Penulis: admin berimbang

Daerah

Dampak Larangan Study Tour Dedi Mulyadi, Pengusaha Bus Menjerit: “Ini Lebih Parah dari Covid-19”

BANDUNG, BERIMBANGCOM — Kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang melarang kegiatan study tour sekolah mulai Mei 2025, kini menuai protes besar-besaran dari pelaku usaha sektor pariwisata. Dalam aksi yang digelar Senin (21/7/2025) di depan Gedung Sate, puluhan bus diparkir sebagai bentuk perlawanan simbolik terhadap aturan yang dinilai mematikan ekonomi rakyat kecil.

Aksi yang diinisiasi oleh Solidaritas Pekerja Pariwisata Jawa Barat ini diikuti oleh ratusan pengusaha bus, tour leader, agen travel, hingga pelaku UMKM. Mereka menuntut Gubernur mencabut Surat Edaran Nomor 45/PK.03.03/KESRA, khususnya poin yang melarang kegiatan karyawisata sekolah.

“Ini lebih parah dari masa Covid-19. Saat pandemi, masih ada bantuan. Sekarang? Nol order, nol pendapatan,” ujar Herdi Sudarja, koordinator aksi dan pengelola bus pariwisata.


Hidup Rakyat Tergencet, Ekonomi Cibaduyut Kolaps

Bukan hanya pengusaha bus yang terdampak. Mamat Tango (50), pelaku UMKM di kawasan Cibaduyut, menyebut banyak toko sepatu dan cinderamata yang tutup akibat sepinya wisata edukatif pelajar.

“Kalau tidak ada pelajar dari study tour, siapa lagi yang belanja di tempat kami? Sekarang karyawan kami sudah banyak yang dirumahkan, bahkan PHK,” ujar Mamat.


Pemandu Wisata Terpaksa Jadi Pekerja Serabutan

Nasib pahit juga dialami Raden Mochtar (49), pemandu wisata asal Cirebon. Setelah 15 tahun menggantungkan hidup dari pariwisata, kini ia harus mencari kerja serabutan demi menyambung hidup.

“Serabutan ke mana-mana, yang penting bisa makan. Istri kerja setengah hari seminggu cuma tiga kali. Tidak cukup,” keluh Raden.


Minta Gubernur Dedi Tinjau Ulang

Para demonstran mendesak Gubernur Dedi Mulyadi untuk membuka ruang dialog dan meninjau ulang kebijakan tersebut. Menurut mereka, jika alasan larangan adalah keselamatan, maka solusi bukanlah pelarangan total, melainkan pengawasan dan regulasi yang lebih ketat.

“Jangan matikan satu ekosistem ekonomi hanya karena satu kekhawatiran. Kami minta aturan ini dicabut,” tegas Herdi.***

Nasional

Skandal Penjara Cipinang: 16 Napi Kendalikan Bisnis Open BO dari Bui, Diduga Libatkan Oknum Lapas

Berimbang.com – Jakarta. Skandal kembali mencuat dari balik jeruji besi. Sebanyak 16 narapidana di Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur, diketahui masih bisa mengendalikan bisnis prostitusi daring atau open booking order (BO), bahkan melibatkan anak di bawah umur.

Ironisnya, praktik ilegal ini berhasil berjalan sejak tahun 2023 dan baru terbongkar setelah aparat Polda Metro Jaya mengendus aktivitas mencurigakan di media sosial X (dahulu Twitter), yang mempromosikan grup Open BO Pelajar Jakarta dengan nama “Pretty 1185”.

“Dua korban berinisial CG dan AB, keduanya berusia 16 tahun, kami amankan dari sebuah hotel di Jakarta Selatan. Pelaku utama ternyata sedang menjalani hukuman di Lapas Cipinang,” ungkap AKBP Herman Eco Tampubolong, Plh Kasubdit II Ditsiber Polda Metro Jaya, Sabtu (19/7).

Temuan ini diperkuat razia mendadak yang dilakukan pihak Lapas Cipinang bersama Brimob dan Sabhara pada Minggu dini hari (20/7). Sejumlah ponsel dan barang elektronik ilegal ditemukan dalam sel para napi, termasuk milik napi berinisial AN yang menjadi dalang bisnis haram ini.

