Nasional

Berita UtamaNasional

Misteri Pemecatan Rizal Ramli 2016 Terkuak pada Diskusi di JCC Senayan

BERIMBANG.COM, Jakarta – Sejumlah hal menarik diungkap diskusi "Debat-Tak Debat: Utang Besar Untuk Siapa?" di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (3/7/2018) yang menghadirkan Rizal Ramli sebagai pembicara.

Moderator Effendi Ghazali sempat mengangkat terkait pemberhentian ekonom senior Rizal Ramli dari jabatan Menko Maritim dan Sumber Daya oleh Presiden Joko Widodo pada reshuffle 27 Juli 2016. Ternyata sampi kini hal ini masih jadi misteri bagi banyak orang. 

Pertanyaan tentang alasan Jokowi memecat Rizal kembali muncul, kali ini dari pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendi Gazali. 

Effendi menjadi moderator dalam 
Mendapat pertanyaan dari Effendi, Rizal mengawali dengan mengungkap pandangannya soal slogan Revolusi Mental yang digaungkan pemerintahan Jokowi. 

"Revolusi mental itu tidak mungkin hanya berupa ceramah-ceramah. Namun, harus dikasih shock therapy, khusus kepada orang yang brengsek-brengsek," tutur Rizal.

Kata Rizal, Presiden Jokowi pernah bertanya ke dirinya soal alasannya "mengepret" orang-orang yang "brengsek".   

"Mas Rizal, kenapa mesti dikepret?" kata Rizal meniru Jokowi.

"Mas, kalau kita mau panen di Indonesia, tikus banyak sekali. Kita bisa bikin gaduh supaya tikusnya kabur, panennya bisa buat rakyat. Nah, di Indonesia, proyek atau apapun itu, tikusnya gede-gede, bukan tikus sawah. Tikusnya gede dan berkuasa. Jadi mesti dikepret," tandas capres yang sudah keliling nusantara ini.

Rizal juga menyinggung soal penolakannya terhadap Reklamasi Teluk Jakarta yang dianggap sebagian kalangan sebagai pemicu pemecatannya. 

Dia pun mengungkapkan bahwa dirinya sempat menjadi korban permainan isu politik di media massa. Namun, tidak banyak orang yang menyadari bahwa pekerjaannya membuahkan revaluasi aset yang meningkatkan nilai aset BUMN sebesar Rp 800 triliun, menghasilkan penerimaan pajak Rp 30 triliun, dan beberapa perubahan lain.

Meski begitu, Rizal tidak menyesal diberhentikan Jokowi dari kabinet.

Bahkan ia berterimakasih karena ia menjadi lebih memiliki banyak waktu luang untuk mengkampanyekan dirinya sebagai kandidat calon presiden. 

"Saya berterima-kasih betul dipecat sebagai menteri oleh Pak Jokowi. Jadi, kami punya waktu keliling Indonesia, mempersiapkan diri untuk menggantikan Beliau (Jokowi)," jelasnya. (JM/WA/Red)

Berita UtamaNasional

Senator RI Beny Ramdhani Minta Kapolri dan Dewan Pers Segera Hentikan Kriminalisasi Pers

BERIMBANG COM, Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Beny Ramdhani mengungkapkan keprihatinan atas sederetan peristiwa kriminalisasi pers yang menimpa wartawan di berbagai daerah. Senator asal Sulawesi Utara ini bahkan mengecam keras tindakan aparat Kepolisian dan Dewan Pers yang mengkriminalisasi jurnalis atas karya jurnalistiknya. 

Ramdhani juga menyatakan, mendukung penuh aksi solidaritas yang akan dilakukan wartawan sebagai respon atas tewasnya seorang wartawan (Muhammad Yusuf) dalam tahanan.

"Penangkapan dan pemidanaan wartawan adalah wujud penghianatan terhadap perjuangan reformasi. Pers itu adalah bagian dari reformasi yang harus dijaga kemerdekaannya," tandas aktivis 98 ini, mengkritisi penerapan pasal pidana umum dalam penanganan sengketa pers. 

