BogorJabodetabek

Masya Allah!!! Karena Kurang Bayar Biaya Perawatan RSIA UMMI Tahan Jasad Pasien Hingga 25 Jam.

Spread the love

IMG-20170307-WA0063

BERIMBANG.COM,  Bogor – Rasa pedih dirasakan pasangan Arifin dan Ina Risanti, warga Kampung Bulak RT 01 RW 05 Kelurahan Tanah Saeral saat jenazah Mikaila Syauqi anaknya yang baru berusia 6 hari di tahan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Ummi karena kekurangan uang untuk menebus biaya perawatan selama di RS.

Sekjen Pusat Penelitian Pengembangan Pelatihan dan Pengawasan Kebijakan Publik (P5KP) Rudi Zaenudin mengaku, pihaknya menerima laporan setelah tak bernyawa, bayi tersebut ditahan selama 25 jam di RSIA UMMI lantaran kedua orang tuanya belum mampu melunasi biaya perawatan.

Rudi menuturkan, Bayi tersebut di bawa ke rumah sakit pada Sabtu pagi (04/03/17) karena anaknya mengalami tersumbat air susu dan orang tua merasa khawatir.

"Begitu masuk, orang tuanya diminta membayar deposit sebesar Rp10.500.000,-. Namun keluarga hanya memegang uang Rp 3 juta dan langsung diserahkan seluruhnya dengan catatan akan segera dilunasi," kata Rudi, Senin (07/03/17).

Sekitar pukul 20:00 WIB lanjut Rudi, pihak rumah sakit menyampaikan bahwa kondisi bayi tidak bisa diselamatkan. Dan jenazah bisa dibawa pulang dengan syarat harus melunasi pem­bayaran seperti di awal sebe­sar Rp10.500.000,-.

Ia menambahlan, mereka (orang tua korban-red) bingung karena hanya diberi waktu hingga pukul 14:00 WIB untuk melunasi kekuranga pembayaran. Dengan berbagai upaya orang tua korban mencari uang agar bisa membawa jasad sang buah hati.

Dari keterangan Sahwana kakak orang tua bayi malang tersebut kata Rudi, pihak keluarga menginginkan langsung dibawa pulang biar jenazah tidak kelamaan di rumah sakit. Dan setelah negosiasi denga pihak RS hanya dikasih waktu sampai hari Minggu jam dua siang untuk bayar semuanya.

"Bagi meluarga korban mencari uang Rp 7,5 juta untuk melunasi pembayaran yang kurang itu tidak mudah, lalu menggadaikan surat rumah sebesar Rp 6 juta demi bisa membawa pulang jenazah si bayi," ujarnya.

Menurutnya, uang tersebut langsung diserahkan semuanya, tetapi masih ada kekurangan Rp1,5 juta. Na­mun dengan kekurangan itu, ternyata pihak rumah sakit juga belum memperbolehkan membawa bayi yang sudah tak bernyawa tersebut dan menyarankan agar keluarga men­jaminkan surat rumahnya se­bagai pengganti kekurangan.

Yang lebih mengiris hati, selama jasad bayi ditahan dan keluarga mencari uang untuk menebus, argo rumah sakit terus berjalan. Total, pi­hak keluarga harus membayar Rp11.850.000 dari yang semula Rp10.500.000 untuk mengelu­arkan jenazah sang bayi.

“Beberapa kali orang tua bayi pingsan, karena sudah bingung nyari uang ke mana lagi. Kondisi bayi sudah biru karena terlalu lama sementara rumah sakit tidak memberikan toleransi malah menambahkan biaya," tambahnya.

Beruntung, Allah mempertemukan keluarga korban dengan orang baik yang meminjamkan uang hingga akhirnya jasad bayi itu bisa di bawa pulang tadi malam setelah lebih dari sehari ter­tahan di rumah sakit.

"Setelah lunas pembiayaan, kurang lebih 25 jam pihak rumah sakit menahan baru membo­lehkan jenazah bayi pulang.  Saya pikir rumah sakit akan mementingkan sisi kemanusiaan, apalagi rumah sakit Islam, tapi ternyata tidak," keluhnya.

Ia mengaku prihatin dan sangat menyayangkan karena masih kondisi seperti itu di Kota Bogor, dan ia berjanji akan segera me­nyampaikan permasalahan tersebut ke Pemerintah Kota Bogor melalui dinas kesehatan.

"Kalau pelayanannya seperti ini sangat buruk. Tidak ada perikemanusiaan sama sekali. Kalau memang pembayaran harus dipenuhi tapi seharus­nya tidak dengan menahan jenazah seperti itu," sesal Rudi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari RSIA yang berlokasi di Kecamatan Selatan tersebut itu.(angga/yosef)

 

Tinggalkan Balasan