Artikel

Artikel

Batu Ruby Darah Dara Terjual Rp 396 Miliar

batu ruby

BERIMBANG.COM, JENEWA – Batu mulia Ruby ‘darah dara’ terjual USD30,33 juta atau sekira Rp396 miliar. Batu ruby 25,59 karat tersebut laku terjual dalam acara lelang di Jenewa, Swiss. Sementara, permata merah jambu langka yang dipercaya dahulu dimiliki Napoleon Bonaparte dihargai USD15,9 juta atau sekira Rp207 miliar.

Setelah adu penawaran pada Selasa 12 Mei 2015, batu akik ruby tersebut terjual kepada penelefon anonim. Tawaran yang diajukan sebesar 26,25 juta Franc Swiss.

Menurut lembaga lelang Sotheby, penawaran itu adalah penawaran tertinggi untuk batu akik ruby. Angka itu juga memecahkan rekor harga tertinggi untuk perhiasan Cartier di pelelangan.

Batu akik ruby darah dara yang besar tersebut merupakan batu akik terlangka. “Selama 40 tahun, saya baru pernah melihat batu dengan warna dan ukuran ini. Jadi, batu ini amat langka,” kata Kepada Divisi Perhiasan Internasional Sotheby, David Bennet kepada AFP, Jumat (15/5/2015).

Batu akik lainnya yang dianggap sangat langka adalah batu ‘Merah Muda Bersejarah’ berwarna merah muda menyala seberat 8,72 karat. Cincin bertahtakan batu merah muda itu terjual pada harga 14,8 juta Franc Swiss pada Lelang Perhiasan Magnificent dan Perhiasan Nobel. Menurut Gemological Institute of America, batu cincin akik itu dipercayai pernah menjadi koleksi Putri Mathilde, keponakan Raja Prancis Napoleon I. (AFF)

Artikel

Memilih Pemimpin Pilihan

unnamed (1)
H.M. Idris Abdul Shomad

BERIMBANG.COM – Kepemimpinan adalah gabungan unsur kecerdasan , sifat amanah rasa kemanusiaan keberanian dan disiplin Seorang yang memiliki kelima unsur inilah yang layak dan bisa menjadi Pemimpin sejati”

Pesta demokrasi di Kota Depok tinggal menghitung hari ini menjadi pertanda penting bagi masyarakat Kota Depok agar dapat diperkenalkan figure yang cocok untuk memimpin kota Depok yang akan datang, kita tidak boleh mengajak masyarakat untuk terjebak dalam paradigma yang sempit, kini masyarakat sudah sangat cerdas dalam menilai setiap isi pemberitaan baik cetak maupun elektronik.

Hal tersebut telah terbukti dalam setiap di gelarnya pesta demokrasi pemilu-kada di seluruh wilayah Indonesia, dan pemberitaan terkait issue, Manuver ataupun diskriminasi kini sudah tidak lagi ditelan mentah-mentah oleh masyarakat kota yang sudah sangat cerdas.

Depok kota yang terbangun dengan tatanan keilmuan serta keimanan yang kuat, pondasi itu sudah ditancapkan sejak dulu oleh para pendiri dan pelaku sejarah kota ini .

Penduduk Asli bersama kaum Pendatang bahu membahu membangun Kota Depok sehingga menjadi seperti sekarang banyak faktor pendukung dan penunjang termasuk peran serta baik dalam bentuk Surat kabar, Majalah,Buletin, Radio, Televisi dan kini bahkan sampai kepada media sosial, mengantarkan kota kecil yang tadinya tidak banyak orang mengenal kini Kota Depok bagaikan Magnet yang terus menyedot perhatian mata masyarakat Indonesia dan kini bagaimana kita bersama menjaga dan saling toleransi agar tercipta pembangunan kota dan pembangunan ahklak yang selaras dan berimbang.

Bila seluruh elemen serta lapisan sudah dapat ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan masyarakatnya maka rakyat tersebut pasti akan lebih cerdas dalam menyikapi berbagai hal, Kini pemilihan calon Walikota Depok telah di depan mata, banyak yang sudah berani dengan terang-terangan muncul sebagai calon walikota, dan tidak sedikit juga yang masih malu-malu dibelakang layar mengaku sebagai calon walikota Depok, mereka hadir dari berbagai lapisan tokoh,partai dan organisasi.

Ini menjadi ajang pesta demokrasi yang meriah serta mendidik. Dan saya Idris Abdul Shomad (IAS) siap tampil secara sportif dan sehat untuk maju menjadi bakal calon Walikota Depok pada pemilu mendatang, dan harapan saya bertumpu pada kedua belah telapak tangan saya dgn bermunajat berdo’a kepada Alloh SWT untuk meminta petunjuk dan Ridhonya serta juga tak kalah pentingnya saya memohon do’a restu dari segenap lapisan dan komponen masyarakat Kota Depok agar secara ikhlas serta tulus mengantarkan pribadi saya.