Dipindah ke Penjara ‘Teraman’, Oknum Petugas Terancam Sanksi Pidana

Kepala Lapas Kelas I Cipinang, Wachid Wibowo, membenarkan adanya pemindahan ke-16 napi ke Lapas Nusakambangan yang dikenal memiliki sistem pengamanan ekstra ketat.

“Perintah langsung dari Direktorat, kami lakukan pemindahan ke Nusakambangan,” ujarnya, Senin (21/7).

Ditjen Pemasyarakatan menyatakan tengah mendalami dugaan keterlibatan oknum petugas lapas dalam kasus ini. Bila terbukti, mereka akan dijatuhi sanksi administratif hingga pidana.

“Tidak ada toleransi. Kalau terbukti, siapa pun akan kami proses secara tegas,” kata Rika Aprianti, Koordinator Humas dan Protokol Ditjen PAS.

Bilik Asmara dan Bisnis Gelap Lapas Pamekasan: Antara Fakta dan Bantahan

Tak hanya Cipinang, kontroversi juga mengarah ke Lapas Kelas II A Pamekasan, Jawa Timur. Seorang istri napi berinisial ST mengaku membayar Rp 400 ribu untuk menggunakan bilik asmara, ruangan khusus untuk berduaan dengan suami di dalam lapas.

“Tempatnya seperti kamar, ada kasur dan bantal. Tapi tidak layak, bahkan terasa malu karena setelah keluar, dilihat banyak orang,” kata ST.

Salah satu mantan napi mengklaim harga bilik asmara bervariasi antara Rp 300-500 ribu per jam. Bahkan, ada napi yang difasilitasi keluar lapas untuk bertemu keluarganya.

Namun, Kepala Lapas Pamekasan, Syukron Hamdani, membantah keras tuduhan tersebut. “Kalau hal tersebut tidak ada di lapas kami. Jika ada laporan masyarakat, silakan lampirkan data konkret,” tegasnya.***

Nasional

Heboh “SIM Jakarta”, Polisi Diperiksa, Korlantas Tegaskan SIM Berlaku Nasional

BERIMBANG.COM – Jakarta.
Viralnya video keributan antara seorang petugas polisi dan seorang pengemudi wanita di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta KM 17 menuai polemik publik. Dalam video tersebut, sang petugas terlihat meminta sang pengemudi untuk menunjukkan “SIM Jakarta”, yang kemudian menuai kebingungan dan kritik di media sosial.

Peristiwa yang terjadi pada Sabtu (12/7/2025) malam itu langsung menjadi perhatian pihak kepolisian. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Komarudin, mengonfirmasi bahwa petugas dalam video tersebut, Aiptu Tarmono, telah diperiksa secara internal.

“Kami belum menemukan pelanggaran anggota, hanya salah ucap saja. Yang dimaksud adalah SIM A yang dikeluarkan Polri, bukan SIM ‘Jakarta’,” ujar Komarudin, Jumat (18/7/2025).

Komarudin menjelaskan bahwa saat itu situasi malam hari membuat petugas tidak dapat memastikan keaslian SIM yang ditunjukkan. SIM yang ditunjukkan berwarna kebiruan, yang belakangan diketahui sebagai SIM militer dari Polisi Militer TNI, bukan SIM sipil berwarna putih yang dikeluarkan oleh Polri.

“Kesalahan hanya pada penyampaian. Petugas sempat menyebut ‘SIM Jakarta’, padahal maksudnya SIM yang sah dari Polri. Ini terekam kamera dan viral,” tambahnya.

Korlantas: SIM Berlaku Nasional, Tak Ada Istilah “SIM Jakarta”

Menanggapi kericuhan tersebut, Direktur Registrasi dan Identifikasi (Dirregident) Korlantas Polri, Brigjen Pol Wibowo, menegaskan bahwa tidak ada istilah “SIM Jakarta”.

“Sistem kita nasional, bukan federal. SIM dari mana pun di Indonesia berlaku di seluruh wilayah RI,” tegas Wibowo, Sabtu (19/7/2025).

Ia menegaskan bahwa sesuai Perpol Nomor 2 Tahun 2023, SIM yang dikeluarkan oleh Satpas Polri berlaku nasional, asalkan masih aktif dan legal.

“SIM Aceh tetap sah digunakan di Papua. Tak ada pembatasan wilayah. Pengendara tidak perlu takut ditilang hanya karena SIM-nya bukan dari daerah setempat,” ujar Wibowo.

