Jelajah Desa

Jelajah Desa

Jurnalis Cicago Perkuat Kapasitas Lewat Pelatihan Profesional di Cibalung

BERIMBANG.com, Bogor – Semangat peningkatan kualitas jurnalistik terus digelorakan oleh Paguyuban Jurnalis Cicago (Cijeruk, Caringin, Cigombong) yang menggelar Pelatihan dan Peningkatan Kompetensi Wartawan pada Sabtu (28/6/2025) di Aula Desa Cibalung, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan jurnalis dari tiga kecamatan serta menghadirkan narasumber berpengalaman, di antaranya Herman Indrabudi (Ketua PWI Kota Bogor), Furqon Munawar (Pimred iNews Bogor), dan M. Nurrofik (Plt. Ketua PWI Kabupaten Bogor sekaligus Ketua SMSI Bogor Raya).

Dalam sesi penyampaian materi, M. Nurrofik menekankan pentingnya peningkatan kapasitas wartawan di era digital. Ia mendorong para jurnalis lokal, khususnya yang berbasis di media daring, untuk aktif bergabung dengan organisasi seperti Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) agar lebih memahami kode etik, manajemen redaksi, serta tantangan dunia pers modern.

“Dengan pelatihan seperti ini, kita membuka ruang diskusi dan berbagi ilmu antar wartawan. Ini penting untuk menjaga kualitas informasi dan integritas media lokal,” ujar Nurrofik.

Ia juga menyampaikan harapannya agar komunitas jurnalis di wilayah Bogor Selatan bisa terus tumbuh dan menjadi mitra strategis dalam penyebaran informasi publik yang akurat dan bertanggung jawab.

Pelatihan ini disambut antusias oleh peserta. Mereka berharap agenda serupa dapat rutin diselenggarakan demi menjaga profesionalisme wartawan di tingkat akar rumput.

(Red)

Jelajah Desa

Barang Wisatawan Raib di Parkiran Puncak Darma, Keamanan Geopark Ciletuh Dipertanyakan

BERIMBANG com, Sukabumi – Seorang wisatawan asal Bogor, Deny Negara Irawan, mengalami kejadian tak menyenangkan saat berwisata ke kawasan Puncak Darma, Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi. Satu tas ransel dan tenda miliknya hilang saat ia tinggalkan di atas sepeda motor yang diparkir.

Deny mengaku sudah beberapa kali berkunjung ke Geopark Ciletuh untuk “healing” menikmati keindahan alam. Namun kejadian kali ini membuatnya kecewa.

“Saya sering ke sini, tempatnya indah banget. Tapi baru kali ini saya jadi korban. Motor saya parkir di atas,tenda di atas jok. Pas balik, semuanya sudah raib,” ungkap Deny kepada Minggu (23/6).

Menurut Deny,Tenda untuk camping pinggir pantai hilang,jadi saya tidur di penginapan agak kurang seru.

Ia menyayangkan tidak adanya sistem keamanan yang memadai di lokasi wisata populer tersebut.

“Sayang banget. Geopark sebagus ini tapi nggak ada petugas parkir, nggak ada CCTV. Harusnya pihak pengelola atau desa lebih serius soal keamanan,” katanya.

Lokasi Populer, Pengawasan Minim

Puncak Darma merupakan salah satu titik tertinggi di Geopark Ciletuh, yang dikenal dengan lanskap Teluk Ciletuh berbentuk tapal kuda. Lokasinya yang berada di ketinggian 230 mdpl sering jadi tujuan utama wisatawan untuk berswafoto dan menikmati matahari terbenam.

Namun minimnya pengawasan kini menjadi sorotan. Banyak warganet yang ikut menyesalkan kejadian tersebut dan meminta aparat setempat bertindak.

Imbauan bagi Pengunjung

Kasus ini menjadi peringatan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Geopark Ciletuh:

Jangan meninggalkan barang berharga di atas kendaraan.

Gunakan kunci tambahan dan pengaman untuk barang bawaan.

Waspadai lingkungan sekitar dan jangan ragu melapor jika melihat gelagat mencurigakan.

Awak media masih menunggu pernyataan resmi dari aparat desa Girimukti maupun Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi terkait kejadian ini.

(Deny)

Jelajah Desa

Truk Dinas Buang Sampah Sembarangan di Lahan Warga Ciadeg

BERIMBANG.com, Cigombong– Tumpukan sampah plastik, sisa makanan, dan limbah hotel menggunung di sebidang lahan kosong milik warga di Kampung Lengis, RT 01 RW 09, Desa Ciadeg, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Pemandangan ini bukan ulah oknum tak dikenal, melainkan truk pengangkut milik UPT Pengelolaan Sampah Wilayah III Ciawi, yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam pengelolaan lingkungan.

