cianjur — Demokrasi di Indonesia selalu diwarnai harapan baru setiap lima tahun sekali. Masyarakat memilih pemimpin demi masa depan yang lebih baik. Tapi sayangnya, tidak semua pemimpin menepati janji. Alih-alih membangun daerah, tak sedikit pejabat justru tega mengkhianati rakyat dengan merampok uang negara.

Berikut lima kasus korupsi pejabat yang bukan hanya memalukan, tapi juga menyakitkan hati rakyat. Dana publik yang seharusnya untuk kesejahteraan malah dihambur-hamburkan untuk hal tak masuk akal. Siapkan emosi Anda sebelum membaca!


1. Kepala Desa di Banten Habiskan Dana Rp988 Juta untuk Karaoke dan Nikah 4 Istri

Korupsi dana desa kembali terjadi. Kali ini dilakukan oleh mantan Kepala Desa Lontar, Kabupaten Serang, Banten. Selama 2019 hingga 2021, sang kepala desa menilap dana desa hampir Rp1 miliar.

Mirisnya, dana tersebut digunakan untuk menikahi empat orang istri serta foya-foya di tempat karaoke bersama bawahannya. Tercatat, sekitar Rp55 juta digunakan hanya untuk bersenang-senang di tempat hiburan malam sambil “nyawer” pemandu lagu. Rakyat hanya bisa gigit jari.


2. Proyek Toilet Sekolah Rp98 Miliar di Bekasi, Hasilnya Jauh dari Harapan

Di Bekasi, proyek pembangunan toilet sekolah senilai Rp98 miliar jadi sorotan publik. Alih-alih menciptakan fasilitas sanitasi yang layak, banyak toilet yang dibangun justru tidak sesuai standar, bahkan terbengkalai.

Anggaran jumbo ini diduga kuat dikorupsi oleh oknum pejabat daerah. Sampai saat ini, investigasi masih bergulir, namun rakyat sudah dibuat kecewa dengan hasil yang tak sebanding dengan dana yang digelontorkan.


3. Dana Bansos Disunat, Warga Miskin Hanya Dapat Separuh

Saat pandemi melanda, bantuan sosial seharusnya jadi penyelamat masyarakat. Namun seorang pejabat tingkat kabupaten justru tega memotong dana bansos yang seharusnya utuh untuk rakyat.

Dari nilai bantuan sebesar Rp600 ribu per kepala keluarga, warga hanya menerima Rp300 ribu. Sisanya masuk kantong pribadi dan kroni politik. Kasus ini menambah daftar panjang pengkhianatan terhadap rakyat kecil.


4. Proyek Jalan Desa Rp2 Miliar, Jalan Hanya Tahan 2 Bulan

Pembangunan jalan di salah satu desa di Jawa Tengah menuai kritik. Dengan nilai proyek mencapai Rp2 miliar, jalan baru malah rusak hanya dalam waktu dua bulan.

Diduga, proyek ini penuh rekayasa. Mulai dari pengurangan kualitas bahan hingga mark-up anggaran. Jalan rusak, rakyat kecewa, pejabatnya bersenang-senang.


5. Oknum Camat Dikorupsi Dana UMKM Rp1,2 Miliar untuk Beli Mobil Mewah

Seorang camat di Sulawesi Selatan terciduk menyalahgunakan dana bantuan untuk pelaku UMKM senilai Rp1,2 miliar. Dana tersebut justru digunakan untuk membeli mobil mewah dan renovasi rumah pribadinya.

Alih-alih membangkitkan ekonomi warga, dana tersebut lenyap begitu saja. Pelaku kini sudah ditahan, tapi luka di hati pelaku UMKM masih belum sembuh.


Penutup: Korupsi, Penghianatan yang Mengakar?

Kasus-kasus ini hanyalah sebagian kecil dari gunung es korupsi di negeri ini. Rakyat menjerit, tapi oknum pejabat masih terus bersandiwara. Sudah saatnya penegak hukum bertindak lebih tegas dan rakyat tidak lagi tutup mata.***


📝 Redaksi: Tim Berimbang Nasional
📩 Kontak: redaksi@berimbang.com
📌 Ikuti terus berita-berita tajam dan berimbang hanya di Berimbang.com.

