Berita UtamaDepok

Praktek Prostitusi di Depok Berkedok Kontrakan Bebas Beroperasi

Spread the love

BERIMBANG.com Depok – Ditemukan Praktek prostitusi berkedok kontrakan, konon kabarnya bertahun-tahun “bebas” beroperasi di kawasan Juanda Depok, Jawa Barat.

Bahkan, kabarnya bisnis esek-esek yang melibatkan puluhan wanita Pekerja Seks Komersial (PSK) ini dilindungi oleh oknum penegak hukum yang mendapatkan “jatah” tiap bulannya. Benarkah?

Informasi itu berdasarkan hasil investigasi wartawan. Salah seorang wanita PSK mengungkapkan bahwa puluhan kontrakan yang berada di dalam lokasi pasar Kambing Juanda Depok itu banyak yang membuka praktek open BO (Booking) untuk dijadikan sebagai tempat esek-esek.

“Hampir semua kontrakan di sebelah ini bisa di BO. Disini aman kok karena ada yang jaga. Tenang aja, dari mulai depan jalan masuk sudah ada yang ngawasin. Jadi kalau ada razia, pasti ada yang kasih info,” ungkap, inisial A salah seorang PSK saat ditemui di salah satu kontrakan.

A juga mengatakan bahwa setiap harinya, ada saja tamu yang booking tempat dan PSK hingga pagi hari.

“Disini sering kok tamu yang BO sampai pagi. Pokoknya dijamin aman. Kalau gak aman, saya juga takutlah,” ungkap A, sembari menyebutkan nama salah seorang preman dari Ormas (Organisasi Masyarakat) besar diduga membekingi bisnis prostitusi di tempat tersebut.

Keterangan terpisah dari pelanggan inisial NR yang pernah menyewa jasa PSK di Pasar Kambing Juanda Depok, membenarkan informasi itu.

Menurut NR, omzet pemasukan dari bisnis prostitusi di tempat itu dinilai sangat menggiurkan, ia menganalisa dengan hitungannya.

“Bayangkan saja. Jika ditempat itu ada 30 orang PSK yang dapat orderan 1 tamu setiap harinya dengan biaya BO Rp 500 ribu, berapa pemasukan yang didapat ? Lalu jika dikalikan dalam satu bulan, kira-kira omzetnya kan bisa mencapai Rp 450 juta-an,” ujar NR.

“Lalu kenapa tempat itu tidak terjamah oleh aparat penegak hukum? Silakan dinilai sendiri,” pungkas NR kepada wartawan, kemarin Kamis (04/04/2021).

Tak hanya menyediakan tempat esek-esek dan PSK, kontrakan yang dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur dan kipas di dalam kamar berukuran 4×4 meter layaknya hotel melati, juga sering menyediakan minuman keras (miras) berbagai jenis untuk para tamu yang datang.

Intormasi lain yang di dapat media ini menyebutkan bahwa di beberapa kontrakan esek-esek itu ada sekitar 30 orang wanita PSK dan 3 orang mami atau germo.

Tarif untuk sekali berkencan, dipatok dengan harga Rp 350 ribu sampai dengan Rp 500 ribu. Sementara untuk tarif BO hingga pagi hari, biaya minimal Rp 1 juta, tergantung dari tawar menawar antara pemesan dan para wanita penjaja seks di tempat tersebut.

Para germo yang membuka praktek prostitusi di Pasar Kambing Juanda Depok itu juga menawarkan bisnisnya melalui jejaring sosial, MiChat.

Selain esek-esek, kabarnya di lokasi itu juga sering dipakai sebagai tempat untuk berjudi dan transaksi narkoba.

Anehnya, meski praktek esek-esek berkedok kontrakan, perjudian dan transaksi narkoba itu sudah lama dilakukan, namun hingga kini tidak terlihat tindakan dari aparatur penegak hukum yang ada di Kota Depok. Ada apa?

Puluhan kontrakan yang tiap malam terlihat ramai didatangi para tamu mulai pukul 22.00 WIB. itu pun terkesan dilindungi oleh oknum-oknum yang ingin mendapatkan “jatah” dari bisnis “lendir” tersebut.

YE