Penulis: admin berimbang

Berita Utama

Klarifikasi Kepala SMAN 10 Depok Menuai Sorotan, DPRD Jabar Minta Evaluasi Jalur PAPS

BERIMBANG com | Depok — Polemik penerimaan siswa di SMAN 10 Kota Depok memunculkan sorotan tajam setelah Kepala Sekolah Tinasari Pristiyanti dinilai tidak kooperatif dalam memberikan klarifikasi publik. Isu ini mencuat usai beredarnya informasi adanya siswa dari Kabupaten Bogor yang diterima di sekolah tersebut, meskipun warga sekitar masih banyak yang belum tertampung.

Baca juga: KCD II Akan Panggil Kepsek SMAN 10 Depok, Klarifikasi Polemik Jalur PAPS

Kepala Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Jawa Barat, I Made Supriyatna, menyatakan pihaknya akan segera meminta klarifikasi langsung dari Tinasari.

“Baik, akan saya panggil kepseknya untuk diminta klarifikasi,” ujar I Made Supriyatna melalui pesan singkat, Jumat (19/7/2025).

Baca juga : SMAN 10 Depok Diduga Abaikan Jalur PAPS, Warga Bojongsari Kecewa: “Anak Kami Malah Tersisih”

Sebelumnya, klarifikasi yang diberikan Tinasari bukan ditujukan kepada media, melainkan langsung kepada Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Golkar, Farabi A Rafiq. Langkah tersebut dinilai menyalahi etika komunikasi publik dan mengesampingkan peran jurnalis sebagai penyampai informasi kepada masyarakat.

Dalam pesannya, Tinasari menjelaskan bahwa siswa yang diterima berasal dari wilayah Gunung Sindur melalui jalur Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS). Namun, pernyataan ini justru menambah kegelisahan warga sekitar SMAN 10 Depok.

“Saya dan beberapa orang tua merasa diperlakukan tidak adil dalam proses seleksi jalur PAPS,” ungkap seorang wali murid asal Bojongsari.

Program PAPS merupakan inisiatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang mengutamakan penerimaan siswa dari lingkungan sekitar sekolah, terutama anak-anak yang berisiko putus sekolah. Namun dalam praktiknya, diduga terjadi pelanggaran asas prioritas lokal.

Data yang dihimpun menyebutkan adanya beberapa siswa dari Gunung Sindur, Kabupaten Bogor yang diterima di SMAN 10 Depok. Warga menduga adanya “permainan” dalam proses seleksi.

“Kami warga sekitar ditolak, malah yang dari luar daerah diterima. Ini tidak masuk akal,” lanjut sumber tersebut.

Hingga berita ini diterbitkan, Kepala SMAN 10 Tinasari Pristiyanti belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui telepon maupun pesan belum mendapatkan respons.

Pentingnya Evaluasi Sistem dan Transparansi

Kasus ini membuka kembali wacana tentang pentingnya transparansi dan evaluasi menyeluruh terhadap sistem penerimaan siswa, terutama jalur PAPS. DPRD Jabar diminta untuk turun tangan dalam mengawasi pelaksanaan program pendidikan yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat akar rumput.

iik

 

 

Berita Utama

KCD II Akan Panggil Kepsek SMAN 10 Depok, Klarifikasi Polemik Jalur PAPS

Berimbang.com – Kantor Cabang Dinas (KCD) Pendidikan Wilayah II Provinsi Jawa Barat akan memanggil Kepala Sekolah SMAN 10 Kota Depok, Tinasari, untuk meminta klarifikasi terkait polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS).

Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala KCD II, I Made Supriyatna, kepada berimbang.com pada Jumat (18/7/2025).

“Baik, akan saya panggil kepseknya untuk diminta klarifikasi,” ujar I Made singkat melalui pesan singkat.

Seperti diketahui, proses PPDB jalur PAPS di SMAN 10 Kota Depok menuai keluhan dari warga sekitar, khususnya dari Kecamatan Bojongsari. Sejumlah orang tua mengaku kecewa karena anak mereka tidak diterima di sekolah tersebut, sementara diduga terdapat siswa dari luar wilayah Kota Depok yang justru lolos seleksi.