Menurut Ramdhani, Dewan Pers seharusnya menjadi lembaga yang paling terdepan melindungi dan menjamin kebebasan pers.
"Kalau rekomendasinya justeru menjadikan wartawan dipidana, dan ada yang tewas dalam tahanan, maka sebaiknya seluruh personil Dewan Pers tahu malu dan membubarkan diri sebelum dibubarkan," tegas Ramdhani ketika dimintai tanggapannya menyangkut permasalahan kriminalisasi pers dan aksi damai yang akan digelar wartawan (4/7) nanti.

Kepada pihak Kepolisian, Ramdhani dengan tegas meminta Kapolri Jendral Polisi Tito Karnavian segera menghentikan kriminalisasi pers yang dilakukan anak buahnya.

"MOU antara Kapolri dan Ketua Dewan Pers yang berisi penyelesaian sengketa pers akan jadi lelucon dan terkesan abal-abal jika implementasinya justeru bertolak belakang, dan kewibawaan seorang Kapolri patut dipertanyakan dalam hal ini," pungkasnya.

Terkait hal ini juga, Ramdhani berharap Presiden RI Joko Widodo segera turun tangan karena ini menyangkut hajat hidup ratusan ribu wartawan dan puluhan ribu media yang terancam dikriminalisasi dan kehilangan pekerjaan. 

"Saya pribadi juga mendukung langkah Ketua Umum SPRI Hence Mandagi dan Ketum PPWI Wilson Lalengke melayangkan gugatan PMH terhadap Dewan Pers, karena nasib wartawan dan media sedang dipertaruhkan," imbuhnya.

Sementara itu, untuk diketahui Aksi damai gerakan "Tolak Kriminalisasi Pers Indonesia" akan digelar (4/7) pagi di Dewan Pers dan dilanjutkan ke PN Jakarta Pusat. ***

Berita UtamaNasional

Hasil Quick Count Nasdem Taklukan PDI-P

BERIMBANG.COM, Jakarta – Partai Nasional Demokrat (Nasdem) yang diketuai Surya Paloh membuat kejutan pada pilkada serentak 2018 dengan menggusur partai-partai besar seperti Gerindra, PKB, PKS maupun PDIP. 

Menurut pengamat politik Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie 8 kemenangan yang diraih calon dari Nasdem di 13 provinsi yang diumumkan lewat hasil quick count sungguh luar biasa dan mengejutkan publik.

Justru Demokrat yang awalnya punya kans menang di Jabar, NTT dan Kaltim harus terpuruk mengakui keunggulan Nasdem.

Lanjut kata Jerry, tak seperti biasanya Demokrat takluk pada Nasdem. Lantaran Jatim dan Jabar milik Demokrat dan PKS pada pilgub lalu. Jawa Barat pada survei awal dikuasai Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, tapi di injury time berbalik. Justru Ridwan Kamil yang diusung Nasdem menaklukan keduanya.

Memang kata Jerry, ketua umum mereka Surya Paloh punya peran besar dalam kemenangan mereka. Apalagi media pendukungnya yang membantu para calon gubernur mereka.

PDI-P saja ujar Jerry takluk pada Nasdem dimana kedudukan 8-4  Dimana Nasdem mendukung dan mencalonkan Gubernur yang menang seperti, Murad Ismail (Maluku), Viktor Bungtilu Laiskodat (NTT), Sutarmidji (Kalbar), Herman Deru (Sumsel), Edy Rahmayadi (Sumut), Ganjar Pranowo (Jateng), Khofifah Indar Parawansa (Jatim) dan Ridwan Kamil (Jabar). 

Sedangkan PDI-P tutur dia, hanya unggul di Bali, Jateng, Maluku, Sulsel. 

Lanjut kata Jerry, ini bisa berpengaruh bagi PDI-P di pilpres pada 2019 mendatang. Nasdem dan PPP akan menjadi partai yang diperhitungkan, selain new comer Perindo. Pasalnya, menang di pilgub akan menjadi barometer pada pilpres.

"Saya mengapresiasi racikan dan ramuan politik dari Nasdem yang menggunguli para rivalnya. Mereka datang bagaikan tim "Three Lions" Inggris di piala dunia Rusia, dengan menggulung Tunisia 2-1 dan menghajar Panama 6-1," kata Jerry.( tyr-WA Red)

Berita UtamaNasional

Merajut Kembali Solidaritas Bangsa Dari Tragedi Surabaya

Fungsionaris PP AMPG dan Waketum DPP Barisan Muda Kosgoro, Donny Isman ( Foto : Ist).

