Bulan: April 2025

Bogor

Pemdes Ciadeg Berikan Bantuan Hands Traktor Dan 10 Karung Pupuk Kepada Kelompok Tani Untuk Mendukung Program Swasembada Pangan Nasional

BERIMBANG.COM, Bogor – Sebagai bentuk dukungan dan menyukseskan program swasembada pangan Nasional, yang juga didukung oleh program ketahanan pangan, Pemerintah Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong memberikan Hands Traktor dan pupuk kepada Kelompok Tani (Poktan) Hurip Jaya pada acara membuka Panen Raya Padi Varietas Siliwangi, dan Invari 32. Acara tersebut yang langsung dihadiri Camat Cigombong pada Kamis 24 April 2025.

Wahyu Rahayu, Kepala Desa Ciadeg menerangkan, pihaknya sangat mendukung program Pemerintah Pusat dan Kabupaten Bogor yang telah menyelenggarakan program swasembada pangan serta ketahanan pangan.

” penyerahan Hands Traktor dan 10 karung pupuk kepada petani, karena Poktan ini memiliki sekitar 5 – 6 hektar sawah, dan didukung dengan irigasi yang lancar, sehingga untuk meningkatkan kapasitas panen atau pertumbuhan padi yang lebih meningkat,” ujarnya.

Dirinya berharap dengan bantuan traktor tersebut, kelompok tani di Desa Ciadeg dapat terus meningkat, dan menjadikan para petani sejahtera.

” Kita berharap dengan bantuan traktor dan pupuk kepada petani akan meningkatkan produktifitas pertaniannya, sehingga meningkat pula taraf hidupnya,” ucapnya.

Camat Cigombong R.E Irwan Somantri menerangkan dirinya ikut menghadiri kegiatan penyerahan Hands Traktor dan Pupuk jenis MPK kepada petani, sekaligus membuka panen raya padi unggulan oleh kelompok tani Hurip Jaya.

” Panen raya tentunya patut diapreasi ditengah-tengah Bupati Bogor sedang mengangkat program swasembada pangan, dan juga ketahanan pangan. Program ini mudah – mudahan menjadi lumbung pangan di Kabupaten Bogor, khususnya di Kecamatan Cigombong, karena luasnya tidak main – main yaitu 5 – 6 hektar seluruh lahan yang ada, yang ditanami padi,” ujarnya

(Na)

Jabodetabek

Adella Hilang di Jalan Jawa, Kasus Kedua dalam Sebulan: Warga Cinere Cemas, Polisi Diminta Bergerak Cepat

BERIMBANG.com,Depok – Suasana haru dan cemas menyelimuti warga Cinere, Depok, setelah seorang siswi sekolah dasar kembali dilaporkan hilang di kawasan Jalan Jawa. Adella (10), siswi kelas V SDK Tirtamarta Penabur Cinere, dilaporkan tak kunjung pulang ke rumah setelah pulang sekolah pada Rabu siang (23/4/2025).

Baca juga: Depok Targetkan Predikat Tertinggi Kota Layak Anak, PWI Siap Kawal Lewat Pemberitaan Ramah Anak

Peristiwa ini bukan yang pertama. Dua pekan sebelumnya, seorang anak perempuan juga dilaporkan hilang di kawasan yang sama, tak jauh dari lokasi kejadian terbaru. Kini, dengan dua kasus serupa dalam waktu berdekatan, kekhawatiran masyarakat kian memuncak.

Menurut kesaksian keluarga, Adella terakhir terlihat sekitar pukul 14.00 WIB, di dekat sebuah minimarket di Jalan Jawa, mengenakan seragam pramuka. Sang ibu, Arlin, yang tak kuasa menahan tangis, memohon bantuan masyarakat dan pihak berwenang untuk segera mencari keberadaan putrinya.

Saya mohon siapa pun yang melihat atau mengetahui keberadaan Adella, tolong hubungi kami atau kantor polisi. Setiap detik sangat berarti,” ujar Arlin dengan suara bergetar pada Kamis pagi (24/4/2025).

 

Adella memiliki tinggi badan sekitar 130 cm, berkulit sawo matang, dan berambut hitam. Ciri terakhir yang diketahui, ia mengenakan seragam pramuka lengkap saat terakhir terlihat.