Pernyataan ini diharapkan menjadi penegas bagi masyarakat agar tidak khawatir saat berkendara di luar daerah asal mereka.

Pemeriksaan Masih Berlanjut

Sementara itu, Aiptu Tarmono masih dalam proses pemeriksaan internal untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan wewenang. Polda Metro Jaya juga membuka ruang bagi pengemudi wanita tersebut untuk melapor secara resmi apabila merasa dirugikan.

Polemik ini menjadi pengingat pentingnya komunikasi yang tepat dari aparat kepada masyarakat, sekaligus edukasi publik soal aturan berkendara di Indonesia.***

 

Daerah

LPEM UI Nilai Kebijakan Rombel 50 Siswa di Jabar Tak Tepat Sasaran, Fokus Ideal Justru di SMP

Berimbang.com – Bandung.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat menuai sorotan usai menetapkan batas maksimal jumlah siswa per rombongan belajar (rombel) SMA/SMK negeri menjadi 50 siswa per kelas melalui Keputusan Gubernur Nomor 463.1/Kep.323-Disdik/2025. Kebijakan ini diklaim untuk menekan angka putus sekolah. Namun, Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menilai kebijakan tersebut tidak tepat sasaran.

Dalam laporan terbarunya, LPEM FEB UI menegaskan bahwa permasalahan utama bukan pada kapasitas total sekolah, melainkan pada ketimpangan spasial dan dominasi sekolah swasta, terutama di jenjang menengah atas. Data mereka menunjukkan sekitar 83 persen SMA dan SMK di Jabar dikelola oleh swasta, sementara proporsi sekolah negeri tergolong rendah di sebagian besar kabupaten/kota.

“Dominasi sekolah swasta ini memengaruhi keadilan akses pendidikan. Siswa dari keluarga kurang mampu berisiko terpinggirkan karena biaya sekolah swasta yang tinggi atau lokasi yang tidak terjangkau,” tulis laporan LPEM FEB UI, Senin (21/7).

Selain itu, kebijakan ini disebut menyimpang dari Permendikbudristek Nomor 47 Tahun 2023, terutama Pasal 8 ayat (2) huruf f, yang mengatur batas ideal jumlah siswa per rombel.

Sekolah Swasta Terancam, Efektivitas SMK Turun

LPEM FEB UI juga mengingatkan bahwa penambahan daya tampung sekolah negeri secara sepihak dapat memperburuk persaingan dengan sekolah swasta yang saat ini saja kesulitan menarik murid. Kondisi ini dikhawatirkan dapat mengancam keberlanjutan banyak sekolah swasta di Jabar.

Dari sisi teknis, LPEM menyebut karakteristik SMA dan SMK berbeda. Jika SMA cenderung homogen dan mampu menampung hingga 34 siswa per kelas, SMK membutuhkan pendekatan berbeda karena banyak mengandalkan pembelajaran praktik.

“Meningkatkan jumlah siswa SMK hingga 50 per kelas berpotensi menurunkan efektivitas pembelajaran, khususnya untuk pelajaran berbasis praktik,” ujar LPEM.

Fokus Seharusnya di Jenjang SMP

LPEM FEB UI menyarankan agar Pemprov Jabar memprioritaskan penambahan kapasitas pada jenjang SMP, bukan langsung di SMA/SMK. Pasalnya, jenjang SMP merupakan titik kritis dalam kesinambungan pendidikan.

“Jika bottleneck terjadi di SMP, maka intervensi di jenjang SMA/SMK akan sia-sia karena banyak siswa sudah tersisih sejak sebelumnya,” tegas laporan tersebut.

Dengan memperkuat akses ke jenjang SMP, pemerintah disebut bisa membangun fondasi pendidikan menengah yang lebih kuat dan inklusif, sehingga dampaknya jauh lebih merata dan berkelanjutan.

Red

Nasional

Waspadai Risiko, Celios: Koperasi Merah Putih Bisa Gagal Bayar Rp 85,96 Triliun

Berimbang.com – Jakarta | Ekonomi & Bisnis
Program ambisius Presiden Prabowo Subianto melalui pembentukan 80 ribu lebih unit Koperasi Desa Merah Putih diprediksi menghadapi tantangan serius dari sisi pembiayaan. Lembaga riset Center of Economic and Law Studies (Celios) mengungkapkan potensi gagal bayar hingga Rp 85,96 triliun dalam kurun enam tahun mendatang.