BERIMBANG.COM – Dua hari ini kota Surabaya sangat mencekam, sampai senin siang ini tercatat sekitar 5 (lima) Bom meledak dibeberapa tempat. Terutama minggu kemarin, tiga bom meledak hampir bersamaan di tiga tempat rumah ibadah.

Tetapi situasi saat ini menurut Donny Isman tidak boleh membuat kita berlarut dalam kepedihan, apalagi terus menerus ketakutan seperti yang diharapkan oleh pelaku teror ini. Dari keadaan ini mari kita merajut kembali solidaritas kita dengan semakin saling mengasihi dan menghormati demi menjadi Bangsa yang Kuat serta Rakyat yang sejahtera.

Dalam pemikiran Donny situasi saat ini merupakan sebuah proses menjadikan Indonesia menjadi Negara yang semakin Solid dan tangguh. Dan sebagai cucu Mas Isman yang notabene pahlawan asal Jawa Timur dia yakin dan percaya Spirit masyarakat Surabaya akan mampu melewati rintangan ini dan semakin solid kedepannya.

Dari tragedi teror di Surabaya mari kita kembali merajut kembali Solidaritas sehingga sebagai warga kita lebih paham akan makna Bhinaka Tunggal Ika. Makna dimana kita semua adalah sama, bersaudara dan sama-sama makhluk Tuhan YME. 

Diakhir Donny Isman juga memberikan masukan kepada pemerintah agar semakin tegas terhadap pemberantasan kolompok radikal tersebut. Dia juga mendorong agar DPR segera merealisasikan UU Anti Terorisme yang baru, bahkan jika dianggap DPR lamban bisa saja  Presiden Dengan Kewenangannya segera membuat Perppu dalam waktu dekat.

Penulis : Donny Isman

Berita UtamaNasional

Akhirnya Setya Novanto Mundur Sebagai Ketua DPR

BERIMBANG.COM, Jakarta – Setya Novanto disebut sudah menyatakan mengundurkan diri sebagai ketua DPR. Pengunduran diri Novanto disampaikannya melalui surat yang ditujukan kepada Fraksi Golkar. 

Dalam surat itu, Novanto juga merekomendasikan Fraksi Partai Golkar untuk menunjuk Aziz Syamsuddin sebagai ketua DPR.

Ketua Koordinator Bidang Kesejahteraan Masyarakat DPP Partai Golkar Roem Kono membenarkan soal surat pengunduran diri itu.

Memang sudah ada pemberitahuan secara tidak resmi bahwa memang betul bahwa ada surat putusan dari Ketua Umum Setya Novanto menunjuk saudara Aziz," ujar Roem seusai acara diskusi di Senayan, Jakarta, Sabtu (9/12/2017).

Menurut Roem, kemungkinan DPP Partai Golkar akan membicarakan soal surat Novanto ini dalam rapat pleno partai pekan depan yang akan membahas agenda musyawarah nasional luar biasa (munaslub).

Surat pengunduran diri Novanto ini juga telah disampaikan Ketua Fraksi Golkar Robert Kardinal dalam pertemuan dengan sejumlah fraksi di DPR pada Jumat (8/12/2017) kemarin.

Anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani, membenarkan dirinya hadir dalam pertemuan tersebut. 

 

Sekretaris Jenderal DPP PPP Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/10/2017).

 

Pertemuan berlangsung di Lantai 12 Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen atau lantai Fraksi Partai Golkar.

Arsul menuturkan, dalam pertemuan tersebut Robert menyampaikan soal pengunduran diri Setya Novanto sebagai ketua DPR.

Disampaikan pula bahwa Golkar mengusulkan Aziz Syamsuddin sebagai pengganti Novanto.

"Cuma dikasih info bahwa Pak Nov mundur, Golkar usulkan Aziz. Sudah cuma itu," kata Arsul melalui pesan singkat, Sabtu (9/12/2017).

Ia membantah isu yang beredar bahwa pihak Golkar meminta fraksi lain menyetujui penunjukan Aziz sebagai ketua DPR pengganti Novanto.