“Saat mengikuti SPMB jalur PAPS di SMAN 10 Depok, rasanya tidak adil. Anak kami dari Bojongsari tidak diterima, tapi ada yang dari luar Depok malah masuk,” ungkap salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya.

SMAN 10 Depok Diduga Abaikan Jalur PAPS, Warga Bojongsari Kecewa: “Anak Kami Malah Tersisih”

KCD II berjanji akan menindaklanjuti keluhan ini dengan memanggil pihak sekolah untuk memastikan proses PPDB berjalan sesuai ketentuan dan asas keadilan.

iik

Berita Utama

Bangunan Liar di Jalan Juanda Depok Masih Berdiri, Aktivis Kritik Pemkot: Kasatpol PP Mandul

BERIMBANG.com, Depok, 14 Juli 2025 — Meski telah melanggar aturan dan berdiri di atas lahan milik Pertagas Pertamina, bangunan liar di sepanjang Jalan Juanda, Depok, hingga kini belum juga ditertibkan. Surat perintah pembongkaran dari Satpol PP Kota Depok yang telah diterbitkan sejak 8 Juli 2025 tampaknya tak kunjung ditindaklanjuti.

Dalam surat bernomor 300/747//Satpol PP/2025, disebutkan bahwa pemilik bangunan diberi waktu 3×24 jam untuk membongkar sendiri bangunan tersebut secara sukarela. Jika tidak, Tim Operasi Penertiban Terpadu Kota Depok akan melakukan pembongkaran paksa. Namun, hingga batas waktu tersebut terlewati, aktivitas para pedagang di bangunan liar itu tetap berjalan dengan omset yang disebut-sebut mencapai miliaran rupiah.

Anton Sujarwo, seorang aktivis sosial Depok, angkat bicara terkait lambannya penindakan tersebut. Menurutnya, ketegasan aparat penegak perda sangat diragukan.

“Ini ada apa dengan Pemkot Depok dan Satpol PP? Surat sudah jelas diterbitkan, waktu sudah lewat, tapi tidak ada tindakan. Kami warga menduga ada pembiaran yang disengaja atau bahkan permainan di balik ini,” ujar Anton Sujarwo kepada BERIMBANG.com, Senin (14/7/2025).

Anton menilai lemahnya sikap Kasatpol PP Depok membuat kepercayaan masyarakat terhadap penegakan aturan menurun.

“Kalau sudah seperti ini, wajar kalau warga menilai Kasat Pol PP Depok mandul. Masa ada pelanggaran terang-terangan di depan mata dibiarkan begitu saja? Pemerintah daerah harus serius menertibkan,” tegasnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan, pihak Satpol PP Kota Depok belum memberikan keterangan resmi terkait kelanjutan rencana pembongkaran bangunan liar tersebut.

Anton mengingatkan, jika pemerintah terus lamban, warga akan turun tangan melakukan aksi protes lebih besar. “Ini bukan sekadar soal bangunan, ini soal wibawa pemerintah di mata rakyat,” pungkasnya.

iik

Berita Utama

SMAN 10 Depok Diduga Abaikan Jalur PAPS, Warga Bojongsari Kecewa: “Anak Kami Malah Tersisih”

Berimbang.com – Proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui jalur Pencegahan Anak Putus Sekolah (PAPS) di SMAN 10 Kota Depok memunculkan keluhan dari warga sekitar. Sejumlah orang tua murid dari Kecamatan Bojongsari mengaku kecewa lantaran anak mereka tidak diterima, sementara diduga terdapat siswa dari luar wilayah Kota Depok yang justru masuk.

Salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan rasa ketidakadilan saat mengikuti Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) jalur PAPS di SMAN 10 Kota Depok.

“Saya dan beberapa orang tua merasa diperlakukan tidak adil oleh panitia SPMB jalur PAPS di SMAN 10. Kami warga sekitar, tapi anak-anak kami malah tidak diterima, sementara yang dari luar daerah masuk,” ujarnya kepada Berimbang.com, Jumat (11/7/2025).