Insiden pembuangan sampah itu terjadi pada Rabu dini hari, 25 Juni 2025, sekitar pukul 03.00. Truk bernomor polisi F 8169 H itu disebut membawa limbah dari Hotel 5G Resort di Desa Warung Menteng. Alih-alih membawa sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) resmi, sopir truk justru membuangnya di lahan terbuka tanpa izin.

“Ketika kami bangun pagi, tumpukan sampah sudah ada di sana. Bau menyengat dan lalat langsung menyerbu,” ujar salah satu warga sekitar

Warga pun bergerak cepat. Ketua RT setempat melayangkan protes dan meminta pertanggungjawaban dari pihak terkait. Malam harinya, sekitar pukul 19.30, truk yang sama datang kembali dan mengangkut tumpukan sampah tersebut.

Namun insiden ini menyisakan tanda tanya. Mengapa truk pengangkut sampah milik pemerintah bisa dengan mudah membuang limbah sembarangan?

Pemerhati lingkungan di kawasan Cigombong menilai kasus ini sebagai ironi dalam tata kelola sampah. “Ini bukan soal teknis semata, ini soal tanggung jawab. Jika pihak UPT sendiri yang membuang sembarangan, bagaimana masyarakat bisa percaya dan mau disiplin dalam urusan sampah?” ujar aktivis komunitas Lingkungan Hidup.

Data dari anggaran daerah Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa pengelolaan sampah sudah dialokasikan dana rutin setiap tahun, termasuk untuk transportasi dan pembuangan akhir. Warga mendesak adanya evaluasi menyeluruh terhadap kinerja UPT Ciawi dan menuntut sanksi tegas bagi pelaku.

“Kalau tidak ditindak, besok-besok bisa terulang lagi. Jangan sampai lahan warga dijadikan TPA dadakan hanya karena malas atau ingin cepat,” kata seorang ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar lokasi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor terkait kejadian tersebut.

(Deny Negara Irawan)

Jelajah Desa

Akibat Perkelahian Antar Pemain Bola, Pemain Laporkan Ke Polisi,Turnamen Tugujaya DiBatalkan.

BERIMBANG.com,Cigombong – Turnamen sepak bola antar kampung bertajuk Tugujaya Cup Di Desa Tugujaya kecamatan Cigombong kabupaten Bogor berakhir ricuh beberapa minggu lalu. Pertandingan antara tim Kampung Citugu dan Cibogo berubah menjadi perkelahian antar pemain. Salah satu korban dari tim Citugu mengaku dipukul dan memilih melapor ke polisi.kamis( 26/25)

Insiden terjadi saat pertandingan babak kedua berjalan beberapa menit. Adu mulut antar pemain merembet ke aksi saling dorong hingga pemukulan. Suasana pun makin tak terkendali.

Panitia pertandingan dinilai gagal mengendalikan situasi. Tidak ada pengamanan, tidak ada mediasi cepat. Bahkan, saat kondisi makin memanas, panitia memilih menghentikan turnamen.

“Pertandingannya diliburkan dulu,” ujar salah satu panitia kepada wartawan.

Keputusan ini menuai kritik. Warga menilai panitia tidak siap menggelar kompetisi skala desa yang melibatkan dua kampung besar.

“Kalau hanya bisa bilang diliburkan, itu namanya lari dari tanggung jawab,” kata salah satu tokoh pemuda Citugu.

Yang lebih disorot adalah sikap Kepala Desa Tugu Jaya. Saat konflik terjadi, warga menilai kades tidak bisa menyelesaikan masalah tampil sebagai penengah.

“Padahal ini konflik warga sendiri. Tapi kepala desa terkesan diam. Harusnya hadir dan jadi jembatan perdamaian, bukan hanya menonton,” lanjut sumber tersebut.

Salah satu korban, yang merupakan pemain dari Kampung Citugu, telah membuat laporan ke pihak kepolisian. Ia merasa tidak mendapat perlindungan dan keadilan jika masalah ini hanya diselesaikan secara adat.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari Kepala Desa maupun panitia terkait kelanjutan Tugujaya Cup dan penanganan kasus ini.

(Abah Salawasna)

Jelajah Desa

Pesta Terlarang di Puncak, Saat Kegelapan Menyatu dalam Sunyi Villa

BERIMBANG.com, Bogor – Dalam dinginnya udara dini hari Puncak, ketika kabut masih setia menyelimuti perbukitan Megamendung, sekelompok pria dari berbagai kota justru berkumpul dalam satu vila yang menjanjikan “kehangatan berbeda”. Acara yang dikemas sebagai family gathering itu berakhir dengan sirine, jerit panik, dan ketukan keras aparat yang menggulung semua rencana dalam sekejap.