Arsul mengaku, ia dan Sekretaris Fraksi PKB Cucun Ahmad Syamsurijal hanya ikut dalam pertemuan selama kurang lebih lima menit.

"Tidak sejauh itu sampai meminta agar mendukung Pak Azis Syamsuddin," ujar Arsul.

Menurut Arsul, pertemuan itu juga tak direncanakan. Ia tak sengaja bertemu dengan Robert dan Aziz setelah melaksanakan shalat Jumat di Masjid DPR RI.

Ia menambahkan, jika memang Golkar berencana meminta dukungan pasti akan dilakukan pada pertemuan yang sifatnya lebih formal seperti forum Badan Musyawarah (Bamus) atau pertemuan di luar itu.

Sumber : Kompas.com

Nasional

Aksi Damai, Dewan Pers Jangan Kangkangi Kemerdekaan Pers

IMG_20170320_112938

BERIMBANG.COM, Jakarta – Aksi damai Forum Pers Independen Indonesia (FPII), setelah berlangsung sekitar dua jam di gedung Dewan Pers, rupanya hanya bisa melakukan aksi secara sepihak di halaman Dewan Pers, dikarenakan anggota Dewan Pers tidak memiliki nyali untuk menemui FPII.

Hal tersebut diketahui ketika salah satu anggota FPII yang sempat berada di Gedung Dewan Pers sejak pukul 08.00 wib pagi, sudah mencoba mengecek, dan sampai selesai demo damai tidak ada satupun anggota Dewan Pers.

“Maling ketika lari dari kejaran polisi, dipastikan karena takut, ketakutan itu dikarenakan membuat kesalahan, seperti itulah yang terjadi pada Dewan Pers, ketika tidak berani muncul untuk menemui FPII,” ujar Ketua Deputi Organisasi Sekretariat Nasional FPII, Jall Jazz Pamone, dalam orasinya, kepada para peserta aksi yang berjumlah sekitar 70 pekerja pers yang berasal dari sekitar wilayah Jabodetabek.

Ketua Presidium FPII, Ibu Kasih Hati yang membuka orasi mengatakan jika Dewa Pers jangan menjadi manusia pengecut lalu bersembunyi.

“Kalian (DP) jangan kangkangi kemerdekaan pers, kalian harus keluar untuk menerangkan semua kebijakan kalian, jangan menjadi pengecut bersembunyi,” ujar Kasih Hati dalam orasinya. Pentas teatrikal yang dilaksanakan oleh anggota FPII juga menarik perhatian para pekerja pers yang kebetulan datang meliput, teatrikal dilaksanakan sendiri oleh anggota FPII.

Usai melakukan aksi di Gedung DP, peserta aksi yang sempat di sambut hujan, namun tidak juga menyurutkan semangat para anggota, bahkan menjadikan catatan tersendiri dari salah satu stasiun Televisi luar negeri Al-Jazzera, hingga melakukan liputan ke Gedung DPR RI.

Rupanya pihak Humas DPR RI sangat antusias untuk segera menerima perwakilan FPII untuk diteruskan ke Komisi I DPR RI yang membidangi jurnalistik, dan juga penyusun dan yang mensahkan UU Pers nomor 40 tahun 1999. UU Pers tersebut, diserahkan kepada Dewan Pers untuk melaksanakan yang isinya salah satu adalah perlindungan kepada pekerja pers.

Namun kenyataannya justru Dewan Pers seakan melakukan penyimpangan dengan sesuka hatinya membuat kebijakan tanpa melakukan koordinasi kepada Komisi I selaku pengawas dan tempat DP melakukan koordinasi terkait dengan kebijakan yang akan dilakukan. Akibatnya persoalan verifikasi yang dipaksakan kepada media oleh DP menjadi pertanyaan Komisi I atas dasar apa.

“Saya sempat kaget dengan persoalan verifikasi karena kami tidak mengetahui sama sekali, karena tidak diberitahu apalagi dilibatkan,” ujar Ketua Komisi I DPR RI, Dr. Abdul Kharis Almasyhari dari Fraksi PKS. Secara tidak langsung Ketua Komisi I mengatakan jika persoalan verifikasi, belum layak untuk ditetapkan oleh instansi manapun untuk menjadikan alasan melakukan pelarangan kepada wartawan manapun melakukan liputan.