Wali murid itu juga menyebut memiliki data bahwa terdapat siswa asal Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, yang diterima melalui jalur tersebut. Menurutnya, hal ini bertentangan dengan semangat program PAPS yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

“Program PAPS seharusnya memprioritaskan anak-anak di sekitar sekolah, apalagi yang terancam putus sekolah karena masalah ekonomi. Tapi kami malah tersisih,” tambahnya.

Sebagai informasi, PAPS adalah program afirmatif Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang bertujuan mengurangi angka putus sekolah, terutama bagi anak dari keluarga kurang mampu dan warga sekitar sekolah. PAPS diatur dalam Keputusan Gubernur Jawa Barat dan mengedepankan transparansi serta akuntabilitas.

Namun, hingga berita ini ditayangkan, Kepala SMAN 10 Kota Depok, Tinasari, belum memberikan keterangan resmi. Upaya konfirmasi melalui panggilan dan pesan singkat belum mendapatkan jawaban.

Sementara itu, proses daftar ulang untuk tahun ajaran 2025/2026 di Jawa Barat telah dijadwalkan berlangsung pada 10 Juli 2025.

Apa Itu Jalur PAPS di Jabar?

Jalur PAPS (Pencegahan Anak Putus Sekolah) merupakan salah satu jalur khusus dalam PPDB Jawa Barat dengan manfaat utama:

Memberikan akses pendidikan setara bagi anak dari keluarga kurang mampu.

Mengurangi angka putus sekolah secara proaktif.

Menjamin transparansi dan akuntabilitas data pendaftar.

Mengedepankan seleksi berbasis latar belakang sosial-ekonomi, bukan hanya prestasi akademik.

iik

Depok

Warga Kp. Panggulan Depok Gelar Santunan Anak Yatim dan Duafa Senilai Rp 320 Juta, Meriahkan Muharram dengan Door Prize

Berimbang.com — Masyarakat Kampung Panggulan, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok kembali menggelar kegiatan santunan anak yatim dan duafa sebagai bagian dari peringatan bulan Muharram 1446 H. Kegiatan yang dikenal juga sebagai “Lebaran Anak Yatim” ini berlangsung meriah di Jl. Abdul Fatah, Minggu (16/7/2025).

Rojali atau akrab disapa Gompal, selaku Ketua Panitia, menyampaikan bahwa santunan diberikan kepada 77 anak yatim masing-masing sebesar Rp 2,5 juta per orang dan 213 orang duafa dengan nominal Rp 500 ribu per orang. Total anggaran yang terkumpul dari sumbangan warga, donatur, dan dukungan Ormas Pemuda Pancasila Kelurahan Pengasinan mencapai Rp 320 juta.

“Sudah menjadi kewajiban kita sebagai sesama manusia yang memiliki rasa kepedulian terhadap anak yatim dan duafa. Setidaknya, dengan santunan ini mereka merasa diperhatikan dan disenangkan hatinya. Semoga bermanfaat dan kelak menjadi anak-anak yang sukses, bahagia, dan soleh,” ujar Rojali dalam sambutannya.

Acara ini juga dimeriahkan dengan pembagian door prize berupa kipas angin dan dispenser dari Pemuda Pancasila Kelurahan Pengasinan, yang turut membantu dalam pengamanan dan pengaturan lalu lintas selama acara berlangsung.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut aparat pemerintah setempat, para tokoh masyarakat, tokoh agama, serta anggota Ormas Pemuda Pancasila. Menurut Rojali, santunan anak yatim dan duafa ini telah menjadi agenda rutin tahunan di Kampung Panggulan setiap bulan Muharram, dengan tujuan membangun kepedulian sosial di kalangan masyarakat.

“Alhamdulillah, acara berjalan lancar sesuai rencana. Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut dan menginspirasi lingkungan lain,” tambahnya.

iik

Bogor

Warga Perumahan Pesona Caringin Residence Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim Pada Peringatan 10 Muharram

BERIMBANG.COM, Bogor – Warga Perumahan Pesona Caringin Residence, Kabupaten Bogor mengadakan kegiatan berbagi kebahagiaan bersama Anak – Anak Yatim dalam rangka peringatan 10 Muharram 1447 Hijriyah, pada Minggu 6 Juli 2025.

