BERIMBANG.COM – BANDUNG | Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi soal aturan jam masuk sekolah pukul 06.30 WIB menuai gelombang kritik dari warganet. Tak hanya siswa, orang tua pun mengeluhkan dampak kebijakan ini, mulai dari jam tidur terganggu hingga anak-anak menjadi kelelahan dan kurang fokus saat belajar.
Aturan ini diterapkan untuk seluruh jenjang pendidikan, bahkan termasuk PAUD, sebagai kompensasi atas penghapusan kegiatan belajar hari Sabtu. Hal itu tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jabar Nomor 58/PK.03/Disdik tertanggal 28 Mei 2025.
Namun, di balik niat efisiensi, kebijakan tersebut justru menimbulkan keresahan publik. Dalam unggahan video TikTok Dedi Mulyadi, warganet ramai-ramai menyuarakan keberatannya di kolom komentar.
“Pak, saya mohon ini mah pak, cabut sistem sekolah jam 06.30 pagi. Orang tua harus bangun jam 4 buat nyiapin anak. Gimana kalau rumah jauh dan harus jalan kaki?” tulis akun @rha****
Tak sedikit juga yang menyoroti beban jam belajar yang tidak ikut dikurangi, sehingga siswa justru makin kelelahan.
“Saya tidur jam 20.30 tapi pulang jam 4 sore itu berat, Pak. Lebih baik pulang jam 14.30 saja,” kata akun @spad*****
Selain soal kelelahan fisik, muncul kekhawatiran soal kesehatan mental dan pertumbuhan anak akibat kurang tidur dan memulai aktivitas terlalu pagi.
“Negara maju aja sekolah mulai jam 9. Kita malah jam 6.30. Ini bikin anak kekurangan tidur dan susah fokus. Kasihan, Pak,” protes akun @natk******
Meski sebagian warganet memahami niat baik Gubernur Dedi untuk mendorong disiplin dan efisiensi waktu, banyak yang meminta agar keseimbangan antara kebutuhan biologis dan beban akademik anak tetap diperhatikan.
Hingga berita ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Dedi Mulyadi atas desakan publik untuk meninjau ulang kebijakan tersebut.***