Kejadian di beberapa daerah yang dilakukan oleh instansi dengan menolak wartawan melakukan peliputan, dengan alasan surat edaran dari dewan pers terkait dengan yang boleh melakukan kegiatan pers hanyalah media yang sudah terdaftar dalam rilis verifikasi versi dewan pers.

“Setiap Instansi yang sudah menerima surat dari dewan pers tidak memiliki hak untuk melarang wartawan untuk melakukan peliputan, jika terjadi maka FPII akan melakukan somasi karena telah melanggar UU Pers tentang menghalang-halangi untuk mendapatkan informasi,” ujar Ketua Setnas FPII, Mustofa Hadi Karya alias Opan.

Tiga orang perwakilan FPII yang diberikan kesempatan untuk bertemu dengan Ketua Komisi I menolak untuk melakukan audensi, jika tidak melibatkan seluruh peserta aksi.

“Karena yang hadir saat ini, adalah wartawan dari berbagai media, karenanya berbagai persoalan juga dihadapi oleh media-media tersebut, jadi tidaklah mungkin jika cuma kami bertiga,” ujar Hefrizal selaku Koordinator Lapangan Aksi Damai FPII, yang ditemani Ketua Deputi Bidang Organisasi dan Ketua Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan Setnas FPII.

Selain itu, pihak Komisi I juga tidak memiliki waktu panjang, dikarenakan sudah ada agenda dengan pihak TVRI dan persoalan pertahanan dan keamanan dengan perwakilan dari Negara Philipina. (Red)

 

Nasional

Tanda Baricode, Kebijakan Dewan Pers Terkesan Membatasi Ruang Gerak media

IMG-20170211-WA0004

BERIMBANG.COM, Jakarta – Sedikitnya di tahun ini, menurut Ismanto ada 43.000 media berkembang dari Sabang sampai merauke, hal itu menandakan masyarakat Indonesia sudah mulai cerdas.Jakarta, 10/2.

Sebagian besar publik menyayangkan dewan pers terkesan terburu buru ambil kebijakan verifikasi dan rencana Barcode kepada media media yang dianggap lulus administrasi berbadan hukum. 

Didepan awak media, Ismanto yang mewakili Dewan Pers menyatakan, itu bukan utk mendiskriminasi temen temen wartawan, tapi lebih terfokus pada penataan dalam industri pers. 

"Masalah verifikasi sudah sejak dari tahun 2001 kita infokan ke temen temen media, kalau dibilang kami kurang sosialisi permasalahan verifikasi, itu bukan satu alasan, karena kami sudah memberikan informasi tersebut setiap tahunnya." ucap Ismanto di gedung dewan pers, Jum'at (10/2).

Polemik verifikasi dan tanda Barcode distiap media, dirasakan para insan pers di Indonesia sangat mengekang kemerdekaan pers. 

Dengan sikap tegas, para insan pers sepakat membentuk forum yang menjadi langkah awal petisi bersama. Surat petisi utk Rapat Dengar pendapat (RDP) yang baru dimulai 2 hari ini sudah terdata sedikitnya 126 jurnalis dan 76 media yang mewakili insan pers se Indonesia. 

"Kami adalah pekerja pers dan ini adalah profesi kami, tapi kami sangat menyayangkan kebijakan Dewan Pers yang menyalah artikan keberadaan kami tidak dianggap." kata opan salah satu penggagas berdirinya Forum Pers Independen Indonesia (FPII).

Ketika ditanyakan langkah langkah kedepannya, kata ia, Petisi untuk RDP sudah masuk ke komisi I DPR RI.

Tantowi Yahya, Anggota Komisi I DPR RI saat ditemui di gedung Nusantara III DPR RI mengatakan, permasalahan ini memang harus disikapi dengan serius dan bijak.

Ini memang menjadi permasalahan nasional dalam dunia jurnalis. Kebijakan dewan pers dianggap tidak objectif dan terkesan membatasi ruang gerak pers yang tidak sesuai UU Pers No. 40 tahun 1999. Bahkan menurutnya, kebijakan yang yang dikeluarkan dewan pers terkait verifikasi dan kode barcode itu ada asumsi pesanan politik dan bisnis di dalamnya untuk menekan gejolak yang telah menjadi viral dengan sebutan HOAX.