Kegiatan tersebut dengan memberikan santunan kepada 40 Anak Yatim yang ada di Lingkungan RT sekitar. Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Caringin, Mulyadi beserta perwakilan RW, kegiatan itu juga di isi dengan Tausiyah oleh Ustad Hafid atau yang dikenal sebagai Ki Nassar Muda.

Eko, Ketua Paguyuban Warga Pesona Caringin Residence mengungkapkan, pada kegiatan 10 Muharram dengan berbagi kebahagiaan ini merupakan bentuk pedulinya Warga Perumahan Pesona Caringin Residence terhadap Anak Yatim.

“Alhamdulillah diadakannya acara santunan ini sebagai bentuk kepeduliannya Warga Perumahan terhadap Anak Yatim, kami juga berharap kegiatan ini berkelanjutan pada tahun berikutnya serta dapat lebih banyak lagi dalam berbagi kebahagiaan, dan semoga ini menjadikan ladang paha bagi kita semua,” ucapnya.

(NA)

Bogor

Rembuk Stunting Desa Srogol Tahun 2025, Rt Rw Ikut Peran Penting Dalam Menjaga Kesehatan Masyarakat

BERIMBANG.COM, Bogor – Pemerintah Desa (Pemdes) Srogol melaksanakan kegiatan rembuk stunting tahun anggaran tahun 2025, bertempat di Aula Kantor Desa Srogol, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jumat (4/7/2025) pagi tadi.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Desa Srogol, Kepala Puskesmas Cigombong, Pankes Kecamatan Cigombong, Pendamping Desa, Babinsa dan Babinmas Desa Srogol, Bidan Desa Srogol, PKK Desa Srogol, Kader Posyandu Desa Srogol, RT dan RW se-Desa Srogol. Kegiatan ini sebagai upaya kolaboratif dalam mencegah dan menanggulangi kasus stunting di wilayah Desa Srogol.

Rembuk stunting ini, berharap bisa merumuskan langkah konkret yang melibatkan seluruh elemen masyarakat demi memastikan untuk Ibu Hamil dan menyusui serta Anak – Anak kita tumbuh sehat dan cerdas.

“Melalui kegiatan ini sebagai agenda dan fokus pada penyusunan program kesehatan, seperti peningkatan layanan posyandu, penyuluhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui serta Balita. Tentunya perlunya peran pentingnya juga dari pihak RT, RW dan Masyarakat melakukan pemantauan tumbuh kembang anak melalui posyandu,” ungkap Asep Irwan Kuswara, Kepala Desa Srogol kepada Berimbang.com

Dirinya menambahkan, Untuk kedepannya akan diterapkan pelaporan setiap minggunya dengan hasil pengecekan atau pemantauan para RT, RW dan Posyandu masing – masing terhadap kondisi Ibu Hamil dan menyusui serta Balita.

“Akan diterapkannya pelaporan mingguan sebagai upaya peningkatan kesehatan untuk masyarakat agar terkontrol dan terhindar dari kasus stunting,” ucapnya.

Sementara itu, pantauan berimbang.com, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Cigombong, Dr, Hj. Dian Nurdiani menekankan agar RT dan RW harus ikut berperan aktif dalam menjaga kesehatan masyarakat, terutama dalam pencegahan dan penanganan pada kasus stunting. Disitu terlihat juga Dr, Hj. Dian memberikan tanya jawab kepada RT dan RW secara mendetail bagaimana mana caranya dalam pencegahan dan penanganan kasus stunting. Menurutnya dalam menjaga kesehatan adalah tanggung jawab bersama, dari mulai Masyarakat, RT dan RW hingga pihak terkait.