Berita Utama

“Panas! Ijazah Jokowi Disita Polisi, Roy Suryo Tantang dengan 10 Ijazah Asli Alumni 1985”

Berimbang.com – Jakarta.
Polemik keaslian ijazah Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi), kembali memanas. Setelah bertahun-tahun jadi bahan perdebatan, kini drama panjang ini memasuki babak baru yang kian dramatis dan penuh tensi politik.

Kepolisian melalui penyidik Polda Metro Jaya telah resmi menyita ijazah asli milik Jokowi dalam proses pemeriksaan di Solo beberapa waktu lalu. Penyitaan ini menjadi bagian dari penyidikan atas laporan dugaan pencemaran nama baik yang diajukan kubu Jokowi terhadap sejumlah pihak, termasuk pakar telematika Roy Suryo dan aktivis dr. Tifa.

Langkah tegas ini dinilai sebagai senjata pamungkas tim hukum Jokowi untuk membungkam spekulasi berkepanjangan seputar keabsahan dokumen pendidikannya dari Universitas Gadjah Mada (UGM).

Namun, justru di saat publik menanti kejelasan, Roy Suryo balik menyerang. Dalam sebuah debat panas di program Intrupsi InewsTV, Roy Suryo menyatakan telah mengantongi lebih dari 10 ijazah asli milik alumni UGM angkatan 1985, yang disebutnya sebagai alat pembanding otentik.

“Kabar terbaru ini, ada sekitar 10 ijazah di tahun 1985 yang kita siapkan. Ijazah ini asli, dari rekan-rekan seangkatan, bukan salinan. Ini akan kita bandingkan langsung dengan milik Jokowi,” tegas Roy Suryo di hadapan publik.

Roy menyebut akan melakukan analisis forensik terhadap keseluruhan ijazah tersebut, guna mengecek kesesuaian format, tanda tangan, kop institusi, hingga kualitas kertas, dengan dokumen milik Presiden Jokowi. Ia bahkan mengklaim bahwa publik berhak tahu dan menuntut transparansi total dari pemegang kekuasaan.

Respons Istana dan Polisi
Sementara pihak Istana masih belum memberi tanggapan resmi terkait manuver Roy Suryo, tim hukum Jokowi meyakini bahwa ijazah yang telah disita polisi akan berbicara sendiri di pengadilan. Mereka menilai pembuktian melalui jalur hukum adalah satu-satunya langkah sah dan konstitusional dalam mengakhiri kontroversi ini.

Namun demikian, langkah penyitaan justru dianggap membuka ruang baru bagi adu bukti secara langsung di meja hijau—dan itu artinya, drama belum berakhir.

Dampak Politik dan Persepsi Publik
Pengamat politik menilai babak baru ini bukan hanya soal dokumen pendidikan, tapi juga menyangkut legitimasi moral dan sejarah politik seorang kepala negara. Apalagi jika kasus ini terus bergulir di tengah suhu politik nasional yang masih hangat pasca-Pilpres 2024.

Dengan dua kubu kini sama-sama mengklaim memiliki bukti otentik, rakyat Indonesia tampaknya harus menunggu lebih lama untuk menyaksikan siapa yang benar-benar memiliki kebenaran—secara hukum maupun secara sejarah.***

Daerah

PWNU Jabar Ancam Guncang Gedung Sate Lewat Istighosah Akbar, Protes Kebijakan “Anti-Pesantren” KDM

Berimbang.com – Bandung. Ketegangan antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat semakin memuncak. PWNU Jabar menggagas aksi istighosah akbar sebagai bentuk protes spiritual terhadap kebijakan Gubernur Kang Dedi Mulyadi (KDM) yang dinilai otoriter, diskriminatif, dan merugikan pendidikan pesantren serta sekolah swasta.

Dalam rapat koordinasi yang digelar Jumat (25/7/2025) di Gedung Dakwah PWNU Jabar, Bandung, PWNU bersama seluruh PCNU kabupaten/kota menyepakati langkah simbolik dan strategis: menggelar istighosah berjamaah di depan Gedung Sate. Aksi doa bersama ini bukan sekadar ritual, melainkan bentuk perlawanan konstitusional yang sarat makna.

“KDM membuat kebijakan sepihak tanpa mendengar suara rakyat, tanpa melibatkan ormas, pesantren, atau lembaga pendidikan. Ini bentuk ketidakadilan yang nyata,” tegas Sekretaris PWNU Jabar, KH Aceng Amrullah.

