Internasional

Dijadikan Budak Seks, ISIS Culik 7000 Perempuan Yazidi

Spread the love

8179f1a7f4cbb155713a139f508599e2f

BERIMBANG.COM, Sebuah organisasi non-pemerintah di wilayah Kurdi, Irak utara, tengah bekerja sama dengan dokter kandungan lokal untuk mengembalikan keperawanan para perempuan yang telah melarikan diri dari kelompok teroris ISIS.

Sudah lebih dari setahun sejak kelompok militan ISIS menduduki Irak utara, menculik sebanyak 7.000 perempuan etnis Yazidi, dan memaksa mereka ke dalam perbudakan seksual.

Sejak saat itu, banyak perempuan melarikan diri dan sebagian besar menjadi sangat trauma dengan pemerkosaan dan penganiayaan yang mereka derita selama penyekapan.

Seiring dengan trauma akibat penderitaan yang mereka alami, banyak dari perempuan ini yang dijauhi oleh komunitas mereka sendiri –yang sangat konservatif– karena kehilangan keperawanan mereka di luar pernikahan.

Organisasi non-pemerintah bernama “Wadi” telah mengambil pendekatan yang kontroversial untuk mencoba bantu para perempuan yang berhasil melarikan diri ini, mengembalikan keperawanan mereka.

Staf Wadi bernama Cheman Rashid Abdul Aziz mengatakan, selain menyediakan konseling trauma bagi para perempuan itu, mereka berpasangan dengan ginekolog lokal yang mengembalikan keperawanan mereka dengan menempelkan kembali sisa-sisa selaput dara mereka, atau mengambil cangkok kulit dari dinding vagina mereka.

“Salah satu hal yang paling penting adalah bahwa para gadis itu tak boleh kehilangan keperawanan mereka sampai mereka menikah, mereka harus menyerahkan keperawanan mereka kepada suami,” kata Cheman.

Ia menjelaskan, “Jika mereka kehilangan keperawanan sebelumnya, mereka bisa dibunuh oleh keluarga mereka sendiri. Jadi gadis-gadis yang pernah diperkosa oleh ISIS ini, mereka kembali dengan pikiran seperti, ‘OK saya telah kehilangan keperawanan saya sehingga keluarga akan membunuh saya’.”

Kelompok Wadi mulai bekerja pada tahun 1992 di Timur Tengah dan melobi untuk hak-hak warga negara di Timur tengah termasuk Israel, Yordania dan Irak.

Cheman Rashid mengatakan, tujuan Wadi adalah untuk membantu para perempuan yang telah melarikan diri dari ISIS mengatasi dampak mental akibat penangkapan dan menjadi budak seks.

“Ketika gadis-gadis itu melarikan diri, kondisi psikologis mereka sangat buruk, beberapa dari mereka bahkan tak bisa bicara. Kebanyakan gadis-gadis ini telah mengalami pelecehan seksual, dan dipukuli –lainnya dipukuli sampai mati,” tuturnya.

Ia mengatakan, organisasinya telah membantu sekitar 660 anak perempuan, serta keluarga mereka.

“Adapun kisaran usianya, kami telah membantu semua orang, tua dan muda, bahkan ada gadis berusia satu tahun,” akunya.

Tak bisa hidup tanpa keperawanan

Cheman Rashid mengatakan, mereka memiliki kasus dari seorang gadis bernama Sabrine, yang berusia 14 tahun ketika ia ditawan oleh ISIS dan ditahan selama lima bulan.

“Kondisi psikologisnya sangat buruk dan kami mencoba untuk mengembalikan keperawanannya, tapi kami tidak bisa,” utaranya.

Ia melanjutkan, “Ia terlalu banyak diperkosa sehingga susah diperbaiki.”

Sejak melarikan diri pada bulan Januari, Sabrine telah mencoba bunuh diri sebanyak 6 kali.

Sabrine mengaku, kecuali ia bisa menemukan seseorang untuk mengembalikan keperawanannya, ia akan terus berusaha bunuh diri sampai ia berhasil.

Situasi Sabrine memiliki dampak besar pada Cheman Rashid dan konselor trauma.

Cheman Rashid mengatakan, walau Wadi telah mengalami banyak keberhasilan, mereka masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan perempuan dan anak perempuan dengan luka psikologis dan fisik yang lebih parah.

“Apa yang saya inginkan adalah untuk benar-benar dapat membantu gadis-gadis ini, tak hanya menulis laporan dan kembali dan duduk,” ungkapnya.

Ia menekankan, “Kami benar-benar ingin bekerja untuk mereka dan, misalnya, mengembalikan keperawanan mereka.”

“Dunia ini begitu berkembang dan harus ada organisasi yang bisa melakukan itu, tapi kami tak memiliknya di sini, seseorang harus benar-benar melakukan sesuatu untuk gadis-gadis ini,” lanjutnya.(tbn)

Tinggalkan Balasan