Apresiasi Insan Pers Sambut HPN 2021 Walikota Bogor Akan Terima Anugerah PWI
BERIMBANG.com – Penghargaan Anugerah Kebudayaan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, satu diantaranya diberikan kepada Wali Kota Bogor, Bima Arya.
Penyerahannya akan diberikan pada puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2021, bersama Presiden RI Joko Widodo, secara daring maupun luring, Selasa (9/2/2021) pagi. Bima Arya terpilih meraih penghargaan bersama 9 bupati/wali kota lainnya.
Ketua Umum PWI, Atal S. Depari yang juga Penanggungjawab HPN 2021 mengatakan, penghargaan ini merupakan apresiasi insan pers terhadap para bupati/wali kota yang peduli kebudayaan dan literasi media.
Yang dipilih oleh tim juri yang terdiri dari para wartawan senior, penulis, budayawan dan akademisi, serta pekerja seni-budaya.
Sementara itu, Pelaksana Anugerah Kebudayaan PWI Pusat, Yusuf Susilo Hartono menambahkan, ke-10 bupati/wali kota penerima anugerah ini memiliki strategi, kinerja, dan kekuatan masing-masing dalam pemajuan kebudayaan daerahnya, baik sebelum maupun pada saat pandemi.
“Pada umumnya, mereka merawat warisan masa lalu, kemudian merawat, memanfaatkan, mengembangkan dan melindunginya, dengan berbagai regulasi,”
“Selain itu mengembangkan dengan ‘bungkus’ dan cara masa kini, termasuk di dalamnya menggunakan teknologi dan media sosial. Dengan demikian budaya lokal bisa menyumbangkan warna pada kebudayaan nasional, sekaligus global,” kata Yusuf.
Bagaimana strategi dan kinerja Wali Kota Bogor, Bima Arya dalam melestarikan kebudayaan dan literasi media?
Dewan juri menilai, Bima Arya telah mampu merevitalisasi filosofi kearifan lokal Sunda melalui tema Hari Jadi Bogor (HJB) ke-538 saat pandemi Covid-19, yakni ‘Sahitya Raksa Baraya’ membangun kemajuan Kota Bogor dalam kebersamaan lintas etnis hingga agama, dengan dukungan media.
Strategi dan kinerja bupati/wali kota penerima penghargaan ini kata Yusuf, menggunakan dua pendekatan, yakni masa normal dan masa pandemi.
Sementara itu, pada anugerah tahun sebelumnya, 2016 dan 2020, para bupati/wali kota hanya menggunakan satu pendekatan, masa normal. (**)