Bagi siapa pun yang memiliki informasi, bisa langsung menghubungi:

Nama: Arlin

No. HP: 0817-880-067

Atau lapor ke kantor polisi terdekat.

Pihak kepolisian diharapkan bertindak cepat mengusut kasus ini. Natalia, teman keluarga, menyampaikan harapan masyarakat:

Kami percaya polisi mampu membongkar jaringan atau pelaku di balik penculikan ini. Ini sudah sangat meresahkan.”

 

Warga kini berharap peristiwa ini menjadi alarm serius bagi semua pihak. Keamanan anak-anak tak lagi bisa dianggap remeh.

Efendi

Jabodetabek

Magot Tidak Efektif Atasi Sampah di Kota Depok

BERIMBANG.com, Depok – Program pemanfaatan larva lalat tentara hitam (black soldier fly) atau magot untuk mengurangi volume sampah organik di Kota Depok memang terdengar inovatif. Namun, dalam praktiknya, efektivitas metode ini masih jauh dari harapan sebagai solusi skala kota.

Baca juga: “Sampah Menumpuk, Warga Frustrasi: Mantan DPRD Depok Kritik Keras Ketidakpedulian Pemkot”

Magot memang terbukti mampu mengurai sampah organik dalam jumlah tertentu, namun kapasitas penguraiannya sangat terbatas. Sementara itu, Depok menghasilkan lebih dari 1.200 hingga 1.300 ton sampah per hari, dan sekitar 60% di antaranya adalah sampah organik. Skema pengelolaan berbasis komunitas atau rumah tangga yang mengandalkan magot tidak mampu menangani volume sebesar ini secara signifikan.

Baca juga: Depok Darurat Sampah: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Selain itu, masih banyak masyarakat yang belum teredukasi tentang cara memisahkan sampah organik dan anorganik, padahal pemisahan ini menjadi syarat mutlak agar magot bisa bekerja dengan optimal. Tanpa edukasi dan infrastruktur pendukung yang memadai, penggunaan magot justru berisiko menciptakan tumpukan sampah baru yang tidak terkelola.

Pengelolaan sampah membutuhkan pendekatan yang terintegrasi, mencakup sistem pemilahan dari sumber, teknologi pengolahan skala besar, dan regulasi yang tegas. Magot bisa menjadi bagian dari solusi, namun tidak dapat dijadikan andalan utama.

Pemerintah Kota Depok perlu mengevaluasi ulang program ini dan fokus pada solusi yang lebih sistematis, seperti pembangunan fasilitas pengolahan terpadu dan peningkatan kesadaran warga. Tanpa langkah nyata dan terstruktur, persoalan sampah akan terus menjadi momok yang mengancam kualitas hidup warga Depok.

Penulis : Juli Efendi

Jabodetabek

Depok Targetkan Predikat Tertinggi Kota Layak Anak, PWI Siap Kawal Lewat Pemberitaan Ramah Anak

BERIMBANG.com, Depok – 23 April 2025
Kota Depok tengah menapaki langkah besar untuk meraih prestasi yang lebih tinggi dalam mewujudkan wilayah ramah anak. Setelah enam tahun berturut-turut menyabet predikat Nindya dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), tahun ini Depok menargetkan pencapaian yang lebih prestisius: Predikat Utama dalam penilaian Kota Layak Anak (KLA).

Semangat tersebut juga dirasakan oleh insan pers, salah satunya Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok. Ketua PWI Kota Depok, Rusdy Nurdiansyah, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya Pemkot dalam mengejar predikat tertinggi tersebut.

“Kami mendukung sepenuhnya target Pemkot untuk meraih Predikat Utama tahun ini. Ini bukan sekadar gelar, tapi bentuk nyata komitmen menjadikan kota ini ramah dan aman bagi anak-anak,” ujar Rusdy di Balai Kota Depok, Rabu (23/04/2025), didampingi Sekretaris PWI, Heru Sasongko.

PWI Kota Depok bahkan turut dilibatkan secara langsung dalam proses verifikasi lapangan oleh tim dari Kementerian PPPA yang digelar di Aula Edelweis lantai 5, Balai Kota Depok. Rusdy menyebut, keterlibatan ini adalah sebuah kehormatan sekaligus bentuk sinergi antara pemerintah, media, dan masyarakat dalam mewujudkan Depok yang lebih baik bagi generasi muda.