Dalam laporan berjudul “Dampak Ekonomi Koperasi Merah Putih”, Direktur Eksekutif Celios Nailul Huda mengingatkan adanya opportunity cost sebesar Rp 76 triliun yang harus ditanggung oleh bank pelat merah karena mengucurkan dana ke koperasi ini. Dana tersebut seharusnya bisa dialokasikan ke sektor dengan pengembalian lebih tinggi, seperti Surat Berharga Negara (SBN).

“Tingkat risiko cukup tinggi jika tidak ada mitigasi yang kuat. NPL koperasi bisa di atas 4 persen, bahkan potensi kredit macet bisa tembus Rp 28,33 triliun di tahun keenam,” ujar Nailul.

Program ini didanai melalui pinjaman bank milik negara (Himbara) dengan plafon Rp 3 miliar per koperasi, bunga 3 persen per tahun, dan tenor enam tahun. Namun, Celios menilai efisiensi pemanfaatan dana tergolong rendah dan bisa menjadi beban fiskal tersembunyi.

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan masih mengkaji model bisnis koperasi ini karena masih dalam tahap uji coba (piloting). Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menegaskan pentingnya kolaborasi dalam memperkuat desain bisnis koperasi agar bisa berkelanjutan dan menghindari dampak sistemik bagi sektor keuangan nasional.

OJK menyambut positif inisiatif ini karena dinilai mampu meningkatkan ekonomi desa, namun tetap menekankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola yang baik (good governance).***

Nasional

Ujian Nasional Dihapus, TKA Jadi Tes Pengganti untuk Siswa SMA Mulai 2025: Ini Jadwal Lengkapnya

Berimbang.com – Jakarta. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) resmi menghapus Ujian Nasional (UN) dan menggantinya dengan Tes Kemampuan Akademik (TKA) mulai tahun ajaran 2025. Tes ini akan diterapkan secara bertahap pada jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK dengan jadwal khusus.

Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, Laksmi Dewi, menyatakan bahwa TKA disiapkan untuk mengukur capaian akademik siswa secara terstandar, namun tidak bersifat wajib dan tidak menentukan kelulusan.

“Sebenarnya ujian nasional sudah tidak ada ya, yang ada ialah Tes Kemampuan Akademik yang akan dilaksanakan di bulan November itu,” kata Laksmi saat ditemui di Jakarta Selatan, Jumat (18/7/2025).

Materi dan Bentuk TKA

Melalui Permendikdasmen Nomor 9 Tahun 2025, TKA hanya akan mengujikan mata pelajaran inti. Untuk jenjang SMA sederajat, siswa akan mengikuti:

  • 3 mata pelajaran wajib: Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris
  • 2 mata pelajaran pilihan: Disesuaikan dengan program studi tujuan di perguruan tinggi

Sementara untuk jenjang SD dan SMP, hanya dua mata pelajaran yang diujikan, yakni Matematika dan Bahasa Indonesia, menggunakan model tes berbasis komputer (CBT).

Jadwal Pelaksanaan TKA SMA/SMK 2025

  • Simulasi TKA: 6–12 Oktober 2025
  • Gladi Bersih TKA: 27–31 Oktober 2025
  • Pelaksanaan TKA: 1–9 November 2025

Meski menjadi pengganti UN, Laksmi menegaskan bahwa TKA bukan penentu kelulusan siswa, melainkan alat evaluasi akademik yang mendukung proses pembelajaran dan pemetaan mutu pendidikan.

Kebijakan ini sekaligus menandai pergeseran paradigma pendidikan nasional yang menitikberatkan pada penilaian holistik dan tidak semata-mata ujian akhir.***

Internasional

Berisiko Meledak! Puluhan Bangunan Liar di Atas Jalur Pipa Gas Depok Ditertibkan

Berimbang.com | Depok – Pemerintah Kota Depok melalui Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) menertibkan 79 bangunan liar (bangli) yang berdiri di atas jalur pipa gas milik Pertamina di Jalan Juanda, Sukmajaya, Senin (21/7/2025). Penertiban dilakukan dengan pengamanan ketat dari aparat TNI dan Polri karena sebagian pemilik bangunan menolak membongkar secara mandiri.