Para utusan FPII ke dewan pers bukan hanya membawa misi untuk meminta verifikasi dan barcode untuk dikaji lagi, dan belum saatnya untuk diumumkan di publik saat ini. 

"Yaaa, terlalu cepat kebijakan itu dikeluarkan dewan pers, sedangkan di UU Pers tidak ada perintah barcode. Dewan pers hanya pelaksana UU pers dan bukan utk mengambil keputusan sepihak, kan ada DPR komisi I yang memiliki hak dan kewenangan dalam hal itu," ujar opan.

Untuk itu Forum Pers Independen Indonesia (FPII) meminta komisi I DPR RI segera menggelar RDP yang dihadiri pengurus inti dewan pers dengan kami hingga terbentuk komunikasi sehat guna menyelesaikan konflik nasional yang melibatkan insan pers diseluruh Indonesia, sehingga tidak menimbulkan aspek sosial ekonomi. Opan juga mengatakan, jika itu terjadi maka hal itu akan menambahkan prosentase kriminalisasi, karena menyangkut permasalahan karya anak bangsa. (Red).

 

Nasional

Bos Pandawa Group Dan Para Leader Dilaporkan Ratusan Nasabah Ke Polisi

images

BERIMBANG.COM, Jakarta – Ratusan korban penipuan berkedok investasi bodong Pandawa Group melapor ke Polda Metro Jaya, Jumat, 3 Februari 2017. Mikael Marut, kuasa hukum para korban mengatakan, dari 173 orang yang menjadi korban dengan kerugian mencalai Rp 20 miliar.

"Kerugian tiap korban berbeda. Ada yang Rp 15 juta, ada yang paling tinggi Rp 1,2 miliar. Kemungkinan jumlahnya akan terus bertambah karena masih ada teman-teman yang komunikasi untuk ikut dalam grup ini," kata Mikael di Mapolda Metro Jaya, Jumat.

Mikael menjelaskan, dalam laporan kali ini mereka melaporkan bos Pandawa Nuryanto dan beberapa anak buahnya, Agustinus Budi, Yenny Selva, Vita Lestari, dan lainnya. "Yang kami laporkan adalah bos Pandawa Group dan para leader," katanya.

Mikael menambahkan, para korban sebelumnya juga sempat menyambangi rumah Nuryanto di Depok, namun tidak bertemu dengan Nuryanto.

Sementara itu, salah satu korban bernama Diana Ambarsari, 39 tahun mengaku merugi sekitar Rp 293 juta. Kerugian itu ia dapat sejak berinvestasi pada Februari 2016.

Diana menuturkan, investasi ini menawarkan keuntungan sebesar 10 persen tiap bulannya. Namun tiba-tiba diturunkan menjadi 5 persen dan pada Desember 2016, dan kemudian  berhenti.

"Awalnya menguntungkan, tapi sejak Desember lalu mulai agak aneh dan saya tak lagi dapat," katanya. Diana baru sadar tertipu setelah adanya pemberitahuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyatakan bahwa investasi yang ditawarkan Pandawa Group ilegal.

"Jadi tidak ada pembayaran profit, tidak ada in dan out. Dijanjikan 8 Januari 2017 sudah normal kembali, tapi tidak ada realisasinya sampai mundur hingga 1 Februari dan sampai sekarang sudah tidak ada orangnya," kata Diana.

Berdasarkan Lp bernomor LP/593/II/2017/PMJ/Ditreskrimsus, Nuryanto dan karyawannya dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan atau Pasal 372 KUHP tentang Penggelapan dan atau Pasal 3, 4, 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). (Abd)

Nasional

Kapolri Berhalangan Hadir Untuk Temui Pengunjuk Rasa 161

813d808a487cc8182967096073374dc2

BERIMBANG.COM, Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian berhalangan hadir untuk menemui perwakilan massa dari Laskar Pembela Islam (LPI) yang akan berunjuk rasa di Mabes Polri, Senin (16/1/2017).

Namun, menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Iwan Kurniawan, ada perwakilan pejabat dari Mabes Polri yang akan menemui pihak pengunjuk rasa tersebut.