Sebagai garda depan dalam penyampaian informasi, PWI punya peran penting dalam menciptakan narasi positif seputar anak. “Wartawan kami banyak menulis tentang prestasi anak-anak Depok—baik akademik, seni, olahraga, hingga budaya. Ini jadi bentuk apresiasi sekaligus penyemangat bagi anak-anak lain,” jelas wartawan senior yang telah lebih dari tiga dekade berkarya di dunia jurnalistik itu.

Rusdy juga menekankan pentingnya etika dalam pemberitaan anak, terutama ketika berhadapan dengan persoalan hukum. “Kami berkomitmen pada prinsip pemberitaan ramah anak. Identitas anak, baik sebagai korban maupun pelaku, tidak boleh diumbar. Nama hanya inisial, alamat pun dibatasi hanya sampai kecamatan,” tegasnya.

Menurutnya, langkah ini adalah bentuk perlindungan psikologis anak agar tidak menjadi korban kedua dari sorotan publik yang berlebihan. “Kami tidak ingin anak-anak ini kehilangan masa depannya hanya karena satu kesalahan atau tragedi yang diberitakan tanpa empati,” pungkas Rusdy, yang juga penerima Press Card Number One dari Presiden Jokowi pada 2022.

Dengan kolaborasi erat antara pemerintah, media, dan masyarakat, harapan meraih Predikat Utama KLA bukanlah mimpi belaka. Depok siap naik kelas—dari kota ramah anak menjadi kota yang benar-benar berpihak pada masa depan mereka.***

Jabodetabek

PWI Depok Dukung Program Rumah Bersubsidi: “Rumah Layak untuk Wartawan Itu Hak, Bukan Imbalan”

BERIMBANG.com, Depok – Memiliki rumah sendiri menjadi impian banyak orang, tak terkecuali para wartawan. Kini, harapan itu makin dekat berkat program rumah bersubsidi dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP), yang didukung penuh oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Depok.

Lewat kerja sama dengan BTN, Kominfo-Digital (Komdigi), dan BP Tapera, Kementerian PKP menggagas penyediaan 1.000 unit rumah subsidi. Sebanyak 300 unit di antaranya disiapkan khusus bagi wartawan anggota PWI yang belum memiliki hunian.

Ketua PWI Kota Depok, Rusdy Nurdiansyah, menyatakan dukungannya secara terbuka saat melakukan survei ke lokasi perumahan di Pesona Kahuripan X, Cileungsi, Bogor, Selasa (22/04/2025).

Silakan saja kalau ada organisasi lain tidak setuju. Tapi bagi kami di PWI Depok, ini program yang sangat relevan dan tak ada hubungannya dengan independensi,” ujarnya tegas.

Menurutnya, rumah adalah kebutuhan primer yang wajar diperjuangkan oleh siapa pun, termasuk para jurnalis yang bekerja di lapangan setiap hari.

Ini bukan soal politik, ini soal hak dasar. Pemerintah punya itikad baik, dan wartawan juga punya hak yang sama sebagai warga negara dan wajib pajak,” tambah Rusdy.

Ia juga mengapresiasi langkah Kementerian PKP yang menggandeng Dewan Pers untuk menyesuaikan syarat penerima manfaat dengan standar kompetensi wartawan. “Justru seharusnya Dewan Pers ikut mengawal, bukan lepas tangan,” katanya.

Adapun rumah subsidi yang ditawarkan di Pesona Kahuripan hadir dalam tipe 30/60, lengkap dengan dua kamar tidur, kamar mandi, ruang keluarga dan dapur. Dengan harga terjangkau dan cicilan berkisar Rp1,2–1,4 juta per bulan, hunian ini diharapkan mampu mengakomodasi wartawan berpenghasilan rendah (MBR).

Syarat utamanya? Belum memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan, dan memenuhi batas penghasilan maksimal Rp7–13 juta sesuai status dan wilayah.