Sebanyak 75 pria diamankan dalam penggerebekan yang dilakukan oleh jajaran Polsek Megamendung, dipimpin langsung Kapolsek AKP Yulita Heriyanti. Mereka terduga sebagai peserta sebuah pesta seks sesama jenis yang berlangsung di sebuah vila mewah, Minggu (22/6) dini hari.

“Awalnya kami menerima laporan warga tentang aktivitas mencurigakan di salah satu vila,” ujar AKP Yulita saat dikonfirmasi, Senin (23/6). Menurut laporan itu, jumlah kendaraan dan lalu-lalang pria muda dalam pakaian mencolok menimbulkan kecurigaan warga sekitar.

Tak menunggu lama, polisi pun bergerak cepat.

Ketika pintu vila terbuka, suasana riuh berubah menjadi sunyi. Musik berhenti, langkah kaki panik terdengar berhamburan ke berbagai penjuru ruangan. Di beberapa kamar, petugas mendapati benda-benda yang diduga digunakan untuk aktivitas seksual menyimpang dari pelumas hingga sex toys.

Para pria itu bukan penduduk lokal. Mayoritas berasal dari Jakarta, Bekasi, dan kota-kota satelit lainnya. Mereka datang secara terorganisir, melalui jaringan dalam aplikasi pesan instan yang menurut polisi sudah mereka awasi sejak sebulan terakhir.

Pihak Polres Bogor kini telah mengambil alih kasus ini untuk pemeriksaan lebih dalam, termasuk kemungkinan pelanggaran hukum berdasarkan Undang-Undang Pornografi dan ketertiban umum.

Namun di balik aspek hukum, kejadian ini kembali membuka kotak Pandora soal realitas sosial yang kompleks. Diskusi soal orientasi seksual kembali mengemuka, antara hak individu dan moralitas publik, antara privasi dan nilai-nilai masyarakat yang dominan.

(Yosef)

Jelajah Desa

Pramuka Kwarran Cigombong “Terbang” Bareng Dirgantara, Bangkitkan Mimpi Anak Muda

BERIMBANG.com, Cigombong – | Langit bukan lagi sekadar latar, tapi juga inspirasi. Inilah semangat yang coba dibawa Kwartir Ranting (Kwarran) Pramuka Cigombong saat menggelar kegiatan Safari Dirgantara di Lapangan Utama Dulido, Sabtu (21/6). Puluhan Pramuka Penegak dari berbagai Gugusdepan diajak mengenal lebih dekat dunia penerbangan dan kedirgantaraan dengan cara yang seru dan edukatif.

Acara ini bekerja sama dengan Saka Dirgantara Kwarcab Kabupaten Bogor dan menghadirkan materi materi yang dikemas menarik mulai dari pengenalan sejarah TNI AU, dasar navigasi udara, pelatihan baris-berbaris ala Dirgantara, hingga sesi praktik dan permainan edukatif.

Wakil Ketua Kwarran Cigombong, Kak Wawan Gunawan, M.M., menjelaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya soal seragam atau disiplin, tapi juga membuka wawasan dan membangun karakter.
“Kami ingin Pramuka punya impian besar, setinggi langit, dan tetap punya pijakan kuat lewat nilai-nilai kepramukaan,” ujarnya.

Kegiatan ini disambut antusias. Suasana penuh semangat, canda tawa, dan kekaguman terlihat sepanjang kegiatan. Banyak peserta mengaku baru kali ini mengenal lebih dalam soal dunia dirgantara.

“Awalnya saya kira cuma main baris-berbaris biasa. Tapi ternyata seru, banyak hal baru yang kami pelajari,” ujar Aldi, peserta asal Gudep Cigombong.

Safari Dirgantara menjadi bukti bahwa pendidikan bisa hadir dalam bentuk yang menyenangkan dan inspiratif. Dari lapangan sederhana di kaki Gunung Salak, semangat untuk menjelajah langit mulai tumbuh di hati para Pramuka muda.

(Abah Salawasna)

Jelajah Desa

KANNI dan YLBH Pendekar Bersatu, Siap Gugat Desa yang Tutup Data APBDes

BERIMBANG.com, Bogor — Sejumlah desa di Kabupaten Bogor dalam waktu dekat akan menghadapi gugatan hukum terkait dugaan pelanggaran keterbukaan informasi publik. Gugatan itu bakal diajukan oleh dua lembaga advokasi hukum, Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Bogor dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum (YLBH) Pendekar.