Kepala Satpol PP Kota Depok, Dede Hidayat, menjelaskan bahwa langkah ini diambil setelah proses peringatan melalui tiga Surat Peringatan (SP) tidak diindahkan oleh pemilik bangunan.

“Ini sudah kami bahas dalam tiga kali rapat dengan tim terpadu, dipimpin oleh Bu Sekda. Kami harus tegakkan ketertiban karena ini objek vital nasional,” ujar Dede.

Menurutnya, bangunan-bangunan tersebut berdiri di atas jalur pipa gas yang tertanam sedalam dua meter di bawah tanah. Hal ini sangat berisiko karena bisa memicu ledakan jika terjadi kebocoran atau adanya aktivitas yang menimbulkan api, seperti memasak.

Dede menambahkan, sebanyak 14 titik termasuk area Pasar Kambing yang berada tepat di jalur pipa menjadi perhatian khusus. Meski ada sebagian warga yang masih bertahan, namun mediasi telah dilakukan dan mereka diminta mengosongkan lokasi.

“Sudah tidak ada alasan untuk bertahan karena itu lahan negara. Di Pasar Kambing sendiri titiknya justru lebih rawan,” tegasnya.

Penertiban dilakukan dengan menggunakan tiga alat berat dan melibatkan lebih dari 200 personel gabungan, terdiri dari 150 anggota Satpol PP, 60 personel Polri, serta unsur Garnisun dan Denpom.

iik

Sukabumi

Tim Dhe Siput Hikers Slow But Sure Selalu Di Dampingi Baraya Outdoor Sukabumi Saat Berwisata Naik Gunung

BERIMBANG.COM, Sukabumi – Tim Dhe Siput Hikers Slow But Sure merupakan sebagai Tim penghobi wisata mendaki gunung. mereka setiap dalam mengisi liburannya itu dengan keseruan naik gunung dengan ber-camping.

Tim Dhe Siput Hikers Slow But Sure tersebut kurang lebih baru berdiri tiga (3) bulan. Namun, dengan semangat dan keseruannya itu sudah enam (6) gunung di Wilayah Jawa Barat yang mereka tempuh, dengan selalu di dampingi oleh private strip dari Baraya Outdoor Sukabumi.

Deti, salah satu dari Tim Dhe Siput Hikers Slow But Sure mengatakan, saat mengisi liburan dirinya bersama temennya lebih memilih berwisata dengan naik gunung. Maka, karena kita memiliki hobi yang sama akhirnya kita bentuk Group atau Tim dengan nama Dhe Siput Hikers Slow But Sure.

“Dari pertama dibentuknya Tim ini, kita sudah dapat menempuh enam (6) gunung di Wilayah Jawa Barat. Yaitu, gunung gede, gunung guntur, gunung pangrango, gunung papandayan, gunung cikuray, dan gunung salak yang biasa disebut puncak manik,” ungkapnya kepada media, Senin (21/7/2025)

Menurutnya, dengan berwisata naik gunung dapat merasakan suasana alam yang begitu segar dan melihat pemandangan yang indah. Disamping itu, dapat menyehatkan badan karena berjalan melintasi hutan sehingga dapat membakar kalori.

“Dengan berwisata naik gunung dapat merasakan suasana yang begitu alami serta menikmati suasana hidup dalam hutan sehingga langsung dapat menghirup udara segar,” ucapnya.

Saat hendak mendaki gunung. Lanjut Deti menjelaskan, Tim’nya itu selalu di dampingi oleh private strip dari Baraya Outdoor Sukabumi, Dengan menyediakan rental alat camping yang lengkap.

“Saat liburan naik gunung kita selalu di dampingi oleh private trip dari Baraya Outdoor Sukabumi Dengan persiapan alat yang diperlukan. Tentunya kita sangat merasa nyaman dengan di dampingi oleh Baraya Outdoor Sukabumi, sehingga kita dapat pengalaman dan wawasan saat mendaki gunung. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Baraya Outdoor yang selalu setia mendampingi ketika kita berwisata naik gunung,” pungkasnya.

(NA)

Nasional

Prabowo Temui Jokowi di Solo, Bahas Terobosan Diplomatik dan Pertemuan dengan Trump

SOLO, BERIMBANG.COM – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto kembali menyambangi rumah Presiden ke-7 RI Joko Widodo di Solo, Minggu (20/7/2025) sore. Kunjungan tersebut menjadi pertemuan keempat antara Prabowo dan Jokowi sejak pelantikan Prabowo sebagai Presiden RI.