Dengan kekurangan dan kelebihan yang saya miliki agar dapat memimpin Kota Depok lebih baik,insya Allah, Allah punya kehendak masyarakat menetukan dan upaya saya hanya sebatas ikhtiar dan berdoa “Perjuangan bukan utk siasia, potensi besar pasti akan menghasilkan seribu usaha dan bilakita berhenti walaupun sesaat pasti akan tergilas, tak ada niat sedikitpun mundur menjalankan kebaikan dan seribu langkah menuju kebaikan pun belum berarti apa apa karena perjuangan itu tidak terhitung jarak dan waktu.

Kini kita tunggu pesta demokrasi secara resmi serta mari kita jaga tatanan berpolitik sehat, pemberitaan cerdas dan obyektiv, memupuk rasa persaudaraan yang kental walaupun perbedaan itu pasti ada , namun jgn menjadikan perbedaan itu sebagai kendaraan untuk menlancarkan suatu kepantingan sesaat dengan tidak mengedepankan kepentingan masyarakat itu sendiri, kita sadar dan kita telah banyak belajar namun pada akhirnya nanti masyarakatlah yang akan memutuskan mana yang terbaik dalam mengayomi dan mengawal kepentingan masyarakat diatas kepentingan golongan atau pribadi.

Salam sukses selalu menyertai kita semua saya bangga menjadi warga kota Depok dan saya bangga dengan masyarakat Depok yang cerdas lagi agamis,bila bandung dan Surabaya yang jauh dari ibukota bisa hebat”DEPOK JUGA BISA”.(*)

Artikel

Mengembalikan Nilai Perjuangkan KAA

Ditulis oleh : Ahmad Maulana (Ketum HMI Cabang Depok)

Ketua Umum HMI Cabang Depok Ahmad Maulana
Ketua Umum HMI Cabang Depok Ahmad Maulana

BERIMBANG.COM, Minggu ini dunia internasional tertuju kembali kepada Indonesia, seperti 60 tahun silam ketika umur bangsa kita baru 11 tahun. Saat itu bangsa Indonesia bersama empat Negara penggasas berhasil menghimpun 29 negara di dua benua asia dan afrika dalam sebuah Konfrensi Asia-Afrika

Konfrensi Asia-Afrika kala itu menjadi magnet bangsa-bangsa senasib dan sepenanggungan benua Asia-Afrika untuk keluar dari Penjajahan, Kononialisme dan Imprelialisme. Dasasila Bandung  hadir sebagai poin hasil pertemuan Konferensi Asia–Afrika yang dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung. Pernyataan ini berisi tentang “Dukungan bagi kedamaian dan kerjasama dunia”. Dasasila Bandung ini memasukkan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB dan prinsip-prinsip Jawaharlal Nehru.

Kehabatan KAA tak hanya berhenti ditahun 1955, Konferensi ini pula  akhirnya menjadi awal terbentuknya Gerakan Non-Blok pada 1961.

Konfrensi Asia-Afrika dan Kemerdekaan Bangsa-Bangsa

Sejak awal KAA sangat focus terhadap kemerdekaan bangsa-bangsa terjajah, seperti semangat Dasasila Bandung poin ke tujuh “Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemedekaan politik suatu Negara” saat itu kemerdekaan Aljazair seakan menjadi bukti bahwa dorongan Internasional dalam KAA dapat menghapuskan penjajahan didunia.

KAA pada saat itu telah berhasil membakar semangat dan kekuatan moral para pejuang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka.

Dalam pertemuan ketiga kali ini Indonesia juga seakan kembali menyadarkan tentang arti kemerdekaan kepada pemimpin Negara Asia-Afrifa saat ini. Dalam pidato pembukaan KAA Indonesia kembali memperjuangkan kemerdekaan Palestina :Kita dan dunia masih berhutang kepada rakyat Palestina. Dunia tidak berdaya menyaksikan penderitaan rakyat palestina. Kita tidak boleh berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. Kita harus mendukung Negara palestina yang merdeka”.

Semangat Anti Kolonialisme

“Saya mohon Anda tidak berpikir kolonialisme hanya dalam bentuk klasik yang kita Indonesia, dan saudara-saudara kita di berbagai belahan Asia dan Afrika. Kolonialisme juga memiliki gaun modern, dalam bentuk kontrol ekonomi, kontrol intelektual, kontrol fisik oleh komunitas kecil tapi asing dalam suatu Negara”.

Kalimat diatas ducapkan Oleh Presiden Ir. Sukarno dalam sambutan pembukaan Konfrensi Asia-Afrika 1955, kalimat tersebut menjelaskan bahwa Kolonialisme kedepan bukan hanya hadir dengan cara penjajahan, tetapi akan hadir dengan cara yang lebih modern.

Kesadaran akan adanya “Penjajahan Gaya Baru” harus didengungkan kembali, penjajahan model ini yang saat ini sedang berlangsung di Indonesia dan banyak Negara Asia-Afrika, ketergantungan terhadap dana asing, barang ekspor, pasar bebas dan pemikirian luar saat ini telah mengancam Kedaulatan Bangsa dalam berbagai Aspek.

Akhirnya kita semua berharap bahwa 60 tahun KAA tidak hanya agenda rutinitas belaka, bukan hanya agenda nostalgia masa lalu bahkan ceremonial komunitas Internasional seperti pertemuan tanpa hasil pada 2005 silam. Saatnya KAA merealisasikan cita-cita luhurnya dalam semangat anti Kolonialisme.