Ketua KANNI Kabupaten Bogor, Haidy Arsyad, dan Ketua YLBH Pendekar, Hendra Sudrajat, menyatakan tekadnya untuk membawa kasus tersebut ke Komisi Informasi Provinsi Jawa Barat. “Kami tidak tinggal diam melihat ketertutupan pengelolaan APBDes. Ini uang rakyat, dan rakyat berhak tahu,” kata Haidy kepada Tempo, Jumat, 20 Juni 2025.

Pernyataan itu ia sampaikan usai bertemu Hendra Sudrajat di kantor YLBH Pendekar, Cigombong. Pertemuan berlangsung santai namun penuh tekanan moral terhadap praktik birokrasi desa yang dinilai tertutup dan tidak akuntabel.

Resisten Terhadap Permintaan Data

Menurut Haidar sapaan akrab Hendra banyak pemerintah desa di wilayah Cigombong yang enggan merespons permintaan informasi, khususnya dokumen pertanggungjawaban APBDes tahun anggaran 2022 hingga 2024.

“Kami sudah mengirimkan surat permintaan informasi sesuai prosedur. Tapi tidak ada jawaban. Ini pelanggaran terhadap Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik,” ujar Haidar.

Haidy menambahkan, selain menggugat ke Komisi Informasi, pihaknya tengah menyiapkan laporan hukum lanjutan bila ditemukan indikasi penyalahgunaan anggaran.

Edukasi Hukum sebagai Langkah Awal

KANNI dan YLBH Pendekar tak hanya berencana menggugat. Keduanya juga sepakat meningkatkan kesadaran hukum masyarakat desa. Mereka akan menyelenggarakan penyuluhan hukum dan literasi publik tentang hak warga dalam mengakses informasi pemerintah.

“Kita tidak hanya bergerak secara represif, tapi juga preventif. Masyarakat harus tahu, dana desa bukan milik pribadi kepala desa,” kata Haidar.

Pertemuan kedua lembaga ini dinilai sebagai momentum penting dalam mengawal transparansi desa, terutama di tengah maraknya sorotan publik terhadap pengelolaan anggaran daerah.***

“Kami ingin tata kelola desa berjalan bersih dan terbuka. Bukan hanya slogan, tapi gerakan nyata,” pungkas Haidy.

Jelajah Desa

6 Tahun Diduga Edarkan Obat Ilegal, Warga Curiga Ada Pembiaran Sistematis

BERIMBANG.com, Sukabumi – Sebuah warung di kawasan Griya Benda Asri, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, bikin heboh. Diduga keras menjual obat ilegal jenis Tramadol, warung ini tetap leluasa beroperasi meski sudah enam tahun berjalan.

Ironisnya, lokasi warung hanya sepelemparan batu dari Kantor Desa Benda. Warga pun mulai bertanya-tanya: ada apa dengan aparat dan pemerintah desa?

“Ini warung sudah lama jualan Tramadol, semua orang tahu. Tapi nggak pernah ditindak. Polisi ke mana aja?” ujar seorang warga, Kamis (12/6/2025).

Warung tersebut juga tercatat sering berpindah tempat, namun selalu kembali buka dengan aktivitas yang sama. Dugaan pembiaran pun menyeruak, mulai dari level Polsek hingga ke Mabes Polri.

“Semua seolah tutup mata. Jangan-jangan memang ada yang main mata,” ucap warga lain dengan nada kecewa.

Warga juga menyoroti sikap Kepala Desa yang dinilai pasif meski lokasi warung begitu dekat. Mereka mencurigai ada unsur kelalaian atau bahkan keterlibatan.

Padahal, penjualan Tramadol tanpa izin merupakan pelanggaran berat yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan. Pelaku bisa dipidana hingga bertahun-tahun.

Namun hingga berita ini ditulis, belum ada tindakan nyata dari aparat terkait. Masyarakat mendesak penegak hukum turun tangan dan menindak tegas praktik ilegal ini.

“Kalau dibiarkan, ini bisa jadi preseden buruk. Jangan sampai hukum hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas,” pungkas warga.

(Nurma)

Jelajah Desa

Memperingati Hari Jadi Bogor ke-543, Kecamatan Jonggol Gelar “Kecamatan Expo” Meriah dan Inklusif

BERIMBANG.com, Bogor  — Dalam rangka memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-543, Kecamatan Jonggol menyelenggarakan “Kecamatan Expo Jonggol” yang melibatkan partisipasi aktif dari seluruh desa, termasuk Desa Bendungan. Acara yang berlangsung meriah ini menjadi ajang promosi potensi lokal, pelibatan UMKM, hingga pelayanan publik langsung kepada masyarakat.