Presiden Prabowo tiba di kediaman Jokowi sekitar pukul 18.10 WIB sebelum menghadiri Kongres Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Pertemuan berlangsung tertutup selama kurang lebih 30 menit dan dijaga ketat oleh Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Dari luar rumah, sesekali terdengar suara tawa akrab dari dalam, menandakan suasana yang hangat antara dua tokoh besar tersebut. Usai pertemuan, Prabowo tampak diantar keluar oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, yang juga merupakan putra sulung Jokowi.

Turut hadir mendampingi adalah sejumlah pejabat negara seperti Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Luar Negeri Sugiono, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, serta Kepala Badan Pengendalian Pembangunan dan Investigasi Khusus Aris Marsudianto.

Kepada wartawan, Prabowo menjelaskan bahwa dirinya melaporkan hasil lawatan luar negeri kepada Jokowi, termasuk terobosan penting dalam hubungan Indonesia dengan Uni Eropa.

“Saya cerita baru berkeliling dari luar negeri, ya. Beliau juga mengikuti rupanya. Saya ceritakan terobosan-terobosan yang kita dapat kemarin, terutama dengan Uni Eropa. Sepuluh tahun perundingan, akhirnya tembus,” ujar Prabowo.

Jokowi pun mengonfirmasi isi pertemuan tersebut. Menurutnya, diskusi mereka turut menyinggung pertemuan Prabowo dengan mantan Presiden AS, Donald Trump.

“Cerita tadi ketemu dengan Presiden Trump, ada hal-hal yang disampaikan juga. Ya, diselingi canda tawa sedikit,” ungkap Jokowi.

Pertemuan ini memperkuat sinyal komunikasi politik antara dua sosok yang sebelumnya sempat bersaing di panggung Pilpres, namun kini menunjukkan keharmonisan sebagai bagian dari kesinambungan pemerintahan.

Sebelumnya, Prabowo dan Jokowi juga sempat bertemu di beberapa kesempatan sejak November 2024, termasuk silaturahmi di Solo, makan malam di Jakarta, hingga pertemuan di resepsi pernikahan anak Akbar Tandjung.

Red

Bogor

Bogor Masuk Proyek Sampah Jadi Listrik Nasional, Janji Solusi atau Sekadar Gimik Pusat?

BERIMBANG.com, Bogor – Kota Bogor resmi ditetapkan sebagai salah satu dari 33 daerah prioritas nasional dalam proyek Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Kepastian itu terungkap dalam rapat terbatas yang dipimpin langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, pada Kamis (17/7) di Jakarta.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan kesiapan penuh pemerintah kota untuk berkolaborasi dengan Pemkab Bogor. Lokasi yang diajukan adalah lahan di Galuga—wilayah yang selama ini menjadi titik rawan konflik antara masyarakat dan pemerintah terkait tumpukan sampah yang tak tertangani optimal.

“Kami siap memanfaatkan potensi Galuga sebagai solusi pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan,” ujar Dedie.

Namun, benarkah proyek ini akan menjadi solusi nyata? Ataukah ini hanya upaya tambal sulam pusat yang terburu-buru mengejar target RPJMN 2029?

Proyek Ambisius, Realisasi Tak Mudah

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, dalam Rakornas Sampah 2025 menegaskan komitmen pemerintah untuk menuntaskan persoalan sampah nasional 100 persen sebelum 2029. Tapi fakta di lapangan menunjukkan banyak proyek serupa sebelumnya mangkrak karena lemahnya komitmen daerah dan birokrasi yang tumpang tindih.

Kehadiran proyek ini juga merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah daerah menjadi ujung tombak dalam urusan sampah. Tapi lagi-lagi, publik menunggu bukti nyata, bukan sekadar deklarasi politik.

DPRD dan Aktivis: Waspadai Politik Proyek

Beberapa anggota DPRD Kota Bogor dan aktivis lingkungan menyambut baik proyek PSEL, namun mereka mengingatkan agar jangan sampai proyek ini menjadi lahan bancakan baru atau alat pencitraan semata menjelang konsolidasi kekuasaan nasional dan lokal.

“Galuga harus jadi solusi, bukan ladang baru masalah. Pusat harus serius, jangan setengah hati,” tegas seorang aktivis dari Koalisi Hijau Bogor Raya

iik