Rencananya, para pengunjuk rasa itu akan berkumpul di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Setelah itu, mereka dijadwalkan melakukan longmarch dari Masjid Al-Azhar ke Mabes Polri.

"Mereka berkumpul misalnya di Masjid Al-Azhar, perwakilan bisa audiensi. Nanti ada pejabat mabes yang ditunjuk untuk audiensi," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Iwan Kurniawan, kepada wartawan, Minggu (15/1/2017).

Massa LPI terdiri dari berbagai ormas Islam termasuk Front Pembela Islam (FPI).

Mantan Kapolda Metro Jaya itu berhalangan hadir karena akan menghadiri rapat. Namun, kata Iwan, aspirasi dari para pengunjuk rasa itu juga tetap akan diterima oleh Kapolri.

Menurut dia, Kapolri telah menunjuk salah satu pejabat di Mabes Polri yang akan menerima pengunjuk rasa.

Nantinya, aspirasi itu akan disampaikan langsung kepada orang nomor satu di instansi Polri.

"Kami sediakan pejabat yang menerima. Kalau maksa ini kan rapat penting. Kan yang penting aspirasi bisa sampai. Nanti juga sampai ke pimpinan Polri. Jadi tak ada alasan untuk tetap bertemu beliau. Aspirasi bakal sampai kan," ujarnya.

Tuntutan aksi 161 ada dua.

Pertama menuntut dan meminta kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar segera mencopot Kapolda Jawa Barat, Irjen Anton Charliyan, yang telah melakukan pembiaran dan mengakibatkan terjadinya insiden penyerangan dan penganiayaan terhadap massa ormas Islam FPI oleh massa ormas LSM GMBI.

Kedua, menuntut kepada Mabes Polri agar mencari dan menangkap aktor intelektual dan pelaku lapangan terhadap penyerangan dan penganiayaan massa ormas Islam FPI oleh massa ormas LSM GMBI.

Sumber : Tribunews.com

 

Nasional

Ini Alasan Tenaga Kerja Cina Datang Ke Indonesia

3ac0cfd1327b5265dd2f9acc6b6a0218

BERIMBANG.COM, Jakarta – Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf menjelaskan bahwa tingkat pengangguran di Cina mencapai angka lima persen atau sekira 40 juta orang dari total jumlah penduduk 1,4 miliar jiwa. Oleh karenanya, Pemerintahnya pun sangat  berkepentingan untuk mengurangi tingkat penangguran dengan menyebar tenaga kerja ke sejumlah negara. Hal itulah yang menyebabkan banjirnya tenaga kerja asal Cina di Indonesia.

"Di Cina pembangunan infrastruktur sudah banyak, duit banyak, maka mereka mengekspansi ke negara lain, tanam investasi menggunakan pekerja dari mereka," kata Dede dalam diskusi bertajuk 'Di balik Serbuan Warga Asing' di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (24/12/2016).

Serbuan tenaga kerja asing asal negeri Tirai Bambu tersebut tentu sangat mengkhawatirkan bagi Indonesia sendiri.

Namun, kata Politisi  Partai Demokrat tersebut mengatakan bahwa bukan hanya Indonesia yang diserbu tenaga kerja asal Cina. Negara-negara berkembang di Afrika dan Asia Tenggara juga menjadi tujuan utama tenaga kerja Cina.

"Kalau ke Amerika Serikat sudah tidak bisa. Amerika sudah memproteksi ekonominya,"kata Dede.

Selain itu, membanjirnya tenaga kerja asal Cina disebabkan adanya kebijakan visa bebas kunjungan. Kemenkumham mencatat ada 1.993 warga negara Cina menyalagunakan visa kunjungan untuk bekerja di Indoneasia. Sebanyak 1.836 orang sudah dideportasi, dan 126 orang sudah diproses di pengadilan.

Indonesia menerapkan visa bebas kunjungan ke 169 negara. Kebijakan itu buat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan asing. Indonesia masih kalah dengan Malaysia soal kunjungan wisatawan. Sementara Pemerintahan Joko Widodo menargetkan 12 juta kunjungam wisatawan mancanegara dan saat ini jumlah wisman yang masuk ke Indonesia baru delapan  juta. (Abd)