Baca juga: Apdesi Jonggol Teken MoU dengan Posbakumdes, Dorong Penguatan Bantuan Hukum Untuk Desa

Kepala Desa Bendungan , Hj Nemi Nuraeni, mengungkapkan bahwa keterlibatan desa dalam kegiatan ini tidak hanya sebagai bentuk partisipasi simbolik, namun juga menjadi ruang aktualisasi ekonomi kerakyatan. 

“Ada 14 desa yang menampilkan UMKM unggulan masing-masing. Selain itu, kami juga menghadirkan layanan kesehatan kreatif seperti cek darah dari RSUD Cileungsi dan pelayanan administrasi seperti perpanjangan dokumen,” ungkapnya di sela-sela acara. Kamis (12/6/2025).

Baca juga: DPC APDESI Kabupaten Bogor Peduli Bencana Dan Berbagi Bersama

Menurut Hj Nemi, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat serta memperkenalkan kuliner khas desa. 

“Harapannya, masyarakat tidak hanya mendapat hiburan, tapi juga bisa lebih mengenal kekayaan kuliner lokal dari tiap desa,” tambahnya.

Expo ini juga dimeriahkan dengan berbagai penampilan seni budaya serta bazar produk lokal. Setelah seremoni pembukaan, pengunjung tampak antusias mengikuti berbagai stan layanan maupun pertunjukan yang disiapkan panitia.

Pemerintah Kecamatan Jonggol menyatakan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan yang diharapkan mampu menjadi penggerak ekonomi mikro sekaligus mempererat kebersamaan antarwarga desa.

iik

Jelajah Desa

Apdesi Jonggol Teken MoU dengan Posbakumdes, Dorong Penguatan Bantuan Hukum Untuk Desa

Keterangan Foto : Bendahara APDESI Kecamatan Jonggol, Nemi Nuraeni. ( Foto : Ist).

BERIMBANG.com, Bogor – Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kecamatan Jonggol resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Posko Bantuan Hukum Masyarakat Desa (Posbakumdes), Senin (9/6/2025). Langkah ini dilakukan guna memperkuat layanan hukum bagi masyarakat dan aparatur desa di wilayah tersebut.

Ketua Apdesi Jonggol, Ahmad Yani yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Sukanegara, menyampaikan bahwa kerjasama ini merupakan bentuk komitmen dalam memberikan perlindungan hukum bagi seluruh elemen desa.

Baca Juga : POSBAKUMDES Teken MoU dengan 14 Kepala Desa se-Kecamatan Jonggol: Wujud Nyata Akses Hukum untuk Warga Desa

“Kami semua kepala desa merasa terbantu dengan adanya MoU ini. Di dalamnya, terdapat dukungan hukum, baik untuk aparatur maupun masyarakat desa,” ujar Ahmad Yani kepada wartawan.

Ia juga menambahkan bahwa kesepakatan ini bukan sekadar bentuk kerjasama administratif, tetapi menjadi langkah strategis dalam menciptakan pemerintahan desa yang sadar hukum.

“Semoga sinergitas ini mampu memberikan pengetahuan hukum yang lebih luas dan menjadikan pejabat publik desa bekerja berlandaskan aturan,” lanjutnya.

Hal senada disampaikan Bendahara Apdesi Jonggol, Nemi Nuraeni yang juga merupakan Kepala Desa Bendungan. Menurutnya, minimnya pemahaman hukum di tingkat desa masih menjadi persoalan yang sering dihadapi masyarakat maupun perangkat desa.

“Alhamdulillah, MoU ini menjadi terobosan yang tepat. Banyak pihak di desa yang selama ini kurang paham persoalan hukum, kini bisa mendapatkan akses dan edukasi hukum secara lebih baik,” ucap Nemi.

Sebelumnya, diketahui sebanyak 14 kepala desa di Kecamatan Jonggol dijadwalkan menandatangani MoU dengan Posbakumdes Pusat. Penandatanganan berlangsung di Desa Cibodas, dengan difasilitasi langsung oleh Ketua Apdesi Jonggol, Ahmad Yani, didampingi pengurus lainnya.

Kerjasama ini menargetkan terciptanya akses bantuan hukum gratis bagi masyarakat desa yang membutuhkan, sekaligus memperkuat kapasitas aparatur desa dalam memahami regulasi dan penyelesaian sengketa hukum.

Efendi