Cina Kekurangan Wanita, Profesor Ini Mengusulkan Hal Yang Ekstrim
BERIMBANG.COM – Tampaknya politik satu anak satu keluarga ditambah dengan prinsip anak lelaki penerus marga telah menyebabkan angka kesenjangan antara jumlah pria dan wanita di Cina.
Saat ini ada kelebihan sekitar 30 juta pria dibanding wanita di Cina. Akibatnya, sekitar 30 juta pria tersebut terancam tak punya istri. Hingga profesor ekonomi Xie Zuoshi dari Universitas Zhejiang mencoba memberikan solusi, yang terdengar ekstrim. Menurutnya, “berbagi adalah peduli”, jadi berbagi istri atau pernikahan sejenis bisa jadi solusi.
Menurut BBC, Profesor Xie mengusulkan menganggap perkawinan sebagai masalah kekayaan dan keinginan, memungkinkan orang berpenghasilan tinggi untuk mendapatkan istri-istri mereka, sementara pria berpenghasilan rendah hanya bisa berbagi istri yang tersisa.
Dia menulis: “Pria dengan pendapatan yang tinggi akan memiliki keuntungan dalam mencari wanita, karena mereka mampu membayar harga tinggi. Dan bagaimana dengan orang-orang berpenghasilan rendah? Salah satu cara adalah untuk beberapa orang bersatu untuk menemukan seorang istri. Ini bukan ide tak masuk akal saya. Di beberapa daerah, terpencil dan miskin ada kasus di mana saudara bersama-sama menikahi satu istri, dan mereka bisa hidup bahagia dan harmonis.”
Jelas, tidak semua orang bisa menerima usulan Xie. Ide-idenya telah menciptakan kegemparan di kalangan feminis yang berpikir proposalnya tidak adil dan secara moral menjijikkan.
Namun, Profesor Xie tampaknya tidak terganggu dengan tingkat perdebatan sepele tersebut:
“Jangan bicara padaku tentang moral. Jika kita tidak membiarkan 30 jutaan bujangan memiliki wanita, kehidupan mereka akan tak punya harapan dan kemudian mereka dapat pergi memperkosa, membunuh, mengadakan pemboman… (Saya tekankan bahwa ini adalah suatu kemungkinan, aku tidak mengatakan mereka pasti akan melakukan itu). Jangan bilang bahwa ini adalah moralitas Anda?”
Seiring dengan poliandri, Profesor Xie mengedepankan beberapa solusi termasuk penerimaan yang lebih luas dari homoseksualitas dan mengimpor istri dari negara-negara tetangga lainnya.
Nasional Biro Statistik percaya bahwa pada tahun 2020, Cina akan memiliki antara 30 dan 40 juta bujangan mencari istri, karena kekurangan perempuan yang disebabkan oleh kebijakan satu anak dan keinginan pasangan China untuk anak laki-laki.
Namun, usulan sederhana Profesor Xie sebenarnya memiliki dasar sejarah. Awal bulan ini, Quartz menerbitkan sebuah artikel yang menjelaskan bagaimana pada abad ke-18 dan ke-19 di Cina pedesaan, perempuan mengambil dua (atau kadang-kadang lebih) suami. Ini dipraktekkan di setiap provinsi Cina, dan untuk sebagian besar, itu ditoleransi oleh masyarakat setempat.
FYI aja nih, dalam kisah Mahabarata, Dewi Drupadi juga menikah dengan 5 bersaudara Pandawa. Jadi poliandri memang bukan hal baru.
Mungkin… para pria lajang di Cina lebih baik mendaftar di Tantan ( semacam aplikasi pencari jodoh di Cina, Tan sendiri berarti lajang) atau menghasilkan lebih banyak duit buat dapetin istri idaman mereka!