(Na)

Bogor

Pemdes Cijeruk Sambut Mahasiswa IPB Yang Akan Melaksanakan KKN-T Untuk Menambah Wawasan Dan Pengembangan Desa

BERIMBANG.COM, Bogor – Pemerintah Desa Cijeruk menyambut baik kedatangan Mahasiswa yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) University 2025 di wilayah Cijeruk, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.

Acara penyambutan Mahasiswa tersebut sekaligus pembukaan KKN-T, hadir dalam acara tersebut, Kepala Desa Cijeruk, Dosen pembimbing lapangan, Mahasiswa, BPD Desa Cijeruk, RT, RW, PKK, dan Kader. Tujuan dari KKN-T ini adalah perkembangan berkelanjutan masyarakat agromaritim untuk mencapai socio resilience atau untuk memberikan kontribusi positif bagi pembangunan Desa melalui penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki oleh Mahasiswa.

Kepala Desa Cijeruk, H. Asep Saepul Rohman, S.ip mengungkapkan, Sangat pentingnya dilakukan penyambutan dan pembukaan resmi untuk Mahasiswa KKN-T. Selain itu, juga menjadikan ajang koordinasi antara Pemerintah Desa, Mahasiswa, dan Dosen pembimbing lapangan untuk kelancaran pelaksanaan program KKN-T yang akan dilaksanakan.

“Mahasiswa KKN-T yang menyusun program kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan dan potensi Desa, dengan dukungan pasilitas dari pemerintah Desa,” ungkapnya Kepada Berimbang.com, selasa (1/7/205) usai acara pembukaan KKN-T

Dengan adanya KKN-T ini, Pemerintah Desa dapat memanfaatkan potensi Desa untuk menjadi lokasi KKN-T dan menggali potensi tersebut bersama Mahasiswa. KKN-T diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa dalam bentuk peningkatan pengembangan hidup, potensi Desa, dan pemberdayaan masyarakat, serta menjadi pengalaman berharga bagi mahasiswa.

“Melalui KKN-T, Mahasiswa dapat berkontribusi langsung dalam pembangunan Desa, sementara Pemerintah Desa mendapatkan dukungan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan mengembangkan potensi wilayahnya. Dan intinya Mahasiswa dan Pemerintah Desa dapat berkolaborasi dalam melakukan suatu kegiatan, sehingga masing – masing mendapatkan pengalaman yang bermanfaat bagi semua,” pungkasnya

(Na)

Berita Utama

Wawali Depok, Chandra Tantang Warga Yang Teriak Minta Mundur, Anton : Kesan Negatif, Berpotensi Konflik

BERIMBANG.com, Depok – Isu dugaan jual beli bangku sekolah di Sistem Penerimaan Murid Baru ( SPMB) di Kota Depok memantik reaksi keras dari warga yang juga Pembina Arema.,  Anton Sujarwo, yang menagih janji Wakil Wali Kota Depok, Chandra Rahmansyah , yang pernah berkomitmen akan mundur dari jabatannya jika terbukti ada praktik semacam itu.

Sebelumnya Wakil Walikota Depok, Chandra Rahmansyah menantang siapapun yang memintanya mundur

Menanggapi desakan agar dirinya mundur dari jabatan, Chandra Rahmansyah melontarkan tantangan terbuka. Ia meminta pihak-pihak yang menyuarakan hal tersebut untuk menemuinya secara langsung, alih-alih menyebar informasi yang memutarbalikkan fakta di media.

“Siapapun orangnya yang berteriak-teriak bahwa mundur wakil wali kota, suruh menghadap beliau (merujuk pada dirinya sendiri). Buka 24 jam,” tantangnya.

“Ngobrol saja. Bukan dengan cara muter balikan fakta, membuat seolah-olah membodohi masyarakat dengan informasi-informasi yang tidak benar.”

Ia menegaskan bahwa jabatan adalah amanah dan dirinya tidak gila jabatan.

“Jabatan itu titipan dari Allah. Jangan dipikir, saya ini orang gila jabatan,” tambahnya.

“Saya ingin meluruskan, saya bukan menerima tantangan Pak Wakil seperti yang disampaikan beliau di depan awak media,” tegas Anton, Senin (1/7).