Verifikasi akan dilakukan langsung oleh PWI Pusat untuk memastikan program ini tepat sasaran. Dengan kata lain, program ini bukan sekadar wacana, melainkan wujud nyata keberpihakan negara terhadap kebutuhan dasar insan pers.

Depok

Sinergi Kota Depok dan DPRD Jabar, Pradi Supriatna : Setu Jadi Sorotan, Air Tanah Dibahas Serius

BERIMBANG.com,Depok – Optimisme terhadap pemanfaatan potensi air di Kota Depok mencuat dalam kunjungan kerja Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat ke Balai Kota Depok, Senin (21/04/25). Bertempat di Ruang Edelweis, Wali Kota Depok Supian Suri menyambut langsung rombongan yang dipimpin oleh Pradi Supriatna, didampingi Pj. Sekda Kota Depok serta sejumlah OPD terkait.

Dalam sambutannya, Supian Suri menyoroti pentingnya pemanfaatan setu sebagai aset strategis kota. Bukan hanya sebagai kawasan resapan air, tetapi juga potensi ekonomi, wisata, hingga olahraga.

Baca juga: PT. Tirta Asasta Depok Sosialikan Dampak Penggunaan Air Tanah Berlebihan Bagi Lingkungan

> “Depok punya banyak setu besar. Jangan hanya jadi tempat tampung air, tapi juga bisa mendongkrak ekonomi warga,” ujarnya penuh harap.

Tak hanya soal setu, kunjungan ini juga membahas isu serius: perizinan air bawah tanah dan pengelolaan air bersih oleh PDAM Tirta Asasta. Salah satu perhatian utama adalah potensi besar Kali Pesanggrahan yang melintasi Sawangan, Limo, dan Cinere. Sayangnya, sampai saat ini, Depok belum mengantongi izin resmi untuk pemanfaatan air dari kali tersebut.

> “Kami ingin sinergi ini membuka jalan agar Depok bisa kelola airnya secara mandiri dan maksimal,” tambah Supian.

Sementara itu, Pradi Supriatna dari DPRD Jabar menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas pemerintah. Ia mendorong agar seluruh isu strategis, terutama soal pengelolaan air, digarap serius dengan asas keadilan dan manfaat langsung bagi masyarakat.

> “Kita ingin bantu secara tepat sasaran. Tapi semua dimulai dari data, perizinan, dan komitmen bersama. Air adalah kebutuhan pokok, harus dikelola bijak,” tegas Pradi.

Pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak awal penguatan sinergitas antara Pemkot Depok dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Harapannya, berbagai potensi sumber daya air di Kota Depok bisa dimanfaatkan secara berkelanjutan dan optimal untuk kepentingan warga.

iik

Bogor

Viral! Korban Dugaan Asusila oleh Kades Pabuaran Bongkar Fakta Mengejutkan: “Kami Dijebak”

BERIMBANG.com, Bogor – Kasus dugaan asusila yang menyeret nama Kepala Desa (Kades) Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, kembali mencuat setelah seorang wanita bernama Elli mengungkapkan kronologi kejadian yang dialaminya bersama rekannya, Fani. Dalam sebuah keterangan di rumah tokoh agama, KH Zainal Abidin dan didampingi dengan tokoh lainnya, Elli membeberkan fakta-fakta mengejutkan yang mengarah pada praktik manipulatif dan dugaan pelanggaran etik oleh sang kades dan perantaranya, Aden Deden.

Baca juga: Mencoreng Nama Baik Desa, Warga Minta Bupati Bogor Copot Kades Pabuaran

Menurut pengakuan Elli, kejadian bermula saat ia dan Fani bertemu dengan Aden di kawasan Sentul. Dari pertemuan tersebut, mereka diajak ke sebuah hotel dan diberi minuman oleh teman Aden. Elli menyebut dirinya sempat meminta kejelasan soal bayaran yang dijanjikan, namun tak kunjung terealisasi.

Baca juga: Miris, Aksi Protes Copot Kades Pabuaran Berbuntut Laporan Polisi

Saya dicokokin minuman sama temen saya. Saya minta bayaran ke teman Aden, jawabannya katanya ini semua yang bayar si lurah,” ujar Elli dalam video klarifikasi.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Elli mengaku dirinya dan Fani malah ditinggalkan begitu saja oleh Aden setelah diajak ke sebuah Indomaret, lalu kabur lewat tol.