Kebijakan yang Dinilai Kontroversial dan Merugikan

Berbagai pihak di lingkungan NU mengkritik keras kebijakan KDM, antara lain:

  • Penghapusan hibah untuk pesantren
  • Pemangkasan Bantuan Pendidikan Menengah Umum (BPMU) sekolah swasta
  • Sistem sekolah lima hari dengan jam masuk pukul 06.30 WIB
  • Syarat bantuan sosial dengan prosedur vasektomi yang dinilai tidak manusiawi

Ketua PW Pergunu Jabar, Dr Saepuloh, bahkan menuding ada indikasi pengalihan dana Rp1,2 triliun ke proyek mebel dan ruang kelas sekolah negeri, dengan mengorbankan eksistensi sekolah swasta dan pesantren.

“Ini kebijakan yang sangat mencurigakan dan berpotensi mengikis sistem pendidikan keagamaan di Jawa Barat,” ujarnya tajam.

Seruan Aksi Konstitusional dan Jalur DPRD

Ketua PCNU Garut, KH Atjeng Abdul Wahid, menyebut gaya kepemimpinan KDM sebagai “kumaha aing” yang anti-musyawarah. Sementara Ketua PCNU Sumedang, Kang Idad Istidad, mendorong penggunaan hak interpelasi DPRD sebagai jalur hukum untuk menuntut pertanggungjawaban Gubernur KDM.

Kritik Etika dan Moralitas

PWNU juga menyoroti sisi etika dalam kepemimpinan KDM. Prof Yusuf dari PWNU mengungkap tragedi dalam hajatan anak KDM yang diklaim sebagai “makan gratis” namun justru menelan korban jiwa. Kritik terhadap kejadian tersebut, menurutnya, dibungkam dengan buzzer bayaran.

“Ini bukan sekadar kebijakan gagal, tapi juga krisis moral dalam kepemimpinan,” kecamnya.

Perlawanan Spiritual: Doa Menjadi Senjata

Ketua LP Ma’arif NU Jabar, Dr Ifa Faizah Rohmah, mengajak seluruh warga Nahdliyin untuk bersatu dalam istighosah berjamaah sebagai kekuatan spiritual melawan ketidakadilan.

“Doa adalah senjata kami. Kami akan melawan kebijakan zalim ini dengan kekuatan spiritual dan jalur konstitusional,” serunya.

NU Bergerak: Dari Spiritualitas ke Aksi Konkrit

Dengan semangat membara, PWNU dan PCNU se-Jabar menyatakan tekad bulat: melindungi pendidikan pesantren, menjaga keadilan sosial, dan memastikan kebijakan tidak dijalankan secara sepihak.

Rencana istighosah akbar di depan Gedung Sate disebut-sebut akan digelar dalam waktu dekat dan diprediksi akan mengundang ribuan jamaah sebagai simbol perlawanan damai dari warga NU terhadap dominasi kekuasaan yang dinilai menyimpang.***

Daerah

Larangan Study Tour Dedi Mulyadi Tuai Kontroversi: Ribuan Pekerja Terancam PHK, Gubernur Tetap Kukuh

BERIMBANG.com – Larangan study tour oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi kian memicu polemik. Tak hanya diprotes para orang tua siswa, kebijakan tersebut kini memukul keras sektor pariwisata. Para pengusaha jasa transportasi hingga ribuan pekerja wisata mulai merasakan dampaknya—dari menjual aset, mengurangi karyawan, hingga ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal.

Sejak diterbitkannya Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03.KESRA yang secara efektif melarang kegiatan study tour di lingkungan sekolah, bisnis pariwisata di Jabar terpukul.

“Tanpa pemberitahuan, tanpa diskusi. Tiba-tiba sekolah-sekolah batal semua,” keluh H. Abung Hendrayana, pemilik PO Bus DMH Trans di Cileunyi, Bandung.

Abung mengaku telah menjual lima unit bus sejak Juni untuk bertahan hidup akibat anjloknya pesanan.

Nasib serupa dialami Rachmat, pemilik PO Smindo Trans di Depok. Ia bahkan terpaksa memangkas setengah jumlah karyawannya demi menutup biaya operasional.

“Kalau tidak ada langkah penyelamatan, PHK massal akan jadi kenyataan. Ini bukan hanya tentang bisnis, tapi juga keberlangsungan ribuan keluarga,” ujar Herdis Subarja, Koordinator Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat (P3JB).

Menurut Herdis, setidaknya ada 7.000 orang yang bergantung hidup pada industri wisata pelajar ini—dari sopir, helper, admin hingga marketing. Delapan perusahaan di Bandung dan Depok sudah mulai melakukan perumahan terhadap karyawannya.