Menurutnya, narasi ‘menantang dan ditantang’ justru menghadirkan kesan negatif dan mengarah pada konflik yang tak perlu.

“Bagi saya, bicara tantang-menantang itu kesannya serem kali,” ujar Anton sembari tertawa kecil.

Anton menyatakan bahwa dirinya hanya ingin mengingatkan janji moral seorang pemimpin di hadapan rakyat. Ia juga menegaskan komitmennya sebagai warga yang siap bertanggung jawab atas kritik yang ia sampaikan.

“Saya siap menghadap Pak Wakil, kapan pun 24 jam kurang 1 menit, jika memang diperintahkan untuk hadir di depan pimpinan kota. Karena saya percaya, kritik adalah bentuk kepedulian,” ungkapnya.

Isu mengenai jual beli bangku SPMB ini telah menjadi sorotan publik, terutama karena keterkaitan dengan nilai transparansi dan keadilan dalam sistem pendidikan.

IiK

Berita Utama

Viral, Dugaan Praktik Percaloan SPMB, Aktivis : Kalau Memang Guru Di Proses, Wakil Walikota Juga Harus Mundur

BERIMBANG.com, Depok – Polemik Sistem Penerimaan Murid Baru  (SPMB) di Kota Depok kembali memanas setelah seorang guru bernama Roni diduga terlibat dalam praktik percaloan dan kini sedang dalam proses penanganan oleh pihak berwenang. Menanggapi hal ini, seorang aktivis di Kota Depok, Hersong, menyuarakan protes keras di depan SDN 21 Depok.

Wakil Wali Kota Depok Siap Mundur Jika Terbukti Ada Praktik Titip Siswa, Komunitas Arema: Jangan Hanya Gertak Sambal!

Dalam pernyataan yang beredar di media sosial beberapa waktu yang lalu,   Hersong mengklaim sebagai “pembela kepala sekolah” dan bagian dari tim sukses salah satu tokoh politik, menantang Wakil Wali Kota Depok untuk menepati janji kampanyenya.

“Kalau memang Pak Roni ini diproses, kamu (Wakil Wali Kota) juga harus mundur. Sesuai dengan sumpah kampanye, akan mundur kalau ada jalur sokongan,” tegas Hersong dalam pernyataannya.

Menurut Hersong, tindakan yang dilakukan oleh Roni bukanlah sebuah kejahatan, melainkan upaya wajar untuk membantu murid dan guru yang kesulitan dalam proses PPDB. Ia menyayangkan tindakan penangkapan yang menurutnya tidak adil.

“Dia membantu guru, bantu muridnya, itu wajar. Orang main tangkep-tangkep aja. Pak Roni seorang guru, masa depan dia masih cerah,” ujarnya.

Hersong juga mengisyaratkan bahwa praktik semacam ini bukan hal baru dan kerap terjadi setiap tahun. Ia menggunakan istilah “calo menangkap calo” untuk menggambarkan situasi yang menurutnya ironis, serta menyebut bahwa praktik percaloan ada di berbagai sektor, tidak hanya pendidikan.

Lebih lanjut, ia menyerukan agar semua pihak yang terlibat untuk berdamai. Hersong mengklaim bahwa uang yang menjadi pokok permasalahan telah dikembalikan, sehingga ia meminta agar proses hukum tidak dilanjutkan.

“Berdamailah. Sudah, duit sudah dikembalikan. Kita sudah sama, apa lagi? Jangan korbankan guru dan operator dalam proses SPMB ini,” katanya.

Ia berharap fokus utama dikembalikan pada tujuan awal, yaitu memastikan seluruh anak di Depok mendapatkan kesempatan bersekolah.

“Yang penting warga Depok sekolah sesuai dengan cita-citanya,” tutup Hersong.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak Wakil Wali Kota Depok maupun Dinas Pendidikan Kota Depok terkait pernyataan dan tantangan yang dilontarkan oleh Hersong. Pihak berwenang juga belum memberikan detail mengenai status hukum dan proses yang sedang dijalani oleh guru bernama Roni tersebut.

iik