Ternyata dia kabur, masuk ke tol. Kita gak bawa e-tol, sampai minta tolong ke mobil belakang. Emang bener dia ninggalin kita,” katanya. Kemarin dihadapan warga dan tokoh masyarakat.

Tak hanya itu, Elli juga mengungkap bahwa pihak keluarga Aden sempat mendatangi rumahnya melalui seorang teman, namun pertemuan itu pun tak membuahkan penyelesaian. Bahkan setelah Elli diminta datang ke Polres untuk memberikan keterangan, pihak terduga pelaku tidak menunjukkan itikad baik.

Saya pernah menerima bayaran sebesar 5 juta. Teman saya dijanjiin uang 100 juta untuk klarifikasi/bantahan bahwa berita itu hoax, tapi gak ada realisasinya,” tambah Elli.

Lebih lanjut, Elli menyebut bahwa rekannya, Fani, pernah dijebak oleh pihak Aden untuk membuat klarifikasi palsu yang menyatakan bahwa sang Kades tidak pernah melakukan tindakan asusila terhadapnya. Dalam klarifikasi itu, Fani diminta menyebut bahwa pemberitaan media adalah hoaks dan tidak sesuai kenyataan.

Pernyataan Elli ini langsung menjadi sorotan publik, khususnya warga Kabupaten Bogor, yang mendesak agar aparat penegak hukum mengusut tuntas kasus ini dan memberikan keadilan bagi para korban.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak Kepala Desa Pabuaran maupun aparat terkait. Kasus ini pun masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Iik

Bogor

Masjid UIII: Simbol Modernitas dan Spiritualitas Ramah Lingkungan di Tengah Kampus Peradaban

BERIMBANG.com, Depok — Di tengah hamparan hijau kampus Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), berdiri megah sebuah masjid yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga simbol arsitektur masa depan: modern, inklusif, dan berwawasan lingkungan.

Masjid Kampus UIII yang berada di kawasan Cimanggis, Depok, ini mencuri perhatian sejak pertama kali berdiri. Tanpa kubah. Tanpa ornamen mewah. Tapi justru di situlah letak pesonanya—kesederhanaan yang berkelas, mencerminkan Islam yang membumi dan merangkul zaman.

Dengan luas total 4.217 meter persegi, masjid dua lantai ini mampu menampung hingga 1.880 jemaah. Interiornya lapang berkat konsep ruang terbuka. Lantai satu diperuntukkan bagi jamaah pria, sementara lantai dua menjadi ruang nyaman untuk jamaah wanita. Karpet biru keemasan yang lembut membentang, menciptakan suasana damai dan teduh bagi siapa pun yang beribadah.

Yang paling mencolok? Deretan tulisan Rahmatan Lil Alamin yang menghiasi hampir seluruh dinding luar masjid. Sebuah pesan kuat bahwa masjid ini hadir bukan hanya untuk satu golongan, tapi untuk seluruh alam.

Material bangunannya menggunakan marmer abu-abu dengan corak alami, menghadirkan kesan hangat dan tenang. Tanpa menggunakan AC, masjid ini tetap sejuk berkat sirkulasi udara yang dirancang cerdas dan pencahayaan alami dari sinar matahari. Saat malam tiba, lampu hemat energi mengambil alih peran, menjadikan masjid ini benar-benar ramah lingkungan.

Tak heran jika bangunan ini berhasil mengantongi Sertifikasi Final EDGE Advanced dari Green Building Council Indonesia. Sebuah pencapaian yang menunjukkan komitmen UIII dalam mewujudkan kampus berkelanjutan.

Masjid ini berdiri dalam zona inti kampus UIII, berdampingan langsung dengan gedung rektorat. Kampus yang didirikan berdasarkan Perpres No. 57 Tahun 2016 ini memang sejak awal digagas sebagai pusat kajian peradaban Islam global. Pembangunannya mengusung tujuh prinsip, termasuk ikon masa depan, harmoni dengan alam, dan komunitas ilmiah.

Masjid Kampus UIII bukan sekadar tempat sujud—ia adalah wajah Islam Indonesia yang progresif, sejuk, dan siap menyapa dunia.