Gubernur Dedi Mulyadi: “Itu Bukan Pendidikan, Itu Piknik”

Namun, Gubernur Dedi Mulyadi bergeming. Ia menegaskan bahwa study tour adalah kegiatan rekreasi yang tak memiliki relevansi langsung dengan pendidikan siswa.

“Demonstrasi kemarin menunjukkan semakin jelas bahwa kegiatan study tour itu sebenarnya kegiatan piknik. Bisa dibuktikan, yang berdemonstrasi adalah para pelaku jasa kepariwisataan,” kata Dedi dalam akun Instagram resminya, @dedimulyadi71.

Menurut Dedi, larangan ini bertujuan melindungi orang tua siswa dari pengeluaran tak perlu, serta mengefisienkan pendidikan agar fokus pada karakter dan prestasi akademik.

Ia berharap, ke depan industri wisata Jabar bisa bergantung pada wisatawan murni—baik domestik maupun mancanegara—bukan siswa dari keluarga berpenghasilan pas-pasan.

Antara Ekonomi dan Pendidikan

Kebijakan ini memunculkan dua kutub. Di satu sisi, pemerintah mengklaim membela kepentingan rakyat banyak, terutama orang tua siswa. Namun di sisi lain, pelaku industri pariwisata merasa dikorbankan secara sepihak, tanpa dialog atau solusi alternatif dari Pemprov.

“Gubernur sepertinya tidak peduli akan nasib pelaku usaha dan pekerja sektor ini. Bahkan Sekda Jabar tidak menjelaskan kajian apa yang jadi dasar larangan ini,” kritik Herdis.

P3JB pun bersiap melayangkan tuntutan ke pemerintah pusat jika Pemprov Jabar tetap bersikukuh tanpa membuka ruang dialog.

Apakah ini bentuk pengendalian biaya pendidikan, atau justru penyeragaman kebijakan yang merugikan ekonomi rakyat? Waktu yang akan menjawab.**

Nasional

Fenomena Langka! Gerhana Matahari Total 2 Agustus Diprediksi Terlama Abad Ini, Bisa Disaksikan di Cirebon

BERIMBANG.COM – CIREBON. Jagat media sosial tengah ramai membahas fenomena alam langka yang akan terjadi pada 2 Agustus 2027 mendatang—gerhana Matahari total yang diprediksi menjadi salah satu gerhana terlama dalam sejarah modern.

Menurut laporan dari Gulf News, gerhana ini akan berlangsung selama 6 menit 23 detik, jauh lebih lama dari durasi gerhana total pada umumnya yang hanya 2 hingga 3 menit. Fenomena ini akan menjadi yang terlama yang bisa disaksikan dari Bumi antara tahun 1991 hingga 2114.

Fenomena ini terjadi saat Bulan berada tepat di antara Matahari dan Bumi, menutup cahaya Matahari secara penuh dari pandangan sebagian wilayah di Bumi. Meski Cirebon tidak berada di jalur totalitas, warga masih bisa menyaksikan gerhana sebagian, yang diperkirakan cukup mencolok tergantung pada kondisi cuaca saat itu.

Jalur totalitas—di mana Matahari akan tertutup sepenuhnya—akan membentang dari Samudra Atlantik, menyapu sebagian besar kawasan Eropa Selatan, Afrika Utara hingga Timur Tengah, termasuk negara-negara seperti Spanyol, Maroko, Libya, Mesir, Arab Saudi, hingga Kepulauan Chagos.

“Ini adalah momen emas bagi para pecinta astronomi maupun masyarakat umum,” ujar Dr. Yana Adi Prasetya, astronom dari Lapan-RI. “Gerhana 2 Agustus nanti termasuk peristiwa yang sangat jarang terjadi, apalagi dengan durasi totalitas sepanjang itu.”

Waspadai Dampak & Edukasi Masyarakat
Menyambut fenomena ini, sejumlah lembaga pendidikan dan komunitas astronomi di Indonesia sudah mulai menyiapkan program edukasi dan pengamatan bersama. Namun, masyarakat juga diimbau untuk tidak melihat gerhana langsung tanpa alat pelindung khusus, karena dapat merusak mata secara permanen.

Dinas Pendidikan setempat bahkan berencana melibatkan sekolah-sekolah di Cirebon dalam sesi pengamatan edukatif.***