Jabodetabek

“Sampah Menumpuk, Warga Frustrasi: Mantan DPRD Depok Kritik Keras Ketidakpedulian Pemkot”

BERIMBANG.com, Depok – Masalah sampah di Kota Depok semakin mengkhawatirkan dan tak kunjung mendapat solusi nyata. Mantan anggota DPRD Depok, Mansuria, melontarkan kritik tajam terhadap Pemerintah Kota Depok yang dinilai abai dalam menangani krisis sampah yang semakin membludak.

Baca juga: Darurat Sampah di Depok: TPA Cipayung Disegel, Truk Antri Panjang Tak Bisa Buang Muatan

“Inilah potret nyata warga yang setiap hari membuang sampah di Jalan Raya Pondok Duta ujung, dekat Jalan Raya Bogor. Mereka sudah kehabisan akal. Sampah di rumah menumpuk, tempat pembuangan penuh. Mau dibuang ke mana lagi?” ujar Mansuria melalui telepon selulernya. Minggu (20/4/2025).

Baca juga: Depok Darurat Sampah: Siapa yang Bertanggung Jawab?

Ia menyoroti lemahnya ketegasan Pemkot Depok dalam menindak pembuang sampah sembarangan dan kurangnya edukasi yang tepat sasaran kepada masyarakat.

“Pemkot Depok perlu diberi masukan. Harusnya mereka belajar dari daerah lain yang berhasil mengelola sampah, bahkan bisa dijadikan gas, kompos, hingga pembangkit energi. Tapi ini, jangankan inovasi, peduli saja tidak,” tegasnya.

Mansuria juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa jika krisis ini terus dibiarkan, warga bisa saja melakukan aksi ekstrem seperti yang sempat viral di media sosial—membuang sampah langsung ke halaman kantor pemerintah.

“Saya sudah bahas ini sejak masih menjabat. Jangan sampai masalah sampah ini jadi bom waktu. Kalau tak ada langkah nyata, bisa saja warga sewa truk dan buang sampah ke kantor Pemda,” kata dia.

Sebagai solusi, ia mengajak masyarakat dan LSM untuk menggelar forum diskusi yang dapat menjadi wadah masukan positif bagi pemerintah kota. Ia juga mendorong penyuluhan intensif kepada RT dan RW agar kesadaran dan kepatuhan masyarakat terhadap pengelolaan sampah bisa meningkat.

Efendi

Depok

Darurat Sampah di Depok: TPA Cipayung Disegel, Truk Antri Panjang Tak Bisa Buang Muatan

BERIMBANG.com, Depok – Depok – Permasalahan sampah di Kota Depok semakin memprihatinkan. Berdasarkan informasi yang diterima Berimbang.com, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung mengalami kondisi sangat krodit dan tidak lagi mampu menampung limbah rumah tangga dari warga. Parahnya lagi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah menyegel lokasi tersebut untuk jangka waktu enam bulan ke depan.

Baca juga : Sampah Bukan Sekadar Kotoran, Tapi Cermin Kepemimpinan di Depok

Akibat penyegelan dan kelebihan kapasitas ini, antrean panjang truk-truk sampah dengan plat merah maupun hitam mengular di sekitar lokasi TPA. Beberapa di antaranya bahkan terpaksa kembali tanpa sempat membuang muatan karena TPA sudah tidak mampu menerima sampah lagi.

“Kondisinya memang sudah penuh. Armada pengangkut tidak bisa masuk, apalagi dengan jumlah sampah yang terus bertambah tiap harinya,” ungkap salah satu petugas lapangan yang enggan disebutkan namanya. Belum lama ini.

Krisis ini diperparah dengan minimnya armada pengangkut. Jumlah truk dan mobil tronton yang tersedia tidak sebanding dengan volume sampah harian warga Depok. Banyak sampah akhirnya menumpuk di lingkungan permukiman dan pinggir jalan karena keterlambatan pengangkutan.

Situasi ini menimbulkan kekhawatiran akan dampak lingkungan dan kesehatan masyarakat. Pemerintah Kota Depok diharapkan segera mengambil langkah cepat dan strategis untuk mengatasi darurat sampah ini, termasuk mencari lokasi alternatif TPA atau menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis masyarakat.

Efendi